Pada hari Rabu, 29 September, Tim Petualang ACI Riau dan Jambi berkesempatan berkunjung ke perkebunan kelapa sawit yang terletak di perkebunan Libo, Riau milik salah satu unit yang dikelola oleh PT SMART. Awalnya terus terang saya bertanya-tanya, apa hubungannya pariwisata, Aku Cinta Indonesia, dan perkebunan Kelapa Sawit? Kenapa tidak diajak ke tempat yang menjadi lambang pariwisata Riau lainnya? Apa yang menyebabkan perkebunan Kelapa Sawit ini sangat spesial sehingga dimasukkan dalam daftar tempat yang harus dikunjungi? Setelah dipikir-pikir, sejauh mata memandang, perkebunan kelapa sawit membentang ke pelosok Riau. Lalu?
Ternyata baru saya ketahui bahwa Indonesia adalah salah satu penghasil kelapa sawit terbesar di dunia. Karena industri kelapa sawit merupakan industri padat karya sehingga industri ini menjadi sumber yang sangat penting bagi terciptanya lapangan pekerjaan di Indonesia, tercatat sekitar 4.5 juta jiwa tenaga kerja baik secara langsung maupun tidak langsung yang mampu diserap oleh industri kelapa sawit. Selain itu, kontribusi sawit pada ekspor juga telah memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia dan peningkatan kesejahteraan bangsa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa industri kelapa sawit berpotensi menjadi motor pertumbuhan ekonomi nasional apabila dikembangkan secara berkelanjutan. Namun, dalam perkembangannya industri ini menhadapi beberapa tantangan sebagaimana yang kita ketahui bahwa beberapa waktu terakhir industri kelapa sawit diterpa kabar miring sehubungan dengan perusakan lingkungan. Hal ini tentu saja dapat berakibat buruk bagi perkembangan industri kelapa sawit nasional yang tengah berada pada puncak keemasannya. Oleh karena itu, Tim ACI bersama detikcom ingin menelusuri lebih dalam dan melihat secara langsung pengelolaan perkebunan kelapa sawit dan kami bagaimana kelapa sawit dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.
Β
Pada kesempatan ini, saya akan membahas mengenai pengalaman seputar perjalanan saya dan kawan-kawan serta menyebarkan semangat βAku Cinta Indonesia!β. Sebagai warga Indonesia, kita harus menghargai potensi yang ada di negeri kita. Kelapa sawit merupakan komoditas unggulan bangsa Indonesia. Namun, kita juga perlu mengerti salah satu tantangan yang harus dihadapi oleh industri ini adalah dengan pengelolaan kelapa sawit yang baik dan berkelanjutan serta pengelolaan kelapa sawit yang ramah lingkungan. Dengan harapan, pemahaman yang lebih baik terhadap industri kelapa sawit, serta pengalaman nyata yang kami alami di lapangan nantinya saya harapkan bisa lebih meningkatkan semangat βAku Cinta Indonesia! Aku cinta segala potensi alam, pesona, keindahan yang dimilikinya dan akan terus melindunginya!β
Β
Kembali lagi ke cerita kunjungan yang kami lakukan. Di sana kami diajak berkeliling kebun sawit ,fasilitas publik dan riset, serta pabrik kelapa sawit milik perusahaan tersebut untuk melihat bagaimana perusahaan menerapkan best agricultural practices dalam pengelolaan kelapa sawit. Pada kunjungan tersebut kami diperlihatkan bagaimana cara pengelolaan kebun kelapa sawit yang lestari, antara lain: tentang bagaimana pengendalian hama tanpa penggunaan bahan kimia namun menggunakan natural predator/musuh alami, pembiakan masal parasitoid (telur ulat api), penanaman tumbuhan berguna, pengelolaan limbah air yang digunakan untuk pupuk, penekanannya adalah zero waste dan produktivitas sawit yang tinggi.
Selanjutnya, kami diajak untuk melihat penangkaran burung hantu. Kira-kira apa fungsinya? Setelah mendapatkan penjelasan dari petugas kebun ternyata fungsi dari burung hantu ini sangat menarik yakni berfungsi sebagai natural predator (musuh alami) untuk mengendalikan hayati tikus yang terdapat diperkebunan sawit. Di setiap kebun terdapat satu pasang burung hantu untuk mengatur pengendalian hama tikus, sebanyak kurang lebih 1000 tikus/tahun yang dapat dikendalikan oleh natural predator ini.Total burung hantu yang terdapat di kebun ini sebanyak 100 pasang. Keberadaan burung hantu ini ternyata juga membawa dampak baik kepada masyarakat sekitar yang memiliki kebun kelapa sawit karena burung hantu tersebut juga membasmi hama tikus yang terdapat di kebun sawit mereka tanpa harus menggunakan peptisida. Kami juga melihat terdapat pengumuman larangan berburu di daerah kebun untuk menjaga ekosistem yang ada. Sementara untuk pengendalian hama ulat, mereka mengembangkan penanman tumbuhan berguna yang menarik perhatian serangga dan burung yang memakan ulat. Mereka juga menggunakan mengembangkan virus alami yang bisa membunuh ulat api. Dikarenakan menggunakan musuh alam ini, nantinya juga bisa meminimalisir penggunaan pupuk atau pestisida (penggunaan bahan-bahan kimia) yang berbahaya bagi lingkungan. Hal tersebut menurut saya cukup masuk akal, yaitu membasmi hama dengan mendatangkan musuh alaminya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai akhir dari kunjungan tersebut kami juga diajak melihat fasiltas dan infrastruktur publik yang dikelola oleh perusahaan. Mereka membangun sekolah-sekolah, tempat ibadah, pusat pelatihan, dan juga pusat kesehatan yang kesemuanya bisa diakses oleh masyarakat. Kelapa sawit sangat jelas memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Oleh karena itu, jika dikelola dengan baik dan benar, akan bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia pada umumnya dan masyarakat sekitar, pada khususnya.
Jika Aku cinta Indonesia maka Aku akan berbuat yang terbaik bagi Negeriku ini! Perhitungan harus dilakukan secara matang mengenai dampak positif dan negatifnya. Aku Cinta Indonesia! Bagaimana dengan anda?












































Komentar Terbanyak
Pembegalan Warga Suku Baduy di Jakpus Berbuntut Panjang
Denda 50 Kerbau Menanti Pandji Pragiwaksono usai Candaan Adat Toraja
Warga Baduy Dalam Ditolak RS karena KTP, Potret Buruk Layanan Kesehatan Masyarakat Adat