Siapa yang mengira desa yang dahulunya adalah tempat pembuangan tahanan politik sekarang berubah menjadi lumbung padi? Ya, itu pertanyaan saya ketika pertama kali tiba di desa Savanajaya, 1 jam perjalanan dari kota Namlea Pulau Buru.
Untuk menuju Savanajaya, hanya ada 1 jalan untuk mengaksesnya kesana. Jalan yang berkelok-kelok menaiki dan menuruni bukit-bukit Kayu Putih di Pulau Buru. Saya bersama Mahe dan Ayus menuju ke Savanajaya dengan menggunakan mobil sewaan. Transportasi umum dari Namlea-Savanajaya cukup sulit untuk ditemukan. Sehingga paling mudah dan cepat bagi kami adalah dengan menyewa kendaraan sendiri.
Setibanya di Savanajaya, suasana hening memenuhi siang yang terik. Tidak ada hiruk pikuk keramaian kota, yang ada hanyalah senyap pedesaan. Kami berputar sebentar untuk melihat-lihat apakah ada bekas bangunan yang kami curigai sebagai bekas ruang tahanan dan sebagainya. Tapi nihil yang kami temukan, sehingga kami mampir sejenak ke Kantor Desa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pak Wasimun menjelaskan kepada kami bahwa dari 302 Kepala Keluarga yang ada di Savanajaya, hanya sekitar 30 orang saja yang dahulunya adalah tahanan politik di pulau Buru. Sedangkan sisanya adalah pendatang transmigran dari pulau Jawa yang didatangkan sejak tahun 1970. Sehingga tak heran jika Savanajaya saat ini menjadi lumbung padi karena transmigran di sini adalah petani padi.
Ketika saya bertanya apakah masih ada bekas-bekas penjara, barak dan sebagainya ketika pada masa pembuangan tapol, Pak Wasimun menjawab bahwa sudah tidak ada lagi. Semua sudah dihancurkan, atau kayu-kayunya dijadikan kayu bakar. Satu-satunya yang tersisa adalah Gedung Kesenian yang digunakan untuk pembinaan para tapol. Gedung ini terletak di tengah-tengah desa, di pinggir lapangan. Seakan menjadi saksi bisu, gedung dari kayu ini masih dipertahankan oleh penduduk Savanajaya.
Desa ini mungkin menjadi sejarah politik masalalu yang tergerus waktu. Menjadi sejarah juga di kemudian hari dalam sastra Indonesia. Menyimpan banyak rahasia yang seakan semakin terpendam jauh di bawah lumbung-lumbung padi.
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol