Berwisata sambil menambah ilmu pengetahuan terutama sejarah, bisa dilakukan dalam satu paket. Atas keinginan seperti itulah, rumah baca Pustaka Dua-2 sebuah komunitas literasi yang bergiat di Kota Payakumbuh, menggagas kegiatan Pustaka Dua-2 Literacy Trip.
Mengajak para remaja dan bocah-bocah mungil usia sekolah, kami mengunjungi salah satu kota kecil namun sarat dengan nilai-nilai sejarah besar yang menjadi saksi berdirinya negara ini, yaitu Kota Bukittinggi, Sumatera Barat.
Ada dua destinasi wisata sejarah yang berkaitan erat dengan Proklamator Bung Hatta yang dikunjungi dalam perjalanan kali ini. Trip pertama adalah mengunjungi sebuah rumah bertingkat dua yang dibangun dari kombinasi antara konstruksi dinding kayu dan jalinan anyaman bambu serta berlantaikan papan yang terlihat sederhana, rapi namun tetap terlihat megah dan mewah di zamannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rumah yang terletak persis di pinggir jalan nasional yang menghubungkan Kota Bukittinggi-Payakumbuh ini, tepatnya berlokasi sejajar dengan deretan pertokoan yang berada dalam kawasan Pasar Banto, yang tak seberapa jauh dari Gedung Banto Trade Centre dan pasar bawah yang merupakan pusat penjualan sayur mayur untuk kawasan Bukittinggi dan sekitarnya.
Lokasinya yang berada di keramaian hiruk-pikuk pasar sayur-mayur memang menjadikan lokasi bersejarah ini tak tampak mencolok, bahkan cenderung tenggelam oleh deretan pertokoan bertingkat serta deretan angkutan kota yang seringkali tampak ngetem persis di depannya menunggu penumpang.
Maka jika Anda belum pernah ke sana, maka meskipun rumah ini berada di jalan utama, namun ada baiknya untuk menggunakan aplikasi petunjuk arah seperti Google Maps, atau dengan bertanya kepada masyarakat sekitar.
Tak ada tarif yang mesti dibayar untuk masuk ke rumah ini. Cukup dengan hanya memberi infak seikhlasnya untuk membantu biaya perawatan rumah bersejarah ini. Pengunjung dapat berkeliling menelusuri jejak-jejak masa kecil sang proklamator sepuasnya.
Ada banyak foto-foto dan benda-benda bersejarah yang terkait dengan Bung Hatta yang dipajang dan dipamerkan sebagai koleksi di rumah ini. Selain puluhan pajangan foto, ada benda-benda dan perkakas rumah tangga yang dahulunya pernah digunakan keluarga Bung Hatta.
Ada meja kursi tamu dan kursi makan keluarga, ranjang tempat tidur dimana dikisahkan di sanalah bayi Hatta dilahirkan, peralatan dapur, kereta kuda (bendi) yang dipergunakan untuk mengantar Hatta kecil pergi ke sekolah hingga bekas sumur tempat keluarganya mengambil air untuk keperluan mandi, cuci hingga menanak nasi.
Memang diakui oleh pemandunya, bahwa bangunan ini bukanlah bangunan asli sebagaimana dahulunya, melainkan dibangun kembali (duplikasi) dengan tetap mempertahankan bentuk dan struktur aslinya tanpa ada perubahan yang berarti.
Ada sedikit perubahan lokasi, di mana bangunan baru digeser lebih kurang 10 meter ke belakang dari lokasi bangunan aslinya Hal ini disebabkan karena bangunan aslinya memang telah lama runtuh dan lokasinya telah tergusur oleh pelebaran jalan dan menyesuaikan tata bangunan sesuai perkembangan kota.
Maka, tak heran efek dari pergeseran ini menyebabkan lokasi sumur air yang dahulunya berada di belakang rumah, saat ini akan anda temui bahwa sumur ini sudah berada di dalam salah satu kamar rumah duplikasi.
Anak-anak begitu gembira tatkala diajak berkeliling rumah oleh pemandu yang ramah. Sembari menceritakan tentang fungsi masing-masing ruangan bangunan, tak lupa juga diceritakan tentang sejarah-sejarah kecil yang terjadi di rumah kelahiran Hatta ini, yang kisah-kisahnya tak dapat ditemui dalam buku-buku sejarah di sekolah atau di buku-buku sejarah.
Trip berikutnya rombongan beranjak menuju Perpustakaan Proklamator Mohammmad Hatta yang berlokasi di atas bukit kecil bersebelahan dengan Kantor Walikota Bukittinggi.
Di pustaka super megah dengan konsep arsitektur modern minimalis ini, kepada rombongan diperkenalkan dengan segala fasilitas yang tersedia. Ada ribuan koleksi judul buku, baik berupa buku-buku fisik maupun buku dalam format digital yang dapat diakses secara daring.
Ruang baca yang tersedia bersuasana sejuk, nyaman serta ekslusif. Sebuah ruang baca anak dengan dekorasi yang memikat penuh warna-warni dipenuhi dengan ratusan koleksi buku bacaan anak, serta dilengkapi dengan fasilitas bermain edukasi.
Paling menarik adalah di saat rombongan diajak menyaksikan pemutaran film dokumenter mengenai sejarah kehidupan Bung Hatta di sebuah ruang khusus yang berfungsi sebagai teater mini.
Dalam film biografi singkat ini, kepada anak-anak diperkenalkan tentang bagaimana perjuangan sosok Bung Hatta sebagai Proklamator dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, serta bagaimana kecintaan dan kedekatan beliau dengan buku-buku dan pustaka.
Kegembiraan tergurat dari wajah para bocah dan remaja yang mengikuti wisata sejarah Bung Hatta kali ini. Sejenak mata dan tangan mereka terbebas dari belenggu layar ponsel yang nyaris merenggut periode emas perkembangan mental usia muda mereka.
Wisata edukasi di antara buku-buku seraya menyerap ilmu dan tauladan Bung Hatta, membebaskan dan membuka cakrawala berfikir mereka lebih luas lagi. Seperti ucapan Bung Hatta tatkala dihukum penjara oleh sang penjajah, "Aku rela dipenjara, asalkan bersama buku. Karena dengan buku, aku merasa bebas".
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol