Masih ingat lagu βDari Sabang Sampai Meraukeβ gubahan R. Surarjo? Lagu ini menggambarkan rentang wilayah geografis Repubik Indonesia yang membentang dari Sabang, sebuah kota di ujung Sumatra, hingga Merauke, sebuah kota di ujung timur Papua. Untuk menandai keberadaan titik nol inilah pemerintah membangun sebuah monumen yang diresmikan pada tahun 1997.
Terletak di ujung utara pulau yang dikelilingi areal hutan wisata Sabang, perjalanan menuju lokasi Tugu Kilometer Nol menjadi rekreasi tersendiri. Untuk ke lokasi ini Anda akan melewati bukit dan tebing dengan pemandangan yang indah. Jalan menanjak dan berliku bakal jadi hiburan tersendiri.
Sementara terlena dengan pemandangan mempesona, berhatilah-hatilah saat mengemudi. Banyak hewan milik penduduk maupun liar yang berkeliaran. Mulai dari sapi milik penduduk sekitar yang tak pernah diikat di kandang hingga monyet ataupun babi hutan yang sering mandi matahari di aspal jalanan yang panas.
Sesampainya di lokasi akan terlihat sebuah sebuah bangunan yang menjulang setinggi 22,5 meter dan terletak pada ketinggian 43,6 m di atas permukaan laut (dpl). Tugu ini berbentuk lingkaran berjeruji dan semua bagiannya dicat dengan warna putih. Bagian atas lingkaran ini menyempit seperti mata bor. Di puncak tugu bertengger patung burung garuda menggenggam angka nol.
Bangunan putih berbentuk bundar yang terdiri dari dua tingkat. Setelah melewati beberapa undakan, di tingkat pertama terdapat sebuah pilar dan sebuah prasasti yang ditandatangani Try Sutrisno. Di tingkat kedua, Anda akan melihat birunya langit dan hijaunya pepohonan, karena lantai ini beratap terbuka. Di lantai dua inilah terdapat dua prasasti. Prasasti pertama menjelaskan bahwa penetapan posisi geografis KM-0 Indonesia ini diukur oleh pakar BPPT. Sedangkan prasasti kedua menjelaskan angka-angka posisi geografis tempat ini: Lintang Utara 05 54β 21,99" Bujur Timur 95 12β 59,02".
Sebelumnya terdapat tugu lain yang diyakini sebagai βkilometer nolβ Indonesia. Namun, setelah dilakukan penelitian oleh pakar Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dengan menggunakan teknologi Global Positioning System (GPS), lokasi itulah yang kemudian diputuskan sebagai titik nol Indonesia. Hal itu tertulis dalam prasati lainnya yang ditandatangani oleh BJ Habibie yang menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi/Ketua BPPT ketika itu.
Di seberang jalan tugu tersebut, terdapat sebuah batu penanda jarak berwarna kuning seperti yang biasa terlihat di pinggir jalan. Bedanya di batu tersebut tertulis angka nol. Sebuah angka yang tak akan Anda temukan di batu penanda jarak lainnya di manapun di Indonesia. Di tempat ini pula, Anda dapat memandang lepas ke arah Samudra Hindia. Pemandangan dari atas bukit ini indah sekali dengan latar laut membiru dan tiupan angin kencang menderu.
Mungkin terbersit tanya apa istimewanya berkunjung ke tempat seperti ini. Jika pemandangan bukanlah alasan terbaik. Cobalah untuk mempertimbangkan soal nasionalisme. Di titik inilah panjang negara kita dimulai. Dengan mengunjungi sisi paling barat inilah Anda telah menjadi saksi sejarah ke sekian yang menapakkan kaki di titik terpenting negara ini. Sebuah sertifikat seharga 20.000 rupiah dapat Anda jadikan souvenir yang tak akan didapatkan dimanapun di Indonesia. Hanya ada di pulau Sabang dan nomornya pun tak akan mungkin sama satu dengan lainnya. Sertifikat yang akan menjadi saksi jejak kehadiran Anda di monumen ini yang urutannya dicatat secara resmi oleh dinas pariwisata kota Sabang. Kami nomor 32018 dan 32019. Nomor berapakah Anda?












































Komentar Terbanyak
Awal Mula PB XIV Purbaya Gabung Ormas GRIB Jaya dan Jadi Pembina
Fadli Zon Bantah Tudingan Kubu PB XIV Purbaya Lecehkan Adat dan Berat Sebelah
Wisata Guci di Tegal Diterjang Banjir Bandang, Kolam Air Panas sampai Hilang!