Halal Bihalal Virtual Pengobat Rindu Akan Tanah Air

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Halal Bihalal Virtual Pengobat Rindu Akan Tanah Air

Ristiyanti Handayani - detikTravel
Minggu, 06 Jun 2021 22:34 WIB
loading...
Ristiyanti Handayani
Kota Utrecht, tempat saya bermukim saat ini
Babancong, salah satu simbol Kota Garut. Kota kelahiranku. Foto diambil dari Wikimedia
Halal bihalal virtual bersama teman semasa SMA
Reuni dan silaturahmi ketika saya mudik ke tanah air sebelum pandemi
Makanan khas lebaran yang saya buat di rantau, salah satu pengobat rindu akan lebaran di Indonesia
Halal Bihalal Virtual Pengobat Rindu Akan Tanah Air
Halal Bihalal Virtual Pengobat Rindu Akan Tanah Air
Halal Bihalal Virtual Pengobat Rindu Akan Tanah Air
Halal Bihalal Virtual Pengobat Rindu Akan Tanah Air
Halal Bihalal Virtual Pengobat Rindu Akan Tanah Air
Utrecht -

Setiap tahun, dalam suasana lebaran atau Idul Fitri, biasanya banyak keluarga diaspora yang bermukim di Belanda berlibur ke Indonesia, termasuk saya.

Selain menikmati suasana lebaran, kami biasanya bersilaturahmi dan melepas kerinduan bersama keluarga, kerabat, tetangga, sahabat dan teman di tanah air.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di samping itu tentu saja memanjakan lidah dengan menikmati aneka kuliner tradisional khas Indonesia.

ADVERTISEMENT

Namun begitu banyak perubahan global yang terjadi dampak wabah Corona. Pergerakan dan perpindahan atau migrasi penduduk dari satu wilayah ke wilayah lain, mengalami perubahan yang sangat drastis, boleh dibilang mengalami hambatan sejak virus Covid-19 menjadi wabah.

Banyak negara memberlakukan lockdown, sistem karantina yang cukup lama, sarana transportasi udara yang tidak lagi terjadwal baik, bahkan lebih banyak pesawat terparkir di hanggar airport, dan beragam dampak pandemi lainnya, yang pada akhirnya membuat banyak keluarga diaspora termasuk saya memutuskan untuk tidak mudik ke tanah air saat lebaran.

Begitu unik gaya lebaran Idul Fitri muslim tahun ini, berjamaah, berkumpul, berziarah ke pemakaman, bersilaturahmi, berfoto ramai-ramai, berpelukan, bersimpuh, dan berjabat tangan erat sambil mengucapkan "Mohon Maaf lahir & batin", seakan dihindari sebisa mungkin secara ragawi.

Hanya di dunia maya, dengan koneksi internet dan quota yang cukup dan memadailah kami bisa bersilaturahmi dengan orangtua, keluarga, kerabat, sahabat dan teman.

Bersyukur kemajuan teknologi memberikan kemudahan komunikasi, sehingga silaturahmi masih tetap bisa tersambungkan.

Agenda halal bihalal atau silaturahmi pasca lebaran pun dilakukan secara virtual, bersama handai taulan di Indonesia.

Salah satu agenda halal bihalal bersama teman di masa putih abu-abu, mampu menjadi pengobat rindu akan kampung halaman.

Selain diisi dengan ceramah keagamaan yang disampaikan oleh salah satu rekan, kami pun masih bisa bercengkerama dan bersenda gurau seperti dulu, serta saling bertanya kabar keluarga.

Selesai acara saya tersenyum simpul, mengenang memori masa-masa remaja, yang telah lebih dari 30 tahun berlalu. Tetap bersyukur dalam situasi apapun. Semoga pandemi covid segera berakhir, dan saya bisa segera mudik ke kampung halaman.

Hide Ads