Ada Ancaman Maut Mengintai di Balik Keindahan Sungai Batang Sikabau

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ada Ancaman Maut Mengintai di Balik Keindahan Sungai Batang Sikabau

Suci Anggina - detikTravel
Rabu, 31 Mei 2023 15:35 WIB
loading...
Suci Anggina
Sungai Batang Sikabau
Muara Pantai Sikabau
Keindahan Pantai Sikabau
Buaya Sungai Batang Sikabau
Proses Evakuasi Korban
Ada Ancaman Maut Mengintai di Balik Keindahan Sungai Batang Sikabau
Ada Ancaman Maut Mengintai di Balik Keindahan Sungai Batang Sikabau
Ada Ancaman Maut Mengintai di Balik Keindahan Sungai Batang Sikabau
Ada Ancaman Maut Mengintai di Balik Keindahan Sungai Batang Sikabau
Ada Ancaman Maut Mengintai di Balik Keindahan Sungai Batang Sikabau
Jakarta -

Di balik keindahannya, sungai Batang Sikabau rupanya menyimpan ancaman maut yang senantiasa mengintai para warga dan juga wisatawan. Bagaimana kisahnya?

Batang Sikabau adalah nama dari sebuah sungai yang berada di Nagari Ujunggading, Kecamatan Lembah Melintang, Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat.

Nagari Ujunggading sendiri berada cukup jauh dari ibu kota Sumatera Barat, yakni Padang, dengan jarak sekitar 235 kilometer atau 5 jam perjalanan, serta dari Kota Bukittinggi berjarak sekitar 186 kilometer atau 4,5 jam perjalanan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena berada di dataran rendah dan dekat dengan pantai, mata pencaharian utama masyarakat Ujunggading adalah bertani, berkebun, serta nelayan. Dalam bertani, masyarakat biasanya menggunakan padi untuk ditanam.

Dalam berkebun, tanaman kelapa sawit lah yang menjadi tanaman utama, sehingga dengan luasnya perkebunan sawit ini, maka Pasaman Barat disebut dengan istilah "Kota Sawit".

ADVERTISEMENT

Asal Usul Batang Sikabau

"Sikabau" yang berasal dari bahasa Minangkabau artinya adalah "si kerbau". Sungai ini nantinya akan berakhir di muara Pantai Sikabau. Konon katanya, pada zaman dahulu terdapat banyak sekali kerbau di pantai ini, sehingga diberi nama Pantai Sikabau.

Sungai Batang Sikabau pun mendapat nama yang sama karena daerah alirannya berada di sekitar Pantai Sikabau. Sungai Batang Sikabau merupakan salah satu sungai yang penting dalam sistem hidrologi di Ujunggading.

Sungai Batang Sikabau memiliki peranan yang penting dalam memenuhi kebutuhan air bagi masyarakat sekitarnya, termasuk untuk pertanian, perkebunan, pemukiman, dan kegiatan sehari-hari seperti mandi, mencuci dan sebagainya.

Selanjutnya, sungai Batang Sikabau juga menjadi sumber mata pencaharian masyarakat yakni dengan memanfaatkan berbagai jenis ikan di dalamnya. Selain itu, Sungai Batang Sikabau juga memiliki potensi sebagai sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pariwisata dan rekreasi.

Keindahan alam sekitar sungai, seperti pemandangan pegunungan dan hutan tropis, memberikan daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke daerah tersebut.

Ancaman Maut Mengintai di Batang Sikabau

Namun, di balik keindahan dan manfaat besar yang diberikannya, sungai Batang Sikabau ini ternyata menyimpan sejumlah marabahaya. Seolah-olah alam meminta balasan atas manfaat yang diberikan.

Marabahaya yang dimaksud adalah adanya serangan buaya yang memakan korban jiwa. Tentu saja hal ini membuat masyarakat resah. Bagaimana tidak? sekarang sumber kehidupan mereka juga berperan sebagai sumber kehancuran.

Sebenarnya, masyarakat sekitar telah dari dulu mengetahui bahwa di dalam sungai tersebut terdapat banyak buaya, mulai dari buaya sungai hingga buaya muara.

Sebelumnya, buaya-buaya tersebut tidak pernah mengganggu aktivitas sehari-hari masyarakat. Masyarakat dan para buaya hidup saling berdampingan.

Korban Serangan Buaya Mulai Berjatuhan

Akan tetapi, akhir-akhir ini realita buaya menerkam masyarakat mulai bermunculan. Beberapa bukti yang ada diantaranya, pada hari Minggu, 17 Januari 2021 terdapat seorang pria berinisial R yang sedang mengambil wudhu di sungai Batang Sikabau (tepat di belakang rumahnya) ditemukan menghilang yang ternyata diterkam oleh seekor buaya muara.

Selanjutnya, pada Selasa, 29 November 2022, seorang pencari lokan (kerang) juga menjadi korban terkaman buaya. Kemudian, pada Kamis, 30 Maret 2023, buaya kembali mengambil korban yaitu seorang pemuda berusia 13 tahun berinisial RA saat mandi di sungai Batang Sikabau.

Selain itu, sebelumnya juga terdapat korban 2 orang kakak-beradik yang juga menjadi korban terkaman buaya. Tidak diketahui penyebab pasti mengapa buaya-buaya yang ada di sungai tersebut mulai mengambil korban jiwa.

Perjanjian Adat dengan Buaya

Tetapi, masyarakat sekitar mengatakan bahwa manusia melanggar perjanjian adat dengan mereka. Firman (52), salah satu warga sekitar mengatakan bahwa dahulu terdapat perjanjian antara para buaya dengan warga sekitar untuk tidak saling mengganggu.

Oleh karena itu, jika ada yang mengganggu para buaya seperti membunuh, menghancurkan rumah mereka, serta mengusir para buaya dari daerah kekuasaannya, maka para buaya pun akan mengganggu kehidupan manusia, meski mereka melawan hukum adat tersebut.

Hal yang luar biasa di sini adalah para buaya yang mengambil korban manusia akan memunculkan atau menyerahkan dirinya di hadapan masyarakat sebagai bentuk pertanggung jawaban atas hukum adat yang dilanggar.

Pernyataan ini pun diperkuat oleh pernyataan salah satu "orang pintar" di daerah tersebut, yang pada saat mencari korban bertanya kepada para buaya. Manusia merusak rumah mereka, manusia membunuh salah seekor dari mereka (pernyataan seekor buaya yang ditanyai oleh orang pintar tersebut).

Jika pernyataan di atas benar adanya, maka para buaya tidak dapat sepenuhnya disalahkan atas duka ini. Karena yang memulai melanggar perjanjian adalah manusia.

Justru dari peristiwa ini dapat dilihat bahwa sejatinya para buaya di Sungai Batang Sikabau tersebut lebih beradat dengan menyerahkan dirinya kepada masyarakat atas hukum yang telah mereka langgar.

Oleh karena itu, marilah kita sebagai salah satu makhluk yang diciptakan berakal, hendaknya menjaga kelestarian alam bukan merusaknya. Hendaklah kita tidak bersikap egois untuk kepentingan pribadi.

Marilah kita hidup saling menghargai diantara sesama makhluk agar kehidupan ini berjalan dengan sejahtera dan damai.

-------

Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikTravel. Anda bisa mengirimkan artikel perjalanan Anda melalui tautan ini.

Dapatkan hadiah menarik untuk pengirim artikel yang beruntung!

Hide Ads