'Terlambat' Cetak Kapital

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Christina Sugihwati|4670|NTT 1|24

'Terlambat' Cetak Kapital

Redaksi Detik Travel - detikTravel
Kamis, 18 Agu 2011 10:20 WIB
loading...
Redaksi Detik Travel
Senyum Kemenangan (Simbah - Pak Yoakim - Utine)
Terlambat Cetak Kapital
Jakarta -

Senin, 11 Oktober 2010 adalah permulaan perjalanan saya bersama mitra, Lukman Simbah. Saya berharap langkah pertama dimulai dengan baik. Harapan hanya tinggal harapan karena saya bangun terlambat. Alih-alih pukul 04.00 dan berangkat pukul 04.30, saya bangun pukul 05.30!

Panik! Itu yang dirasakan ketika Halida membangunkan saya. Bagaimana tidak? Jadwal keberangkatan pesawat Jakarta - Maumere pukul 06.30 dan saya baru saja bangun. Saya masukkan semua barang yang masih tercecer dengan paksa ke dalam ransel. Saya tinggalkan keharusan mengosok gigi dan mandi. Kata 'terlambat' yang dicetak kapital menghujam saya dengan penyesalan mendalam.

Saya paksa supir taksi melaju dengan kecepatan penuh. Bunyi 'beep' nyaring terdengar, memperingatkan bahwa mobil dipacu dengan kecepatan lebih dari 160km/jam. Halida terdiam. Simbah dan Bhaga berkali-kali memperingatkan pak supir untuk berhati-hati. Saya hanya mengutuki diri karena terlambat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tiga puluh menit kemudian, taksi tiba di Bandara Soekarno-Hatta. Saya dan Simbah turun di Terminal 1, sedangkan Bhaga dan Halida turun di Terminal 2. Kami berpisah. Berharap masing-masing dari kami, sukses.

Saya terobos kerumunan orang sembari mengacuhkan teriakan mereka. Saya tidak peduli. Egois, tapi akhirnya saya dapat tersenyum puas di atas ketinggian 35.000 kaki, dalam pesawat Jakarta - Denpasar pada pukul 06.30 dan bertemu dengan guide kami, Pak Yoakim ketika pesawat Denpasar - Maumere mendarat dengan mulus di Bandara Frans Seda, Maumere pada pukul 13.05.

(utine)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads