Menikmati semangkok bakso di sore hari memang paling asyik. Apalagi disuguhi pemandangan yang cantik.
Tak peduli apakah jajan bakso di warung, restoran atau sekedar icip-icip bakso gerobak dorong yang dijajakan di pinggir jalan, tetap akan sama keseruannya. Namun bagaimana dengan jika jajanan populer ini dinikmati di sebuah tempat yang berlokasi di kaki gunung atau mungkin pinggang gunung, yang menghadap ke hamparan luas sawah dengan terasering yang bertingkat-tingkat, lalu dipadu dengan sorot cahaya kemerahan tatkala matahari senja mulai tenggelam? Inilah sensasi yang sempurna.
Adalah kedai Mieso Mena namanya, sebuah kedai jajanan sederhana dengan bangunan semi permanen yang dalam beberapa waktu belakangan mulai viral dikalangan para penikmat kuliner sekaligus pemburu spot-spot indah untuk keperluan konten story diberbagai linimasa media sosial. Kedai jajanan ini awalnya hanyalah sebuah kedai tempat minum teh atau kopi sebagaimana biasanya warung-warung minum di pedesaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun lokasinya yang sangat strategis dan indah, terletak di ketinggian perbukitan, tepatnya di kenagarian Tanjung Haro Sikabu-Kabu yang merupakan pinggang gunung Sago, gunung api (vulkanik) non aktif. Secara wilayah administratif, lokasi ini berada di Kabupaten 50 Kota Sumatera Barat, sekitar 10 kilometer di selatan Kota Payakumbuh.
Geliat kemunculan tempat bersantai murah meriah ini bermula tatkala pandemi COVID-19 mulai menyerang, yang kemudian diikuti oleh trend olahraga bersepeda. Maka hampir setiap hari tempat ini ramai oleh para goweser dadakan yang sudah bosan mengurung diri di rumah, blusukan hingga ke pelosok kampung bahkan sampai ke pinggang gunung seperti kawasan Gunung Sago ini.
Sehingga, kedai ini menjadi salah satu tempat beristirahat favorit bagi para goweser untuk melepas lelah. Sembari mengambil nafas dan mengeringkan keringat, minum-minum di warung yang menggelar dagangannya di pinggir sebuah jalan kampung beraspal mulus, dengan bangku-bangku kayu menghadap ke hamparan sawah terasa sungguh nikmat.
Perlahan, seiring dengan semakin viralnya tempat ini, kedai minuman ini mulai menambah menu-menunya. Salah satunya adalah mieso (mie bakso) tulang yang menjadi andalan hingga kini. Dengan sejumput mie yang lembut dan bola-bola daging yang nikmat ditambahi dengan tulang-tulang sup yang istimewa, lalu digenangi dengan kuah kaldu yang gurih dengan taburan bawang goreng dan seledri, menguapkan aroma yang sangat menggoda.
Maka tatkala semangkuk mieso tulang panas dengan uap yang mengepul disantap di ketinggian, sambil memandang ke arah ratusan bahkan ribuan petak sawah yang menguning dan sebagian lagi menghijau terhampar di dataran yang lebih rendah, di sela hembusan angin disorot oleh merah jingga cahaya surya menjelang terbenam dibalik bukit diseberang. Sungguh di sanalah terasa seolah Tuhan telah berkehendak menurunkan satu kepingan surganya, untuk sejenak dinikmati umat manusia.
---
Artikel ini ditulis oleh pembaca detik Travel, Dedy Rahmat Nurda. Traveler yang hobi berbagi cerita perjalanan, yuk kirim artikel, foto atau snapshot kepada detikTravel di d'Travelers. Link-nya di sini
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum