Mistika Subuh Kelimutu

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Muhammad Lukman Hakim|1885|NTT 1|24

Mistika Subuh Kelimutu

Redaksi Detik Travel - detikTravel
Kamis, 14 Apr 2011 10:45 WIB
loading...
Redaksi Detik Travel
Danau Kelimutu
Perjalanan menuju puncak
Hijau kiri kanan
Vegetasi di sekitar danau
Tunggu aku dibawah
Perubahan warna dari jauh
Mistika Subuh Kelimutu
Mistika Subuh Kelimutu
Mistika Subuh Kelimutu
Mistika Subuh Kelimutu
Mistika Subuh Kelimutu
Mistika Subuh Kelimutu
Jakarta -

Dinginnya suhu pagi yang menggigil tidak menyurutkan semangat kami untuk bangun. Ada sebuah keajaiban yang harus kami lihat pagi tadi. Dengan diantar oleh mobil sewaan yang telah menemani selama beberapa hari, kami memasuki daerah barisan pegunungan yang naik turun. Kontur dataran tinggi dan perkebunan sayuran adalah sebuah pemandangan yang indah. Dengan jalanan yang berkabut dipagi hari, ini seperti sebuah hal yang mistik bagi kami.

Memasuki pelataran parkir mobil, yang terlihat hanya sebuah mobil telah datang mendahului. Kami berjalan mengikuti jalur setapak sekitar 30 menit untuk mencapai puncak. Di sebelah kiri dan kanan nampak perpaduan antara hutan cemara, bunga abadi edelweiss dan pepohonan kesambi. Hijaunya alam sekitar tidak membuat kami lelah untuk berhenti ataupun menghela napas barang sejenak, pemandangan dan segarnya oksigen adalah doping alami.

Mencapai titik puncak untuk melihat pemandangan danau tiga warna Kelimutu pada ketinggian 1600 meter diatas permukaan laut sangat indah dan penuh misteri. Terlihat danau warna merah yang bernama Tiwa Ata Polo, danau warna biru bernama Nua Muri Koo Fai dan danau berwarna hijau kehitam - hitaman yang memiliki nama Tiwu Ata Mbupu, menjadi sebuah satu kesatuan. Ketika kami berada di puncak, terbitnya matahari pagi diselmuti oleh awan, kabut dan tipisnya hujan yang telah merambah sejak subuh ketika kami berangkat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Danau berwarna merah itu dihuni oleh roh jahat, begitulah mitos yang berkembang di masyarakat. "Beberapa orang telah terjatuh dan meninggal dunia dalam danau itu", begitu ucap pak Yoakim. Nama Kelimutu sendiri adalah, keli berarti gunung dan mutu adalah mendidih, jadi gunung yang mendidih. Gunung Kelimutu ini pernah meletus pada tahun 1886 dan menyisakan tiga lubang kawah yang besar. Seorang kewarganegaraan Belanda bernama Van Such Telen pada tahun 1915 melihat gunung ini pertama kali dan mengumumkan keberadaan danau tiga warna ini pada dunia. Bagi penduduk setempat, saat itu untuk melihat danau ini pada saat itu adalah sebuah hal pamali, karena ada roh jahat yang menghuni danau itu.

Kami sangat beruntung pada pagi tadi, melihat perubahan warna pada Danau Ata Polo yang pada awalnya berwarna merah berubah menjadi hijau toska. Awalnya dimulai dari sebuah titik kecil pada permukaan air danau, lambat laun titik itu menjadi membesar dengan perkiraan diameter sekitar 6 meter. Namun, kabut pagi itu menutupi pemandangan yang indah ini. "Ah, sial!", batin saya, namun tidak apalah karena saya bisa membuktikan sendiri tentang perubahan warna itu.

Karena kabut menutupi terlalu lama, akhirnya kami memutuskan untuk balik kembali ke pelataran parkir. Ketika trekking menurun, kami disuguhi dengan suara - suara burung berkicauan yang begitu menggema. Hutan di gunung ini menjadi habitat dari beberapa fauna seperti monyet, babi hutan, beberapa jenis burung. Bagi anda penikmat keindahan alam pegunungan, Danau Kelimutu harus menjadi prioritas dalam rencana perjalanan anda.

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads