Fulan Fehan menjadi salah satu tujuan saya ketika membuat jadwal perjalanan ke Pulau Timor. Saat melihat foto-foto hasil pencarian di internet saya sungguh penasaran dengan tempat ini. Jadilah di hari kedua saya di Pulau Timor saya agendakan untuk mengunjungi Fulan Fehan.
Pukul 8 pagi setelah sarapan, saya berangkat ke Fulan Fehan. Hari itu hari Minggu, Kota Atambua nampak sepi. Mungkin karena banyak yang sedang ke gereja.
Jalanan lancar, tidak banyak kendaraan berlalu lalang. Kami melewati jalan raya menuju ke jalan yang lebih sepi. Suasana mulai berubah, yang tadinya banyak rumah mulai berganti dengan ladang dan hutan. Kami melewati pohon-pohon yang kulitnya berwarna putih pengemudi menjelaskan bahwa itu pohon kayu putih (bukan pohon untuk minyak kayu putih lho).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendaraan kami terus melaju, pepohonon yang sebagian mengering nampak di sepanjang jalan. Sebuah jembatan yang cukup besar juga telah kami lewati akhirnya jalan mulai menanjak dan udara mulai sejuk.
Setelah sekitar 1 jam perjalanan kami tiba di Fulan Fehan. Angin yang semula terasa panas kini berangsur terasa dingin, padahal hari sudah pukul 11 siang.
Ternak yang berkeliaran mulai nampak, kuda dan sapi. Akhirnya mobil berhenti dan kami turun memandang sekitar dengan takjub. Indah sekali pemandangan yang terhampar di depan mata.
Langit biru cerah dengan perbukitan di kejauhan. Padang rumput yang menghijau, suasana yang sepi dan tenang. Sungguh pemandangan yang luar biasa.
Kamipun berkeliling menikmati pemandangan, di sana sini nampak pohon kaktus tumbuh subur. Lalu kamu mengambil foto.
Di tempat ini pengunjung juga bisa menyewa kuda sambil berkeliling lho. Tidak perlu kuatir jatuh karena ada mendampingi saat naik kuda.
Fulan Fehan memang sungguh menawan.
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol