D'TRAVELERS STORIES
Gemasnya Anjing-anjing di Rumah Guguk, Yuk ke Sini!
Matanya berbinar-binar. Lidahnya menjulur merah muda ketika saya mendekat. Ekornya bergerak ke kanan dan ke kiri dengan cepat. Anjing pudel di depan saya tampak girang melihat kedatangan saya di Rumah Guguk yang telah berdiri sejak 2012.
Di Rumah Guguk Bandung ini, pengunjung dapat bermain dan berfoto dengan berbagai jenis anjing. Saya tahu Rumah Guguk justru dari teman di Bali yang ingin sekali ke sana tapi belum kesampaian. Saya sampai di Rumah Guguk pukul 16.00 WIB, satu jam sebelum tutup.
Saat itu, pengunjungnya sekitar 50-an orang. Saya beli dua tiket, satunya Rp 80.000,00 untuk harga akhir pekan. Ada 5 kelompok anjing di Rumah Guguk itu.
Kelompok pertama yang saya kunjungi adalah anjing-anjing berjenis corgi, dachshund, french buldog, pomeranian, dan poodle. Pengunjung bisa bergantian memegang, berfoto bersama, dan menggendong anjing. Corgi dalam kelompok itu adalah satu-satunya jenis anjing yang tidak boleh digendong. Jika digendong, ia akan menjadi ganas terhadap penggendongnya. Ada penjaga yang mengawasi dan membantu mengambil gambar.
Baca juga: Namanya Flyover Korea tapi di Bandung |
Pengunjung bisa berfoto bersama semua kawanan anjing seperti foto keluarga. Untuk foto bersama, penjaga menawarkan makanan tambahan seharga Rp 15.000,00. Makanannya berupa daging sekitar 1 kepal tangan.
Kata penjaganya, makanan itu untuk mempermudah mengatur anjing agar mau membuat formasi foto bersama. Jadi, makanan tersebut merupakan bentuk apresiasi kepada anjing yang mau bersabar berfoto dengan pengunjung. Pengunjung bisa membagi-bagikan makanan daging tersebut setelah selesai foto bersama. Sekitar 10 menit saya habiskan waktu di kelompok anjing pertama ini.
Kelompok anjing kedua yang saya kunjungi beranggotakan husky dan golden retriever. Ukuran anjing di kelompok ini besar-besar. Sama seperti di kelompok pertama, saya berfoto dengan anjing-anjing tentunya dengan membeli makanan untuk apresiasi.
Di kelompok kedua ini, saya menangkap suasana yang berbeda. Entah karena jenis anjingnya, atau karena cara melatih anjingnya, atau karena Rumah Guguk sudah akan tutup, atau hanya perasaan saya saja. Di kelompok pertama, anjing-anjing itu terasa bersemangat untuk foto bersama. Bisa jadi karena mereka sudah terbiasa setelah dibariskan akan mendapat makanan tambahan dari pengunjung.
Adalagi anjing yang harus diatur dengan suara keras agar mau menurut sesuai posisi yang telah dilatih. Setelah berfoto, saya memberi makan anjing-anjing ini. Di kelompok kedua ini, anjing-anjing ini mungkin sudah kenyang, saat saya memberi makan mereka seperti dapat syukur, tidak dapat juga tidak apa-apa.
Saya beranjak ke kelompok ketiga. Di kelompok ketiga ada anjing-anjing pudel berukuran besar. Sebagian besar diwarnai di bagian kaki, ekor, atau telinga. Mungkin untuk membedakan pudel putih yang sama. Penjaga mulai menawarkan makanan tambahan agar dapat berfoto bersama semua anjing di kelompok ketiga.
Namun saya enggan membeli makanan lagi. Saya mulai bosan melihat anjing-anjing ditata sedemikian rupa untuk foto bersama. Setelah itu, saya mulai terbebani dalam membagi makanan. Ada ketakutan saya tidak dapat membagi makanan secara rata.
Beranjak ke kelompok keempat, saya masih galau apakah keputusan saya sudah benar atau belum. Saya mulai bertanya-tanya dalam hati. Jika saya tidak membeli makanan tambahan, anjing-anjing itu tidak mendapat makanan tambahan. Tapi jika saya membeli, ada resiko saya tidak bisa membaginya dengan rata. Kelucuan anjing-anjing pomerian di kelompok keempat mengalihkan kegaulauan saya. Saya bersemangat lagi untuk berfoto di tempat ini.
Salah satu anjing pomerian menghampiri saya ketika saya duduk di tempat foto, anjing satu ini menikmati saat dibelai. Saya pun terjebak lagi. Setelah berfoto saya harus membagi daging sekepal untuk sekitar 12 anjing pomerian dengan muka yang tidak bisa saya bedakan. Mungkin ini yang disebut dengan keberuntungan bagi anjing-anjing yang mendapat makanan tambahan.
Saya melanjutkan kunjungan ke anjing kelompok kelima. Di kelompok terakhir ini, saya bertemu dengan anjing-anjing pudel dengan ukuran yang kecil dan beberapa pomerian. Saya mengulang lagi kesempatan ini dengan berfoto bersama anjing-anjing, membeli makanan, dan membagikan makanan.
Setidaknya ada anjing-anjing yang mendapat makanan tambahan, walaupun sepertinya ada keirian dari anjing-anjing yang tidak sempat mendapat makanan itu.