Riwayat Miris Benteng VOC

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Rizki Mahesar|4367|MALUKU 1|31

Riwayat Miris Benteng VOC

Redaksi Detik Travel - detikTravel
Jumat, 11 Mar 2011 10:05 WIB
loading...
Redaksi Detik Travel
Gerbang Utama Benteng VOC
Pos Penjaga Benteng VOC
Dari kejauhan terlihat padang rumput yang mengelilingi Benteng VOC
Jembatan yang telah keropos di Desa Kayeli
Riwayat Miris Benteng VOC
Riwayat Miris Benteng VOC
Riwayat Miris Benteng VOC
Riwayat Miris Benteng VOC
Jakarta -

Sudah memasuki hari kedua kami berada di Namlea, Pulau Buru. Rasa-rasanya, selain hiruk pikuk suasana kota yang sebenarnya juga tidak terlalu ramai, Kota Namlea juga tidak memiliki daya tarik tersendiri. Setelah melakukan riset kecil-kecilan dan berbekal tanya-tanya dengan penduduk setempat, muncul suatu wacana untuk melakukan kunjungan singkat ke seberang Kota Namlea, tepatnya di Desa Kayeli. Di sana terdapat sebuah situs bersejarah, yakni Benteng VOC yang dahulu digunakan sebagai kantor pemerintahan propinsi Ambon.

Dari Hotel Grand Sarah tempat kami menginap, dengan menggunakan ojek, kami meluncur ke sebuah pasar yang juga merupakan pangkalan perahu cepat. Setelah melakukan tawar-menawar dengan penyedia jasa perahu cepat, akhirnya kami sepakatΒ  dengan harga Rp 500.000,00 untuk pulang-pergi ke Desa Kayeli. Pelayarannya sendiri memakan waktu sekitar 25 menit sekali jalan dengan keadaan ombak yang tenang. Selama pelayaran tersebut, dari kejauhan kami melihat pemandangan berupa gunung dan bukit-bukit yang sangat memesona di mana Desa Kayeli terletak di kaki gunung tersebut.

Sesampainya di Desa Kayeli, kami terkejut dengan kondisi desa yang sangat tidak asri. Imajinasi kami sebelumnya yang mengira desa tersebut seperti layaknya desa yang berada di kaki gunung bak lukisan, sirna sudah. Di sana kami bertemu dengan pemuda setempat yang bersedia mengantar kami ke Benteng VOC yang jaraknya sekitar 1 KM dari gerbang desa. Kekecewaan kami berlanjut ketika kami mendapati Benteng VOC yang didirikan pada 1785 tersebut telah menjadi reruntuhan yang sangat tidak terawat. Situs bersejarah yang seharusnya berdiri megah, kini hanya berupa jejeran tembok yang ditumbuhi semak belukar dan juga dijadikan oleh penduduk setempat untuk "mengangon" sapi-sapi yang jumlahnya puluhan ekor sehingga dapat dibayangkan bagaimana lokasi tersebut juga dipenuhi oleh, maaf, kotoran sapi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa penduduk di sana juga sempat bertanya kepada kami apakah kami adalah utusan dari pemerintah daerah setempat yang sedang meninjau lokasi. Mereka mengeluh atas kerusakan yang terjadi pada salah satu jembatan kayu di sana. Dari hal tersebut kami berkesimpulan bahwa pemerintah daerah khususnya Dinas Pariwisata seharusnya lebih memperhatikan Benteng VOC yang dapat menjadi daya tarik Desa Kayeli dan tentunya menyediakan infrastruktur yang memadai.Β 

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads