Bila ditanya, "apa yang langsung terbayang ketika mendengar nama Propinsi Jawa Barat?"
Tanpa berpikir panjang kami bisa langsung menjawab, "TANGKUBAN PERAHU!"
Tangkuban Perahu memang sangat tersohor dan identik dengan Jawa Barat. Selain menjadi salah satu obyek wisata di Jawa Barat, gunung ini juga terkenal dengan legenda Sangkuriang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gunung Tangkuban Perahu ini termasuk gunung api aktif yang statusnya diawasi terus oleh Direktorat Vulkanologi Indonesia. Beberapa kawahnya masih menunjukkan tanda-tanda keaktifan gunung. Diantara tanda gunung berapi ini adalah munculnya gas belerang dan sumber-sumber air panas di kaki gunung diantaranya adalah di kasawan Ciater, Subang.
Tiba di kaki Gunung Tangkuban Perahu hari sudah menjelang sore. Menurut perkiraan kami Tangkuban Perahu pasti sepi, maklum ini kan bukan hari libur. Ternyata kami salah besar! Dalam perjalanan menuju parkiran kami berpapasan dengan banyak kendaraan baik mobil maupun motor. Kondisi jalannya sendiri cukup bagus dan lebar meski di beberapa titik jalannya rusak dan berlobang.
Parkiran terletak di tepi timur kawah Tangkuban Perahu. Banyak mobil dan motor berjejer! Hampir saja kami tidak kebagian tempat parkir. Selain mobil dan motor, nampak kuda-kuda bersileweran di sekitar parkiran dan menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin berkeliling sambil naik kuda. Begitu turun dari mobil, aroma belerang kuat menusuk hidung. Aromanya bikin pusing dan mual. Tapi bila angin tidak bertiup ke arah kami, udara sejuk pegunungan terhirup bebas dan menyenangkan. Di dekat parkiran ada terlihat banyak pedagang dengan aneka barang jualan seperti miniatur angklung, strawberry, syal, topi, bibit tanaman, bubuk belerang hingga makanan dan minuman lainnya.
Di kawah Tangkuban Perahu terlihat sedikit air membentuk danau yang secara geologis dikenal dengan nama kaldera (kawah yang ada airnya). Ironisnya di dekat kaldera tersebut nampak asap yang merupakan reaksi dan tanda dari aktifnya Gunung Tangkuban Perahu. Hanya saja asap-asap dari kawah gunung ini jumlahnya tidak sebanyak dan segarang Gunung Papandayan.
Keberadaan Gunung Tangkuban Perahu serta bentuk topografi Bandung yang berupa cekungan dengan bukit dan gunung di setiap sisinya menguatkan teori keberadaan sebuah kawah besar yang kini merupakan kawasan Bandung. Para ahli geologi meyakini bahwa kawasan dataran tinggi Bandung, tingginya sekitar 709 m diatas permukaan laut merupakan sisa dari letusan gunung api purba yang dikenal sebagai Gunung Sunda dan Gunung Tangkuban Parahu merupakan sisa Gunung Sunda purba yang masih aktif. Fenomena seperti ini dapat dilihat pada Gunung Krakatau di Selat Sunda dan kawasan Ngorongoro di Tanzania, Afrika. Sehingga legenda Sangkuriang yang merupakan cerita masyarakat kawasan itu diyakini merupakan sebuah dokumentasi masyarakat kawasan Gunung sunda purba terhadap peristiwa pada saat itu.
Kami tidak berlama-lama di Tangkuban Perahu karena angin bertiup semakin kencang sehingga aroma belerang terus menyengat penciuman. Namun bagi kami Tangkuban Perahu benar-benar eksotik... perjalanan menuju puncaknya menjernihkan pikiran. Hutan, pohon dan hijau Tangkuban Perahu tidak akan pernah kami lupakan.
Komentar Terbanyak
Banjir Bali, 1.000 Hektar Lahan Pertanian per Tahun Hilang Jadi Vila
10 Negara Menolak Palestina Merdeka di Sidang PBB, Ada Tetangga Indonesia
Belum Dibayar, Warga Sekitar Sirkuit Mandalika Demo-Tagih ke ITDC