Pamerasan, Rawon ala Toraja

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Susan Stephanie|5147|SULBAR & SULSEL|50

Pamerasan, Rawon ala Toraja

Redaksi Detik Travel - detikTravel
Kamis, 03 Mar 2011 11:05 WIB
loading...
Redaksi Detik Travel
Pamerasan Daging Kerbau khas Tana Toraja
pohon dan buah pamerasan
pamerasan yang telah dikeringkan dan ditumbuk, siap digunakan sebagai bumbu masak
cabai Katokkon khas Toraja, yang berwarna oranye yang biasanya dibuat sambal
Tamarella atau Terung Belanda, manis-manis asam dan segar
Pamerasan Daging Kerbau khas Tana Toraja
Pamerasan, Rawon ala Toraja
Pamerasan, Rawon ala Toraja
Pamerasan, Rawon ala Toraja
Pamerasan, Rawon ala Toraja
Pamerasan, Rawon ala Toraja
Pamerasan, Rawon ala Toraja
Jakarta -

Setelah melewati jalan menanjak yang berliku-liku diΒ  malam hari menuju Tana Toraja, kami pun akhirnya sampai di Rantepao, kota terbesar di Toraja. Mengingat belum sempat makan sejak tadi pagi, meluncurlah kami menuju salah satu rumah makan di Rantepao.

Rasa ingin mencoba makanan khas lokal Toraja muncul, saya pun memesan Pamerasan Daging Kerbau. Terdengar asing di telinga, pertama saya tidak tahu apa itu pamerasan dan yang kedua selama ini belum pernah makan daging kerbau, apa rasanya kira-kira? Dan setelah menunggu sekitar 15-20 menit, datanglah pesanan yang ditunggu-tunggu.

Ternyata bentuknya seperti semur daging dengan sedikit kuah berwarna kehitaman, seperti rawon kalau di Pulau Jawa. Daging kerbau pun ternyata empuk sekali, tidak liat seperti yang saya bayangkan. Rasanya asin-asin gurih, dengan sesekali bercampur dengan aroma khas dari butiran-butiran hitam yang terdapat di kuahnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pendamping kami, Bang Agus, bercerita kalau butiran hitam itulah yang disebut dengan Pamerasan, bumbu khas yang sering digunakan oleh orang Toraja untuk masakan mereka. Pamerasan sendiri merupakan nama pohon, yang buahnya dikumpulkan, lalu diambil bijinya dan dikeringkan. Setelah benar-benar kering, biji-biji tersebut akan berubah menjadi warna hitam pekat, lalu ditumbuk untuk kemudian digunakan untuk memasak. Bukan hanya daging kerbau saja yang dapat dimasak dengan pamerasan ini, ada juga daging ayam, babi, maupun ikan.

Proses memasaknya pun cukup lama, yang menjelaskan kenapa daging kerbau pesanan saya itu menjadi sangat empuk. Menikmati pamerasan ini, paling enak ditemani dengan sambal khas Toraja dan segelas jus Tamarella segar. Jika teman-teman penggemar sambal pedas pasti akan suka dengan sambal di Toraja, namanya Lada Tu'tuk. Hanya berupa cabai Katokkon ditumbuk lalu dicampur sedikit garam, tanpa tambahan bawang merah, bawang putih, ataupun tomat.
Namun rasanya menjadi sangat asli dan benar-benar pedas menggigit lidah.

Ini juga pertama kalinya saya mencoba yang namanya jus Tamarella. Tamarella, dalam bahasa Indonesia disebut dengan Terung Belanda. Mendengar kata terung, entah kenapa yang langsung terbayang di kepala adalah jus rasa bengkuang.
Ternyata lagi-lagi perkiraan saya salah, jus Terung Belanda ini rasanya manis dan segar, seperti gabungan rasa jambu batu dan sedikit tomat. Pohon dan buah aslinya pun mirip dengan tomat, hanya saja lebih lonjong bentuknya. Dimakan langsung atau dibuat jus, sama enaknya.

Apa hanya Pamerasan yang menjadi khas di Toraja?
Bukan, masih banyak lagi ternyata, tunggu cerita kami dari wisata kuliner berikutnya.

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads