Monyet Sibaganding Turun Gunung

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ida Hendriawati|8469|SUMUT 2|41

Monyet Sibaganding Turun Gunung

Redaksi Detik Travel - detikTravel
Kamis, 21 Jul 2011 10:10 WIB
loading...
Redaksi Detik Travel
monyet ga sabaran
Hati - hati monyet ini biasanya galak
Rebutan kertas
monyet - monyet antusias sekali begitu ada makanan
Batu Gantung
Danau Toba dilihat dari Siulak Hosa
Monyet Sibaganding Turun Gunung
Monyet Sibaganding Turun Gunung
Monyet Sibaganding Turun Gunung
Monyet Sibaganding Turun Gunung
Monyet Sibaganding Turun Gunung
Monyet Sibaganding Turun Gunung
Jakarta -

Udara pagi begitu bersahabat mataharipun tidak malu - malu menebarkan senyumnya, baru pagi ini (01/10) tim ACI sumut II bisa menikmati indahnya danau TOba, dengan langit biru yang kontras, semilir angin dan kicauan burung menjadikan sarapan pagi terakhir di Tuk Tuk begitu berkesan.

Perjalanan hari ini menuju batu Gantung, dengan menyebrang ferry sekitar 45 menit dari pelabuhan Tomok menuju Parapat dan dilanjutkan dengan naik speed boat ke lokasi batu Gantung. Batu Gantung ini bisa dinikmati keindahannya dari danau Toba.Konon batu Gantung ini merupakan putri raja yang dikutuk menjadi batu karena menolak dijodohkan dan berniat bunuh diri melompat ke danau Toba. Disamping batu sang putri dengan posisi kepala dibawah dan kaki menempel di batu, terdapat hewan peliharaannya yaitu anjing yang ikut dikutuk jadi batu.

Di Parapat terdapat rumah yang dulu sempat dijadikan tempat pengasingan Bung Karno pada jaman pemerintahan Belanda, sekarang tempat tersebut dijadikan tempat mess oleh pemda setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada cerita pilu dengan tujuan wisata tim ACI Sumut II selanjutnya, kawasan wisata taman monyet dikawasan hutan Sibatuloting, desa Sibaganding, Parapat Simalungun, yang berjarak sekitar 500 meter dari jembatan Sibaganding. Di tempat ini terdapat goa yang dihuni ratusan monyet, dulu tempat ini dikelola oleh Umar Manik, akan tetapi semenjak tempat ini diambil alih oleh pemerintah dan akhirnya ditinggalkan pemiliknya, maka keberadaan monyet itupun mulai berkurang bahkan jarang ditemui. Alhasil monyet - monyet yang biasanya dikasih makan oleh Umar Manik, menjadi turun ke jalan. Sangat disayangkan karena pemerintah hanya menarik retribusi tanpa memperhatikan keberadaan monyet itu sendiri yang pada akhirnya mereka pada turun ke jalan.

Umar Manik mulai mendedikasikan hidupnya sejak tahun 1984, semula dia sering mengusir monyet - monyet itu sampai akhirnya pada tahun 1986 dia mulai bisa beradaptasi dengan mereka dan mulai mendidik mereka. Untuk memanggil monyet - monyet, dia menggunakan terompet yang terbuat dari tanduk kerbau, sampai akhirnya pada tahun 1989 tempat tersebut dijadikan tempat wisata. Tak jarang Umar Manik mendapat perlakuan tidak baik dari pemerintah dan masyarakat setempat bahkan sempat dicurigai beliau menanam ganja, tapi selama 24 tahun beliau mengabdikan hidupnya untuk memelihara monyet - monyet itu, sayang setelah diambil alih pemerintah tempat ini agak sedikit terbengkalai dan monyet - monyetpun sekarang turun gunung.

Tapi disepanjang jalan sebelum jembatan Sibaganding kita bisa menemui puluhan monyet yang bercanda,dan siap menyambut para tamu. Terkadang mereka seperti memelas agar diberi makan. Dan begitu 1 ekor dikasih makanan maka puluhan lainnya akan segera mengerumuni kita.

danau Toba dengan pesonanya yang menawan, dilihat dari wilayah manapun pasti akan tetap menarik. [Ida]

Hide Ads