Gua Maria Lawangsih dan Pengiloning Leres
Senin, 12 Des 2011 16:51 WIB
Dhiana Puspitasari
Jakarta - Gua Lawa terletak di Perbukitan Menoreh, Dusun Patihombo, Purwosari, Girimulyo, Kulon Progo, Yogyakarta. Pada awalnya gua ini adalah sebuah Gua Lawa (Gua yang penuh dengan Kelelawar) dan tanah grumbul (semak belukar) yang memiliki lubang kecil di pintu gua dengan luas kurang lebih 1 meter persegi. Namun, lorong-lorongnya bisa dimasuki oleh manusia untuk mencari kotoran kelelawar sampai kedalaman yang tidak terhingga.Kata Lawang dalam bahasa Jawa mengandung arti pintu, gapura, atau gerbang. Kata sih (asih) artinya kasih sayang, cinta, berkat, rahmat. Secara rohani, Lawangsih menunjuk makna Bunda Maria sebagai gerbang surga, pintu berkat. Dalam keyakinan kita, Bunda Maria adalah perantara kita kepada Yesus (per Maria ad Jesum), putranya yang telah menebus dosa manusia dan membawa pada kehidupan kekal.Eksotisme yang dimunculkna dari gua ini juga terluhat dari sungai kecil yang mengalir di dalam gua dan dihiasi oleh stalaktit stalagmit yang indah, perbukitan Menoreh, Gunung Merapi, dan pemandangan Pantai Laut Selatan dari kejauhan. Pada malam hari, Anda akan melihat pemandangan Kota Yogyakarta dengan lampu-lampu yang menambah suasana semakin indah.Di belakang Patung Bunda Maria, terdapat lorong gua yang sangat panjang, dalam dan indah dengan stalagtit dan stalagmit yang memesona. Di dalamnya juga terdapat sumber air yang mengalir tiada henti, jernih, dan sejuk yang selama ini menjadi sumber penghidupan masyarakat sekitar Gua Maria.Di bawah Gua Maria ini terdapat Gua Maria Pengiloning Leres dan di samping gua bertahtalah Patung Kristus Raja yang memberkati dengan ketinggian yang mencapai 3 meter. Di belakang gua terdapat ruang doa yang cukup luas, bersih, dan teduh.Legenda mengatakan, bahwa bukit di Gua Pengiloning Leres ini adalah (Jawa: gedogan) kandang Kuda Sembrani. Banyak orang mengalami peristiwa bahwa hampir setiap Malam Jumat Kliwon atau Selasa Kliwon mendengar suara gaduh, (Jawa: pating gedobrak). Konon, gua ini dulunya dipakai oleh para makhluk halus sebagai kandang kuda Sembrani. Hal ini terbukti dengan adanya sebuah mata air di bagian bawah bukit yang bernama "benjaran" yang berarti tempat minum kuda.Stasi Pelem Dukuh kaya akan pemandangan alam yang asri dan gua alami yang indah. Di bawahnya terdapat Kapel yang sebagian dindingnya adalah Batu Karang (asli) yang menunjukkan Gereja yang dibangun Yesus di atas Batu Karang. Bila masuk ke dalam Gereja kita akan melihat beberapa lukisan yang indah di mana Gerbang Kerajaan Surga tergambar indah di dinding. Adapula kisah pembangunan yang penuh perjuangan. Penataan batu-batu alami di sisi barat Kapel menambah keasriannya. Pemertahanan bentuk alami batu kapur tanpa tembok. Di belakang Altar dihiasi dengan lukisan-lukisan Gunungan Wayang yang menggambarkan Kerajaan Surga, lukisan Rusa dengan hamparan rumput yang luas menghijau juga terpampang di sebelah kiri altar, di belakang patung Bunda Maria. Di atas sana terpampang gambar lima roti dan dua ikan, yang melambangkan makna berbagi sebagai ungkapan dan perwujudan iman umat. Bila dilihat dari bawah, nampak seperti bahtera Nabi Nuh yang pada zaman dahulu telah menyelamatkan manusia dan mahkluk-makhluk lainnya di atas bumi dari air bah. Bentuk bahtera ini kemudian semakin disempurnakan dengan adanya patung Kristus Raja Semesta Alam sebagai nahkoda bahtera tersebut. Patung ini adalah karya dari Romo A. Tri Wahyono Pr. Tempat ini kelak menjadi Golgota dan tempat Bunda Maria Berduka Cita memangku Sang Putra yang telah wafat tersalib (pieta).
Komentar Terbanyak
Bus Pun Tak Lagi Memutar Musik di Perjalanan
Ogah Bayar Royalti Musik, PO Bus Larang Kru Putar Lagu di Jalan
Hotel di Mataram Kaget Disurati LMKN, Ditagih Royalti Musik dari TV di Kamar