Setelah melewati jalan menanjak yang berliku-liku diΒ malam hari menuju Tana Toraja, kami pun akhirnya sampai di Rantepao, kota terbesar di Toraja. Mengingat belum sempat makan sejak tadi pagi, meluncurlah kami menuju salah satu rumah makan di Rantepao.
Rasa ingin mencoba makanan khas lokal Toraja muncul, saya pun memesan Pamerasan Daging Kerbau. Terdengar asing di telinga, pertama saya tidak tahu apa itu pamerasan dan yang kedua selama ini belum pernah makan daging kerbau, apa rasanya kira-kira? Dan setelah menunggu sekitar 15-20 menit, datanglah pesanan yang ditunggu-tunggu.
Ternyata bentuknya seperti semur daging dengan sedikit kuah berwarna kehitaman, seperti rawon kalau di Pulau Jawa. Daging kerbau pun ternyata empuk sekali, tidak liat seperti yang saya bayangkan. Rasanya asin-asin gurih, dengan sesekali bercampur dengan aroma khas dari butiran-butiran hitam yang terdapat di kuahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proses memasaknya pun cukup lama, yang menjelaskan kenapa daging kerbau pesanan saya itu menjadi sangat empuk. Menikmati pamerasan ini, paling enak ditemani dengan sambal khas Toraja dan segelas jus Tamarella segar. Jika teman-teman penggemar sambal pedas pasti akan suka dengan sambal di Toraja, namanya Lada Tu'tuk. Hanya berupa cabai Katokkon ditumbuk lalu dicampur sedikit garam, tanpa tambahan bawang merah, bawang putih, ataupun tomat.
Namun rasanya menjadi sangat asli dan benar-benar pedas menggigit lidah.
Ini juga pertama kalinya saya mencoba yang namanya jus Tamarella. Tamarella, dalam bahasa Indonesia disebut dengan Terung Belanda. Mendengar kata terung, entah kenapa yang langsung terbayang di kepala adalah jus rasa bengkuang.
Ternyata lagi-lagi perkiraan saya salah, jus Terung Belanda ini rasanya manis dan segar, seperti gabungan rasa jambu batu dan sedikit tomat. Pohon dan buah aslinya pun mirip dengan tomat, hanya saja lebih lonjong bentuknya. Dimakan langsung atau dibuat jus, sama enaknya.
Apa hanya Pamerasan yang menjadi khas di Toraja?
Bukan, masih banyak lagi ternyata, tunggu cerita kami dari wisata kuliner berikutnya.












































Komentar Terbanyak
Awal Mula PB XIV Purbaya Gabung Ormas GRIB Jaya dan Jadi Pembina
Fadli Zon Bantah Tudingan Kubu PB XIV Purbaya Lecehkan Adat dan Berat Sebelah
5 Negara yang Melarang Perayaan Natal, Ini Alasannya