Aidi Susanto,biasa dipanggil Edy. Pria berusia 28 tahun ini selalu menjelaskan panjang lebar semua pertanyaan yang saya ajukan seputar orangutan, bekantan, monyet ekor panjang, jenis-jenis burung dan semua informasi yang berkaitan dengan Taman Nasional Tanjung Puting.
Edy, sang guide yang menemani kami 24 jam penuh selama 3 hari, sejak 14-16 Oktober 2010 di Taman Nasional Tanjung Puting telah mengajari saya banyak hal, yang terkadang dengan semua pengetahuan yang diberikan kepada saya, membuat saya sedikit berkecil hati. Betapa saya merasa malu bahwa saya belum pernah benar-benar perduli dengan semua informasi tersebut sebelum saya menginjakkan kaki di Taman Nasional Tanjung Puting.
Padahal saya, seorang warga negara Indonesia, yang menyatakan sangat cinta terhadap negeri ini, seharusnya mengenal apa yang terdapat didalamnya.
Meskipun merasa malu terhadap banyak hal diluar pengetahuan saya, tidak membuat saya malu untuk bertanya dan belajar lebih banyak lagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria berkulit coklat dengan tinggi sekitar 160 cm ini awalnya adalah seorang asisten kapal. Asisten kapal merupakan orang yang mengerjakan hampir semua tugas di kelotok. Setelah beberapa lama menjadi asisten kapal, pangkatnya naik menjadi koki kapal. Saat menjalani pekerjaannya, ia sering mendengar guide lain berbincang dengan wisatawan asing. Kebanyakan wisatawan yang mengunjungi Taman Nasional Tanjung Puting adalah wisatawan asing, oleh karenanya, sudah menjadi keharusan bila seorang guide harus bisa berbahasa Inggris.
Dengan tekad kuat, akhirnya Edy mengambil les bahasa Inggris untuk mewujudkan ketertarikannya menjadi seorang guide. Tak hanya mengambil les bahasa asing, Edy juga terus belajar secara otodidak dari teman-temannya yang sudah menjadi guide, serta banyak membaca buku sekitar perilaku orangutan, bekantan, segala jenis burung dan semua informasi mengenai hewan-hewan yang berada di Taman Nasional Tanjung Puting.
Untuk menjadi guide bukanlah hal yang mudah, karena harus memiliki sertifikasi setelah berhasil menjalani tes yang diselenggarakan. Setelah berhasil menjadi seorang guide, bukan berarti profesi yang dijalani Edy menjadi hal mudah. Karena bagi seorang guide, keselamatan dan kenyamanan tamu menjadi tanggung jawabnya. Bisa dibilang, guide adalah lini depan, guide memiliki resiko yang paling besar. Itulah yang telah ditunjukkan oleh Edy kepada kami. Edy adalah orang yang menjaga kami dari bahaya yang mungkin timbul, akibat ketidaktahuan kami mengenai perilaku orangutan.
Berkat Edy, kini saya dengan bangga dapat memberikan informasi dengan lugas mengenai semua pengetahuan yang terdapat di taman keajaiban, Taman Nasional Tanjung Puting.












































Komentar Terbanyak
Awal Mula PB XIV Purbaya Gabung Ormas GRIB Jaya dan Jadi Pembina
Fadli Zon Bantah Tudingan Kubu PB XIV Purbaya Lecehkan Adat dan Berat Sebelah
Wisata Guci di Tegal Diterjang Banjir Bandang, Kolam Air Panas sampai Hilang!