Welcome d'travelers !

Ayo share cerita pengalaman dan upload photo album travelingmu di sini. Silakan Daftar atau

ADVERTISEMENT

Senin, 04 Okt 2021 07:41 WIB

D'TRAVELERS STORIES

Melihat Jejak Sejarah Industri Gula di Museum De Tjolomadoe

gema bayu
d'Traveler
Museum De Tjolomadoe awalnya merupakan sebuah Pabrik Gula
Museum De Tjolomadoe awalnya merupakan sebuah Pabrik Gula
Hasil produksi gula telah dipasarkan ke dalam negeri dan luar negeri
Hasil produksi gula telah dipasarkan ke dalam negeri dan luar negeri
Proses pembuatan gula pasir harus melewati setiap stasiun, mulai dari penggilingan, dipotong dan dimurnikan
Proses pembuatan gula pasir harus melewati setiap stasiun, mulai dari penggilingan, dipotong dan dimurnikan
Semua peralatan penggilingan di museum ini kala itu didatangkan dari Eropa
Semua peralatan penggilingan di museum ini kala itu didatangkan dari Eropa
Penamaan Colomadu oleh Mangkunegara IV artinya adalah gunung madu dengan harapan menjadi simpanan kekayaan dalam bentuk gula yang menyerupai gunung
Penamaan Colomadu oleh Mangkunegara IV artinya adalah gunung madu dengan harapan menjadi simpanan kekayaan dalam bentuk gula yang menyerupai gunung
detikTravel Community -

Museum De Tjolomadoe pada mulanya adalah sebuah pabrik gula. Pabrik ini menjadi bukti majunya industri gula Indonesia kala itu.

Museum De Tjolomadoe berada di Jalan Adi Sucipto No. 1 Malangjiwan, Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah. Museum ini pada awalnya merupakan sebuah pabrik gula yang bernama Pabrik Gula Colomadu yang mulai didirikan pada hari minggu tanggal 8 Desember 1861. Pabrik gula ini didirikan atas pertimbangan Mangkunegara IV (1853-1881) untuk kegiatan bisnis.

Kawasan di sini punya potensi dalam hal perkebunan tebu yang dapat mendorong industri gula. Produk gula sangat dibutuhkan dalam pasar dalam negeri maupun luar negeri.

Gula juga merupakan sumber penghasilan selain pajak pada masa itu. Melihat peluang ini Mangkunegara IV memerintahkan seorang ahli berkebangsaan Jerman yang bernama R. Kampf untuk mendirikan pabrik gula.

Atas kerja sama ini alat-alat yang berada di pabrik didatangkan langsung dari Eropa. Salah satu sumber pendanaan pembangunan pabrik gula ini didanai dari keuntungan perkebunan kopi milik Praja Mangkunegara.

Penamaan colomadu diberikan oleh Mangkunegara IV yang memiliki arti gunung madu dengan harapan industri gula tetap bertahan dan menjadi sumber penghasilan/kekayaan dalam bentuk gula yang menyerupai sebuah gunung.

Setelah mulai diproduksi pada tahun 1862, hasilnya telah dipasarkan ke wilayah lokal seperti Banda Neira (Maluku) dan ke luar negeri, yaitu Singapura dan Belanda.

Keuntungan yang diperoleh digunakan untuk membayar gaji pegawai, operasional praja, menebus tanah lungguh (tanah garapan), membayar gaji bangsawan, mendirikan sekolah rakyat, merenovasi/memperbaiki Puro Mangkunegaran, membangun sarana umum, irigasi dan jalan.

Dalam perjalanan panjangnya, pabrik gula ini masih beroperasi sampai tahun 1998 yang sempat beberapa kali dipegang oleh perusahan milik Republik Indonesia. Lama tidak beroperasi, pada tanggal tahun 2018 Pabrik Gula Colomadu diresmikan sebagai museum/cagar budaya.

Hal ini merupakan bentuk menjaga nilai-nilai sejarah dan budaya. Bangunan dan alat-alat di museum ini tetap dipertahankan dan banyak juga yang revitalisasi namun tidak menghilangkan nilai sejarahnya.

Seperti Stasiun Ketelan yang juga difungsikan sebagai kantin, Stasiun Gilingan yang merupakan museum pabrik gula, Stasiun Karbonatasi difungsikan juga sebagai area art dan craft, Stasiun Penguapan yang juga difungsikan sebagai area arcade.

Sarkara Hall difungsikan sebagai pelataran multifungsi dan Tjolomadoe Hall sebagai ruang konser. Melihat jalan panjang yang terjadi pada pabrik gula yang telah berganti menjadi museum ini. Maka dari itu harus tetap dijaga dan dilestarikan, karena merupakan bukti majunya industri gula pada masa Mangkunegara IV dan menjadi warisan yang tak ternilai harganya bagi Bangsa Indonesia.

---

Artikel ini ditulis oleh pembaca detik Travel, Gema Bayu. Traveler yang hobi berbagi cerita perjalanan, yuk kirim artikel, foto atau snapshot kepada detikTravel di d'Travelers. Link-nya di sini

BERITA TERKAIT
BACA JUGA