Petualangan Hari Pertama di Gorontalo

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Gilang Adhipratama|4994|SULUT & MALUT|49

Petualangan Hari Pertama di Gorontalo

Gilang Adhipratama - detikTravel
Selasa, 01 Mar 2011 10:45 WIB
loading...
Gilang Adhipratama
Komplek Makam dan Museum Perjuangan Nani Wartabone
Makam Nani Wartabone
mampir di Pantai Tangga 2000 setelah dari Museum Nani Wartabone
Petualangan Hari Pertama di Gorontalo
Petualangan Hari Pertama di Gorontalo
Petualangan Hari Pertama di Gorontalo
Jakarta - Senin, 18 Oktober 2010 sekitar pukul 10.30 WITA kami mendarat di Gorontalo. Rasanya hari ini semangat sekali. Keingintahuan benar-benar meliputi otak saya. Apalagi karena memang saya belum pernah mendarat di tanah Sulawesi sebelumnya. Sangat tidak sabar memulai misi menebar virus "Aku Cinta Indonesia", virus positif yang wajib ditularkan kepada setiap orang.Β 

Daerah petualangan kami mencakup 3 provinsi, dimulai dari Gorontalo, Sulawesi Utara dan berakhir di Maluku Utara. Hari pertama petualang tiba di Gorontalo langsung disambut panas khas Sulawesi. Bandara Jalalludin Gorontalo tidak terlalu besar. Pesawat yang kami tumpangi langsung parkir di depan terminal kedatangan. Sekitar 20 langkah, masuklah kita ke ruang kedatangan. Praktis, tidak repot.

Setelah mengambil bagasi, kami bertemu dengan Stella dan Om Udin. mereka pendamping dan driver kami yang akan menemani petualangan selama di Gorontalo. Tanpa banyak basa-basi kamipun berangkat meninggalkan bandara. Dari bandara ke kota Gorontalo jaraknya cukup jauh untuk ukuran kota ini, bisa ditempuh sekitar 40 menit dengan kecepatan rata-rata 60km/h.

Sebelum masuk ke kota kami mampir dulu di rumah makan Ullan dengan dalih makan siang. Padahal saat itu jam 11 juga belum. Karena rekomendasi dari petualang ACI asal Gorontalo yang katanya menu disana enak, akhirnya kita mampir. Kami memesan beberapa menu andalan antara lain ikan bakar dan ikan kuah asam.

'Soal rasa lidah ga bisa bohong!' hehe... rasa ikan bakarnya enak, gurih dan.. enak enak enak. Ada citarasa unik yang muncul di ikan bakar ini. Terasa dari minyak kelapa yang digunakan untuk bumbu bakar. tidak banyak bumbu aneh2 di ikan bakar ini. Minimalis tetapi manis…

Setelah perut terasa sangat padat, 'terpaksa' perjalanan kita lanjutkan. konsentrasi pada pencarian hotel. kita menuju kawasan Pentadio resort. saya sudah berhayal lebih dulu tentang nyamannya menginap di hotel tepi danau Limboto, danau terbesar di propinsi Gorontalo.Β 

Saat tiba di lokasi, bayangan saya salah besar. Kenyataan yang ada hotel tersebut sudah tidak beroperasional. Bangunan hotel tidak terawat dan sebagian terendam luapan air danau. Rupanya kawasan Pentadio tidak lagi mengelola hotel. Tapi tenang saja jika berkunjung kesini masih ada pemandian air panas dan kolam renang.

Selanjutnya perjalanan kami lanjutkan ke Museum Perjuangan Nani Wartabone. Nani Wartabone adalah pejuang daerah Gorontalo yang lebih dulu memproklamasikan kemerdekaan, mengibarkan dwi warna Merah Putih, dan menyanyikan lagu Indonesia Raya pada tanggal 23 Januari 1942. Sepertinya Gorontalo lebih dulu merdeka daripada bangsa Indonesia, kesimpulan saya sih begitu... menarik bukan? di tulisan lain akan kita bahas.

Siapa sangka Gorontalo memiliki keterkaitan yang sangat kuat terhadap era penjajahan kolonial. Danau Limboto pada tahun 1950 pernah menjadi tempat mendarat Bung Karno, presiden pertama RI. Ada alasan khusus sehingga Bung Karno rela jauh-jauh ke Gorontalo dengan menggunakan pesawat amphibi.

Milu siram menjadi pilihan makan malam kita setelah seharian berpetualang di Gorontalo. Bahan dasar masakan ini adalah jagung yang diolah menjadi sup. Rasanya manis dan gurih. Lumayan mengenyangkan dan yang penting bisa bikin tidur nyenyak.

Gorontalo menawarkan wisata sejarah yang kuat dan kuliner yang menarik.

Hide Ads