Setengah Hari di Pulau Sentosa

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Setengah Hari di Pulau Sentosa

Zoothera - detikTravel
Jumat, 14 Okt 2011 09:53 WIB
Boardwalk to Sentosa
Pemandangan keren dari pedistrian boardwalk Sentosa
Welcome to Sentosa
Ada yang keringetan :p
Pantai pribadinya Hotel Shangrilla
Setengah Hari di Pulau Sentosa
Setengah Hari di Pulau Sentosa
Setengah Hari di Pulau Sentosa
Setengah Hari di Pulau Sentosa
Setengah Hari di Pulau Sentosa
Jakarta - Berbekal tiket promo dari salah satu airlines yang sangat memahami para traveler dengan budget terbatas. Awal Oktober kemarin saya dan suami ditambah dengan seorang teman dan istrinya meluluskan niatan untuk plesiran ke negeri Merlion selama 4 hari 3 malam (2-5 Okt 2011). Sebenarnya, kami berangkatnya rombongan (ada 8 orang lagi teman suami), tapi berhubung pasangan manten anyar ini manut saja sama itenerary yang saya dan suami buat, mereka pun memutuskan untuk ikut ke mana pun saya dan suami pergi. Dan, jadilah seakan-akan kami ini adalah dua pasang insan yang sedang double date karena ke mana-mana memang selalu berempat (saya rendengan sama suami, sementara sang teman rendengan sama istrinya).Ini adalah pertama kalinya saya ke Singapura maka dari itu saya diminta suami untuk membuat itenerary yang detail, yakni mulai dari hari pertama sampai hari terakhir di Singapura, katanya biar nggak bingung mau ke mana-mananya (sebenarnya suami sudah pernah sekali ke sana, cuma waktu itu dia masih belia dan bareng ibunya juga, jadinya terima beres).Thanks to internet yang akhirnya menelantarkan saya kepada beberapa blog orang-orang yang menuturkan pengalaman detail mereka selama di Singapura dan sudah bikin saya seakan-akan sudah jago banget muterin Singapura plus rute-rute MRTnya sampai ke detail transitnya. Padahal statusnya waktu itu masih blank sama sekali. Makanya, saya pun bisa bikin itenerary yang jelas sejelas-jelasnya dan hasilnya saya pun mendapat pujian dari suami.Sesuai schedule, hari ke-2 (3 Oktober) memang sengaja diatur sedemikian rupa untuk jalan-jalan kurang lebih setengah hari di Pulau Sentosa. Kalo dipikir-pikir nih ya, berlama-lama di Sentosa memang agak berlebihan, secara kami nggak berniat main ke Universal Studio yang tersohor itu (mahal). Tapi, ternyata waktu yang dilaluin di Sentosa sepanjang pagi, siang, dan malam kemarin itu terasa berkualitas binti menyenangkan. Berikut kurleb ulasannya.Sekitar pukul 09.00, usai sarapan di kedai yang sangat murah meriah dekat hotel (kawasan Little India), kami melipir ke stasiun terdekat, yakni St. Little India untuk kemudian melaju menuju St. Harbourfront. Karena St. Little India sudah satu jalur dengan st. Harbourfront (jalur ungu), kami pun nggak perlu transit-transit dan hanya melalui lima stasiun saja (nggak usah takut nyasar karena St. Harbourfront adalah stasiun pemberhentian terakhir, semacam Stasiun Kota-Bogor gitu deh).Seturunnya di St. Harbourfront, kami hanya perlu menyusuri petunjuk-petunjuk bertuliskan Vivo City (Sentosa). Ya, St. Harbourfront memang menjadi satu bagian dengan kawasan Mall Vivo City. Menurut primbon catatan saya di Ipod untuk menuju Sentosa dari mall ini ada tiga cara. Pertama bisa naik kereta ekspres (3 SGD), kedua bisa naik gondola (tarifnya kurang tahu berapa), dan terakhir bisa melalui boardwalk alias ngetuk alias jalan kekong yang jarak tempuhnya dengan jalan santai kurleb 1/2 jam (tarifnya hanya 1 SGD). Nah, demi mengatasnamakan "kepingin banyak yang dilihat" kami pun memilih pilihan terakhir padahal mah memang kepingin irit. Akhirnya di itenerary pun saya hanya menuliskan rute boardwalk ke dalamnya.Untuk naik kereta express maupun boardwalk kita bisa membayarnya menggunakan Ez-Link Card yang biasa digunakan untuk naik MRT/Buss.Sampai di Vivo City masih agak pagi, kami langsung menuju loket penjualan tiket tiket song of the sea (10 SGD per orang) yang lokasinya di lantai atas mall  samping stasiun kereta ekspres. Kami membeli tiket untuk pertunjukan pertama, yakni pukul 19.40. Setelah itu, kami muter-muter di dalam mall yang secara fisik nggak jauh beda dengan mall yang ada di Jakarta. Sebelum menuju boardwalk, kami menyempatkan mampir ke Giant untuk membeli bekal air mineral dan jus buah, jaga-jaga saja kalau di Sentosa harga minuman jauh melambung. Maklum dong, kan memang harus diirit-irit secara masih harus bertahan hidup untuk dua hari ke depan. Sebagai catatan, ternyata nggak usah repot-repot bawa air minum karena di Sentosa ada beberapa spot keran air minum.Untuk menuju boardwalk silakan tanya ke bagian informasi, secara waktu itu kami pun begitu tapi yang pasti lokasinya di lantai dasar mall. Cari saja pintu keluar yang mengarah ke Sentosa, dari dalam mall kelihatan gapura bertuliskan Sentosa di seberangnya.Ternyata ya, itu boardwalk nggak bikin kami jalan kaki dalam artian sesungguhnya karena seperti halnya di bandara atau di stasiun-stasiun MRT, di sana juga disediakan travelator di bagian tengah pedistriannya. Dan, nggak usah takut kepanasan karena sepanjang atap boardwalk tertutup manis dengan kanopi. Saya dan rombongan pun berkesimpulan tidak menyesal memilih jalur ini secara selama perjalanan dari titik start sampai finish, mata kami disuguhi dengan view di kanan-kiri yang sangat indah, yakni berupa pemandangan pelabuhan dengan suasana pedistrian yang cozy, genangan air yang tenang, tanaman-tanaman berwarna-warni, dan yang keren adalah itu boardwalk serasa cuma kami berempat yang milikin. Entah apa karena hari itu hari kerja atau emang saking jarangnya ada orang yang memilih jalur itu, pokonya nggak nyesel 100%.Sekitar pukul 12.30, kami sampai di pintu masuk Sentosa, di sana ada penjaga yang membantu untuk menandakan Ez-Link kita, dan benar cuma 1 dolar men. Tak mau melewatkan momen, kami berempat pun langsung foto-foto di depan spot tulisan Sentosa. Berhubung nggak ada orang yang bisa dimintain tolong, saya berinisiatif untuk meletakkan kamera di atas tempat sampah yang kebetulan permukaannya datar. Dengan pengaturan waktu otomatis 10 detik "klik" jadilah kita berpose berempat.Jalan beberapa langkah dari pintu masuk, kami langsung menemukan icon-nya Univerrsal Studio, yaitu bola dunia besar yang berputar-putar. Layaknya turis lain, kami pun berhenti sejenak untuk mengambil beberapa gambar. Untuk pose kali ini, ada ibu-ibu asal Indonesia yang dengan baik hatinya menawarkan jasa untuk memotret kami dengan imbalan, minta difotoin juga.Untuk berkeliling di dalam Sentosa, ada dua alternaarif berkendara, yaitu kereta ekspres (sama dengan kereta yang berangkat dari Vivo City) dan beach trams. Keduanya merupakan fasilitas yang disediakan Sentosa secara gratis. Berhubung sudah hampir masuk waktu sholat zuhur, saya mengajak rombongan untuk naik kereta ekspres dengan tujuan beach station. Kenapa saya ngajak ke sana? Lagi-lagi menurut primbon catatan yang saya punya, di halaman parkir beach station ada ruangan untuk sholatnya dan ternyata benar adanya, begitu turun dari stasiun, kami turun ke area parkirnya dan di sana teronggok dua ruangan terpisah yang di temboknya tertera tulisan prayer room dengan fasilitas sholat yang lengkap seperti mukena, sajadah, sarung (di tempat cowoknya), al-quran, plus kipas angin yang bikin ruangan nggak terasa pengap. Usai sholat (Jamak+Qosor), muka kami yang semula rada lembap karena pengaruh udara laut kembali fresh dan kami pun siap untuk berkelana ke sana ke mari.Setelah makan siang hemat tapi enak di McD, kami memutuskan untuk naik wahana luge & skyline dengan tiket 12,5 SGD per orang (1 kali naik skyline dan 1 kali naik luge). Sebenarnya sih lebih murah kalau kita ambil paket yang 3 kali naik karena hanya perlu bayar 20 SGD dan itu terserah mau kita pakai jam berapa aja. Tapi, karena teman double date saya dan suami rada parno sama ketinggian, kami pun memutuskan untuk pilih yang 1 kali jalan saja. Pengalaman naik wahana ini? Seru walaupun pas naik skyline teman saya (yang suaminya) sempet keringet dingin dan pegangan sekenceng-kencengnya, tapi doi kegirangan pas naik luge-nya. "Seandainya nggak perlu naik skyline, mau deh ambil paket yang 3 kali," gitu katanya. Dari situ, kami masuk ke dalam wahana I fly yang sangat keren itu, wahana di mana seseorang bisa ngerasain sky diving di dalam tabung tertutup yang tekanan udaranya sudah disesuaikan dengan ketinggian di atas langit. Walau cuma bisa nontonin orang yang ada di tabung karena tiketnya mahal banget ngalah-ngalahin USS (lebih dari Rp600.000,00), saya tetap bisa ngerasain gimana serunya terbang. Acara berlanjut dengan sesi foto-foto di beberapa spot keren seperti Merlion Raksasa, air terjun, dan taman air.Ketika waktu mulai beranjak sore, sambil menunggu pertunjukan song of the sea, kami memilih untuk berkeliling ke area lain menggunakan beach trams dan tujuan kami dalah Siloso Beach. Di Siloso, saya dan suami sengaja memisahkan diri dari pasangan pengantin baru karena mereka berdua kepingin ganti baju sehingga memilih jalan-jalan ke kios oleh-oleh untuk membeli kaos dan sendal jepit. Sementara itu, saya dan suami condong memilih untuk mengeksplorasi pulau kecil yang menjorok ke tengah laut yang memang dari awal sudah membuat kami kepincut untuk foto-foto di sana. Kami pun berjalan ke arah kanan Pantai Siloso dan bahagia banget begitu nemuin tempat yang asik untuk leyeh-leyeh di atas kursi pantai dengan view keren berupa pemandangan sunset. Heaven banget deh pokoknya bisa melewatkan senja di sana, terlebih cuma berduaan layaknya ABG pacaran di tepi pantai Ancol.Tapi, usut punya usut ternyata area yang kami cokoli ini merupakan bagian dari hotel Shangrilla Sentosa yang otomatis kursi plus pantai pribadi yang kami kuasai itu adalah hak milik dari hotel. Begitu melihat ada petugas hotel yang mulai mengawasi kami, perlahan tapi pasti kami beringsut menjauh dan kembali ke area publik untuk kemudian ngegrup sama pengantin baru.Persis pukul 18.30, kami balik lagi menuju area pertunjukan song of the sea. Syukurnya kami nggak telat jadi masih dapat spot tempat duduk yang di tengah dan bisa lihat pementasan secara sempurna. Persis jam 7 kurang 10 menit pertunjukan dimulai dan berlangsung selama kurang lebih setengah jam. Singkatnya, song of the sea itu adalah pertunjukan teater musikal dengan permainan warna-warni dari beberapa unsur (api dari kembang api, air dari air laut, dan hologram dari beberapa titik proyektor yang sengaja ditembakkan beberapa meter ke arah laut). Cukup menarik untuk dicap sebagai sebuah hiburan, terlebih untuk anak-anak karena tokoh di hologramnya adalah ikan oskar.Puncak dari wisata setengah-harian kami di Sentosa ditutup dengan cerita klimaks, yaitu saya dan suami terpisah dengan pasangan pengantin baru. Akhirnya suami memutuskan untuk menepi sejenak dan seraya terus memegangi tangan saya, dia meminta saya untuk ikut mencari mereka berdua di tengah padatnya kerumunan orang-orang yang keluar dari arena song of the sea. Mungkin sekitar 15 menit kami memantau hingga perlahan-lahan sudah tidak ada lagi orang yang keluar dari area pertunjukan. Berhubung tidak ada alat komunikasi yang bisa digunakan, maka demi usaha pencarian terakhir kami pun feeling menuju stasiun beach dan syukurlah mereka berdua memang ada di dalam antrian orang-orang yang hendak balik ke Vivo City. Saya pun menyuruh mereka keluar dari antrian dan mengajak mereka makan malam sambil menunggu stasiun sepi. Tempat makan malam kami masih sama seperti makan siang, di McD lagi. Tentunya dengan menu yang berbeda plus tak lupa menikmati manisnya Apple Pie yang nggak ada di McD Indonesia.Sekitar jam 8 lewat, kami memutuskan untuk pulang ke hotel, berhubung perut kenyang ditambah energi yang sudah mulai menipis, kami mencoba gambling untuk balik ke Vivo City menggunakan kereta ekspress dari stasiun Beach (nggak lewat boardwalk) dengan pertimbangan kalau seandainya kami disuruh nambah bayar ya tinggal pake Ez-link atau kalau apes-apesnya nggak bisa juga ya tinggal balik lagi ke stasiun Beach. Tapi, Alhamdulillah yaa, ternyata jalan keluar dari Sentosa memang nggak ada gate pembayaran lagi. Dan, kami pun sampai di Vivo City hanya dalam hitungan 5 menit.Itu pengalaman seru kami, kalau kamu?
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads