Pasar yang terletak bersebelahan dengan terminal angkutan kota Sanggeng itu sekilas tampak biasa saja. Tak ada bedanya dengan pasar-pasar tradisional lain. Bangunan bertingkat di bagian depan pasar yang sejak dulu oleh masyarakat disebut dengan 'pasting', singkatan dari 'pasar tingkat' tampak tak beda dengan pasar di kota-kota lain. Namun entah mengapa, kami begitu tertarik untuk melihat-lihat ke bagian belakang pasar yang berbatasan dengan pantai pelabuhan rakyat.
Pedagang pakaian memenuhi lorong begitu kami memasuki pasar melalui pintu depan Pasting. Di ujung lorong kami tertarik untuk mampir pada penjual aksesoris gelang dan kalung yang terbuat dari rajutan benang. Karena warna dan bentuknya yang beragam, kamipun tertarik membeli beberapa potong untuk kami jadikan oleh-oleh. Setelah lama memilih-milih gelang yang cocok dan membelinya, kamipun menuju ka bagian belakang pasar. Sebuah tangga menurun menghubungkan bangunan Pasting dengan pelataran belakang.
Dari atas, sebelum menuruni tangga kami telah dapat melihat suasana pasar tradisional yang ramai. Ini ternyata yang membuat Pasar Sanggeng berbeda.
Pada sisi kiri dan kanan jalan, berdiri teratur tenda-tenda terpal yang didominasi warna oranye. Satu sisi berimpit dengan bangunan Pasting dan sisi lainnya berbatasan denganpantai. Di latar belakang, tampak kesibukan Pelabuhan Rakyat dan luasnya Teluk Doreri. Di bawah tenda-tenda terpal para pedagang sayur, buah-buahan, sagu, ubi dan pinang saling membaurkan warna. Bukan hanya warna hijau yang biasa mendominasi pasar sayuran, Pasar Sanggeng lebih berwarna. Ditambah lagi dengan warna-warna pakaian
pedagang dan pengunjung pasar. Orang Papua secara umum memang menyukai warna-warna cerah. Satu lagi yang membuat Pasar Sanggeng berbeda adalah jika pasar di kota lain didominasi pedagang dari luar Papua seperti dari Makasar, Buton, Jawa dan luar Papua lain, Pasar Sanggeng justru didominasi oleh pedagang masyarakat asli Papua. Sehingga terasa betul suasana Papua disini.
Hal menarik yang kami alami di Pasar Sanggeng adalah keramahtamahan, suasana pasar yang bersih dan kami tak merasakan sesak seperti layaknya pasar, sehingga jarang sekali terjadi singgungan yang 'gak penting' sesama pengunjung pasar. hmm.. pasar yang menyenangkan. Tak terasa, waktu begitu cepat, kamipun harus melanjutkan perjalanan kami ke Hutan wisata Gunung Meja sebelum hari gelap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Komentar Terbanyak
Ada Gerbong Khusus Merokok di Kereta, Kamu Setuju?
Cerita Tiara Andini Menolak Tukar Kursi sama 'Menteri' di Pesawat Garuda
Terpopuler: Dedi Mulyadi Terancam Dicopot, Ini Penjelasan DPRD Jabar