Sore hari saat saya berada di Jambi, dan kebetulan melintas di jembatan Batanghari II. Nampak banyak motor terparkir di sisi kiri dan kanan jalan. Muda-mudi bersandar di samping jembatan. Nampak seru sekali. Kami pun memutuskan untuk menepi dan bergbung merasakan keramaian itu. Jembatan ini baru selesai dibangun pada Februari 2010, dan sepertinya kini menjadi ikon baru kota Jambi. Jembatan ini berdesain modern, dengan lengkung busur yang sangat eyecatching, tak heran banyak orang berkunjung ke situ hanya untuk nongkrong dan foto-foto.
Banyak pengunjung berarti banyak konsumen yang potensial bagi para PKL. Banyak PKL kecil berjajar di trotoar jembatan. Mereka kebanyakan berjualan jagung bakar dan es tebu. Kita bisa duduk di trotoar beralaskan tikar sambil menghadap ke sungai Batanghari, atau berdiri bersandar di pagar jembatan sambil memperhatikan orang-orang yang berlalu-lalang. Menurut Bu Arwan yang berjualan jagung bakar di situ, PKL masih diperbolehkan berjualan sampai jembatan ini diresmikan. Jembatan ini akan diresmikan segera jika jalan pendukungnya selesai diaspal.
Bu Arwan sendiri tidak keberatan untuk berpindah lokasi berjualan, karena sebelum jembatan ini ada dia biasa berjualan di Ancol, Jambi. Hanya karena jembatan in tempat baru dan banyak orang yang suka berdatangan ke sana, maka ia pindah ke lokasi yang lebih potensial. Sehari biasanya ia bisa menjual 30 jagung bakar, tapi omzet akan naik di akhir pekan karena pengunjungnya akan lebih banyak. Jagung bakar di sini dijual seharga Rp. 4000 per buah, sedangkan es tebu seharga Rp. 3000 per gelasnya. Saya pun tak mau kalah dengan muda-mudi di sana, segera memesan jagung bakar pedas dan segelas es tebu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT












































Komentar Terbanyak
Koster: Wisatawan Domestik ke Bali Turun gegara Penerbangan Sedikit
Awal Mula PB XIV Purbaya Gabung Ormas GRIB Jaya dan Jadi Pembina
Koster Akui Jumlah Wisatawan Domestik ke Bali Turun di Libur Nataru