Wisata Cagar Alam Pangandaran

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Wisata Cagar Alam Pangandaran

Dhiki Benyes Febrian - detikTravel
Rabu, 21 Des 2011 14:25 WIB
Jakarta - Tepat pukul 06.00 kuterbangun, diiringi dengan suara-suara ayam yang berkokok seolah menyanyi sambil membangunkan orang-orang yang masih tertidur. Serta dapat kulihat burung-burung yang berterbangan meninggalkan sarangnya untuk mencari makan. Dari Timur sang surya menyapaku dengan malu-malu untuk menampakkan cahayanya.Setelah bermalam di rumah nenek temanku tepatnya di Langen Ciamis. Lalu, kami merencanakan untuk pergi berwisata ke Cagar Alam Pangandaran dengan menaiki mobil kepala desa yang telah kami sewa tersebut. Pagi ini terlihat sangat sibuk, di jalan-jalan terlihat ibu-ibu yang tengah berjalan menuju pasar untuk berjualan sayur.Di tengah-tengah perjalanan terdapat pohon yang rindang. Ada pohon mangga yang sedang berbuah sangat lebat. Di samping kiri terdapat tebing yang menjulur ke bawah terdapat pula pohon jambu air yang belum berbuah karena belum musimnya. Dan, di sebelah kanan jalan mobil ada pohon rambutan yang belum berbuah karena belum musimnya. Sungguh pemandangan yang indah desa yang sangat asri dan damai ini.Setelah sampai tempat tujuan, mata saya langung disuguhi oleh panorama pemandangan pantai pasir putih yang begitu eksotis dan indah yang sangat memanjakan mata. Tanpa basa-basi lagi saya langsung bergegas masuk ke cagar alam, harga tiketnya sangat ekonomis hanya Rp7.000,00 per orang. Terdapat banyak monyet yang berada di cagar alam. Tujuan saya yang pertama saya masuk ke mata air seperti sungai kecil. Konon katanya dahulu Dewi Rengganis sering mandi disini, menurut juru kunci disitu airnya pun berkhasiat dapat menyembuhkan penyakit mata dan dapat menyembuhkan penyakit kulit. Banyak wisatawan lokal maupun asing yang berendam di mata air tersebut.Setelah puas di sana, aku pun berpindah mengunjungi sebuah gua. Masing-masing gua terdapat batu pocong, batu kelamin, dan ukiran-ukiran di dinding gua yang gelap dan suram. Konon katanya batu-batu itu berbau mistis, setiap malam jum'at kliwon batu pocong itu akan hilang. Di dekat gua terdapat makam-makam leluhur terdahulu.Puas mengobrol dengan pemandu gua tersebut, lalu aku menelusuri Gua Jepang yang ada di sebelah kanan ujung. Dahulunya dibuat oleh tentara Jepang sebagai benteng pertahanan mereka.Sampai pada tujuan terakhir, aku langsung bergegas menuju pasir putih untuk istirahat sekaligus makan siang yang aku bawa dari rumah nenek temanku. Hampir 1 jam aku beristirahat, lalu aku pun melanjutkan dengan menaiki perahu, harganya pun sangat ekonomis hanya Rp20.000,00 untuk menyewa perahu. Pemandangan terumbu karangnya sangat indah hampir tidak bisa diucapkan dengan kata-kata, sangat indah, airnya pun jernih, terumbu karangnya pun berwarna warni sangat memesona, dan mata kita pun dimanjakan dengan pemandangan laut yang eksotis serta angin laut yang mengombang-ambing tubuh dengan kesejukan di setiap hembusan nafas.Perahunya pun mulai merapat, lalu aku pun bergegas untik mengganti pakaian. Persiapan renang pun sudah siap, akhirnya aku langsung berenang dan bermain di bibir pantai sampai terbenamnya matahari. Keindahannya makin terasa hebat setelah melihat sunset, alangkah indahnya ciptaan Allah SWT.Langit pun sudah gelap, aku pun bersiap-siap untuk pulang. Tetapi, sebelum pulang aku menyempatkan diri untuk berbelanja aneka barang dan kuliner untuk aku jadikan oleh-oleh dan kenang-kenangan dari Pangandaran bagi keluargaku tercinta.Pangandaran juga tidak hanya menyajikan keindahan panorama alamnya saja. Akan tetapi, di sini juga banyak para penjual pernak-pernik dan kuliner yang sangat khas dengan daerah ini. Dan, tentu saja harga yang ditawarkan di sini sangat ekonomis. (travel/travel)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads