Goes to Water Park

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Goes to Water Park

Susanto Eko - detikTravel
Senin, 07 Nov 2011 15:51 WIB
loading...
Susanto Eko
Gate of Water Park
Between the Turtles
Sliding
Jepret lagi
Spilled water
Goes to Water Park
Goes to Water Park
Goes to Water Park
Goes to Water Park
Goes to Water Park
Jakarta - Sabtu pagi, kami (Rio, Wanty, Ica, dan saya sendiri Eko) di rumah masing-masing semangat sekali mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk pergi berwisata. Karena sempat sebelumnya wisata kami ini tertunda selama sebulan. Meskipun, beberapa di antara kami ada yang harus pergi kuliah dahulu (Rio dan Ica), tetapi untuk kali ini kami bertekad tidak menundanya lagi. Dan, Water Park di kawasan Citra Gardenlah tujuan wisata kami.Pukul 11.30 WIB, kami pergi dengan mengendarai sepeda motor beriringan. Ditambah satu orang lagi, yakni Vera, suasana menjadi tambah ramai. Kurang lebih 1/4 jam, kami sampai di tempat wisata.Setibanya di sana, hal pertama yang kami lakukan adalah melakukan pengambilan gambar alias foto-foto. Jepret sana, jepret sini, dan untungnya, ada penjaga kawasan Water Park yang berbaik hati menawarkan jasanya mengambilkan foto untuk kami. Dan, kami berlimapun lengkap di take dalam satu foto.Setelah dirasa cukup, kami mulai memasuki water park. Sebelumnya kami diintrogasi oleh satpam. Satpam itu menanyakan apakah kami membawa makanan dari luar. Dan, salah satu dari kami ada yang nyeletuk, "Nggak kok pak". Kami sempat saling lihat-lihatan sejenak. Menahan senyum, lalu berusaha menghindar dan menutupi sesuatu dengan masuk satu persatu. Sebenarnya kami takut bekal yang sudah kami persiapkan disita. Untuk itulah kami langsung ngeloyor begitu saja (jangan dicontoh ya).Begitu kami sudah di dalam, rasa was-was sempat muncul. Takut kalau-kalau satpam itu memberitahu petugas lain untuk mengawasi kami. Dan, kecemasan itu pun segera reda karena beberapa menit setelah kami di dalam tak ada satu petugas pun yang mendatangi kami. "Syukurlah," dalam hati.Kami pun mencari posisi duduk yang agak jauh dari jangkauan petugas agar bisa leluasa dan kemudian berganti pakaian untuk berenang dan bermain air (udah gede masih main-main air). Setelah beberapa menit, "Taraaa.. let's play the water." Namun, sebelumnya kami melakukan hal seperti di awal tiba tadi, yakni foto-foto. Memang dasar kumpulan narsis. Tidak cukup satu kali, dua kali, hingga belasan kali, dengan berbagai gaya, kami malah lupa dengan tujuan awal kami.Setelah kami selesai sesi pemotretan (begitu kami menyebutnya) kami pun mulai mencoba menaiki beberapa wahana waterboom. Orang yang paling antusias, dan ingin naik duluan adalah Rio. Memang nyalinya gede banget. Kami pun jadi ikut-ikutan tertular semangatnya, hanya satu di antara kami yang paling tidak berani, yakni Vera. Padahal postur tubuhnya lebih besar dibanding kami semua tapi kami memakluminya, dia kan cewek.Kami membawa ban besar yang bisa ditumpangi dua orang dan menaiki tangga ke puncak seluncuran dilakukan. Setibanya di puncak, kami malah saling menunjuk siapa yang harus duluan meluncur. Karena tidak ada yang mau mengalah, akhirnya Rio yang dari awal memang sudah semangat yang pertama meluncur di temani Wanty duduk di belakang Rio. Setelah berada di posisi, lalu menunggu aba-aba dari petugasnya, Wanty pun tiba-tiba terlihat tegang. Namun, tak banyak bicara lagi, petugas itu pun langsung mendorong mereka berdua meluncur. Seketika itu pun jerit mereka berdua terdengar. Dan entah mengapa, aku dan Ica tiba-tiba langsung down. "Wah malu nih kalau udah nyampe atas begini mesti turun lagi, nanti apa kata dunia," ucapku dalam hati. Aku dan Ica pun akhirnya memberanikan diri.Dan, ketika kami mulai meluncur, disaat tikungan seluncur pertama aku dan Ica berteriak histeris, ketika ditikungan berikutnya kami mulai terbiasa dan aku pun merasa ketagihan. Ketika sampai di bawah, kami melihat Vera yang tidak berani, berusaha membujuknya untuk mencoba. Setelah sedikit dipaksa, akhirnya Vera mau. Bersama dengan Rio, Ia pun meluncur. Namun, apa yang terjadi, dari tikungan awal hingga tikungan akhir Vera tak henti-hentinya menjerit ketakutan. Kami yang mendengarnya hanya bisa tertawa. Begitu sesampainya di bawah terlihat sekali ia ketakutan dengan sedikit pucat. Kami pun berusaha menenangkan sejenak, untuk kemudian mengajaknya lagi menaiki wahana itu. Tapi, apa responnya, dia langsung menolak.Setelah bosan bermain wahana itu, kami pun mencoba wahana pirates, sebenarnya wahana itu lebih cocok bila dinaiki oleh anak-anak tapi kami tidak lagi memikirkan hal itu yang penting kami senang dan tidak ada yang melarang. Untungnya ketika kami di sana tidak begitu ramai pengunjung, kami pun bebas berlarian kesana kemari. Wah.. exciting banget lah, mengulang masa-masa kecil dulu.
Hide Ads