Memanjakan Lidah di Aceh Awas Ketendang Sapi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Wahid Masrukan|841|NAD|10

Memanjakan Lidah di Aceh Awas Ketendang Sapi

Redaksi Detik Travel - detikTravel
Senin, 08 Agu 2011 10:00 WIB
loading...
Redaksi Detik Travel
Sate Matang,Jajanan bakaran khas Aceh.
Memanjakan Lidah di Aceh Awas Ketendang Sapi
Jakarta -
Jika Madura bangga punya sate Madura, Aceh punya andalan hidangan daging bakaran bersujen. Namanya sate Matang. Soal rasa, jangan ditanya. Asal Anda ketemu yang pas, dijamin rasanya seperti ketendang sapi.

Saat perjalanan menuju Takengon, driver kami merekomendasikan menjajal sate Matang khas Biereun. Rasa lapar dibalut lelah setelah menempuh lima jam perjalanan di Banda Aceh, memaksa kami mampir ke salah satu kedai sate matang di depan BNI 46 Pasar Biereun. Mendengar nama sate Matang, bayangan kami adalah sate dengan daging yang sudah dimasak. Ternyata dugaan kami salah. Sate Matang adalah nama generik dari hidangan bakaran asal daerah Matangeulumpangdua, sebuah kota kecil yang masuk dalam wilayah Kabupaten Biereun.

Sate Matang terbuat dari daging sapi. Berbeda dengan sate pada umumnya yang sering kita jumpai. Sate disini, dihidangkan sebagai sajian lengkap. Anda akan mendapatkan : nasi, gulai bening, saus kacang dan sepuluh tusuk sate Matang. Semuanya tersaji di piring yang berbeda. Sebagai pelengkap di meja telah tersedia pacri timun wortel dan sambal hijau yang pedasnya bikin termehek-mehek.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Potongan dagingnya besar-besar, seukuran buah korma. Sate matang memiliki kombinasi unik. Anda bisa memilih kombinasi antara daging-lemak-daging atau daging-lemak-jerohan. Opsi lain? Maaf, tak tersedia. Mengecewakan? Jangan keburu ciut hati dulu. Anda bakal faham kenapa kombinasinya dibuat begitu unik. Bagi kami para penyantun lidah, inilah pengalaman pertama tak terlupakan sepanjang hidup.

Dari sekian banyak sate yang pernah kami tandaskan. Sate Matang ini yang memiliki sensasi paling unik. Saat tusukan pertama digigit. Rasa manis unik yang berasal dari juice daging sapi, bercampur jadi satu dengan bumbu perendam. Kami menyebut unik karena berbeda dengan manis kecap, rasa manis dari sate Matang benar-benar berbeda. Jika Anda pernah menjajal kedahsyatan steak Wagyu atau American Rib Eye, manis kaldu daging seperti inilah yang bakal Anda jumpai. Bumbu perendam sate matang yang terbuat dari ramuan kacang, kecap manis serta ramuan bumbu ajaib Aceh lainnya inilah yang memacu rasa manis daging muncul.

Belum usai kaget dengan rasa manis yang menggelontor di mulut, tiba-tiba semburat lemak daging muncrat di kuluman mulut. Inilah yang menjadi ciri khas dari sate matang. Lemak urat yang disertakan menjadikannya seperti sup kaldu padat yang disertakan dalam tusukan. Saat tergigit, bagian lemak langsung pecah dan meleleh tercampur ke daging yang tengah dikunyah. Sate lain umumnya yang menyertakan lemak bagian luar yang memiliki karakteristik padat dan kurang berminyak. Walhasil lemak jenis ini tidak akan menghasilkan juice daging dan cenderung berminyak, sehingga usai makan, rasanya seperti nyendal (Red- rasa lengket di mulut dan lidah).

Tehnik memasaknya pun terbilang elok. Mirip dengan tehnik memanggang steak. Sujen daging ditaruh diatas bara arang yang membara. Daging tak hanya direndam dalam saus. Tapi juga disapu berulang dengan saus saat dibakar. Walhasil bumbu pun meresap hingga ke tengah sujen. Tehnik ini membuat daging terhindar dari kegosongan sekaligus membangkitkan aroma khas daging.

Sayangnya ada kekurangan di sate matang ini. Tehnik memotong daging yang asal menjadikannya seperti bermain lotere. Saat mendapatkan potongan yang kurang pas, maka daging sapi bakal melawan saat digigit. Butuh perjuangan keras untuk memastikan daging terkunyah dengan sukses. Potongan yang tidak sesuai alur membuat daging alot. Anda yang sudah uzur dan bermasalah dengan gigi, menjajal sate matang seperti ini sama artinya dengan bermain bola bekel di mulut. Jika tak ingin repot, pilih sendiri tusukan sate matang yang akan dibakar. Sang juru bakar akan melayani Anda dengan ramah, asal Anda memintanya dengan senyuman lebar.

Gulai bening dan saus kacangnya biasa saja. Tak ada yang istimewa. Rasanya standar. Bahkan untuk saus kacangnya lebih mirip dengan bumbu siomay Bandung. Cenderung berminyak dengan rasa lebih dominan kacang ketimbang bumbunya. Rupanya ini dilakukan untuk mengimbangi rasa manis sate matang yang dominan manis. Jika sajian pendamping (gulai bening dan saus kacang) berbumbu terlampau dominan, cita rasa dan sensasi sate matang akan jadi berkurang.

Anda tak harus pergi ke Biereun untuk menjajal sate matang ini. Di seantero Aceh, Anda dapat menjumpai sate khas ini. Penyajian dan bumbunya bisa jadi sedikit bervariasi antara satu tempat dengan yang lainnya. Tapi ada satu kesamaan yang pasti akan Anda jumpai. Sensasi saat lemak urat meledak di dalam mulut, kaldu yang bercampur dengan juice daging menjadikannya pengalaman makan yang tak terlupakan. Jadi berhati-hatilah, saat mencobanya. Rasanya seperti ketendang sapi. (Taufiq – Wahid )

Harga per porsi hidangan sate matang Rp. 16.000 – 20.000.

Β 

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads