Berkunjung ke makam pahlawan bisa jadi bentuk menghormati pahlawan yang berjasa untuk NKRI. Salah satunya berkunjung ke Makam Buya Natsir TPU Karet Bivak.
Saya beruntung bisa berkunjung ke Jakarta. Disela kunjungan, saya berkesempatan untuk datang ke makam Buya Mohammad Natsir di TPU Karet Bivak.
TPU (Tempat Pemakaman Umum) Karet Bivak menjadi tempat peristirahat terakhir sang ulama sekaligus negarawan yang mangkat pada tanggal 06 Februari 1993 (sekitar 29 tahun silam). Tertulis pada batu nisannya 'Aba H. M. Natsir Dt. Sinaro Panjang' yang menegaskan gelar adatnya sebagai putra kebanggaan Minangkabau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lingkungan makam Buya Natsir masih terawat dengan baik, ditambah dengan sejuknya hembusan angin pagi dan keasrian area pemakaman membuat saya tidak sadar kalau tempat ini masih berada di tengah kota. Bahkan sejauh mata memandang dapat terlihat gedung-gedung yang menjulang, terlebih BNI Tower tatkala itu.
Sekalipun begitu, saya tetap fokus pada aktivitas menziarahi mantan Perdana Menteri Republik Indonesia tersebut. Sembari mentadaburi keteladanan yang telah beliau curahkan semasa hidupnya untuk kemaslahatan agama dan bangsa Indonesia.
Tanah air tercinta ini menjadi saksi atas perjuangan Buya Natsir dalam memajukan pendidikan bangsa, menjadi Uswatun Hsanah dalam mengintegrasikan NKRI lewat mosi integralnya. Dan tentu sebagai figur yang senantiasa santun lagi bersahaja-tidak haus akan 'harta' maupun 'jabatan' karena setiap tugas ia dedikasikan dengan ikhlas.
Spirit-spirit pengorbanan dan perjuangan dari Buya Natsir inilah yang eloknya dapat dijadikan pembelajaran bagi generasi masa kini di tengah masifnya era globalisasi untuk bersinergi memajukan agama, bangsa, dan negara dengan ikhlas tanpa pamrih. Dengan begitu kita dapat sama-sama mengokohkan NKRI secara ikhlas dari kesadaran kolektif, agar bangsa ini dapat terhindar dari perpecahan dan pelbagai bentuk disintegrasi.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum