Seindah Ini Matahari Terbit di Sarangkot Nepal

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Seindah Ini Matahari Terbit di Sarangkot Nepal

Margaretha Lina Prabawanti - detikTravel
Minggu, 18 Feb 2024 14:07 WIB
loading...
Margaretha Lina Prabawanti
Keindahan matahari terbit dalam gradasi warna.
Puncak berselimut salju yang bersinar keemasan.
Mengabadikan matahari terbit di Sarangkot.
Hawa dingin tak menjadi masalah untuk menyaksikan fenomena alam yang indah.
Pemandangan di perjalanan antara Kathmandu dan Pokhara.
Bis yang khusus diperuntukkan bagi turis.
Berpose di antara puncak pegunungan berselimut salju abadi.
Pemandangan kota di kaki gunung.
Menjadi pemburu matahari.
Matahari yang ditunggu itu.
Para pemburu matahari.
Seindah Ini Matahari Terbit di Sarangkot Nepal
Seindah Ini Matahari Terbit di Sarangkot Nepal
Seindah Ini Matahari Terbit di Sarangkot Nepal
Seindah Ini Matahari Terbit di Sarangkot Nepal
Seindah Ini Matahari Terbit di Sarangkot Nepal
Seindah Ini Matahari Terbit di Sarangkot Nepal
Seindah Ini Matahari Terbit di Sarangkot Nepal
Seindah Ini Matahari Terbit di Sarangkot Nepal
Seindah Ini Matahari Terbit di Sarangkot Nepal
Seindah Ini Matahari Terbit di Sarangkot Nepal
Seindah Ini Matahari Terbit di Sarangkot Nepal
Jakarta -

Menjelajahi Nepal tanpa memburu terbitnya matahari tentu saja tak akan sempurna. Ia akan merangkak naik di antara jajaran pegunungan Himalaya, atap dunia.

Maka, dari perhentian pertama di Kathmandu, rombongan travel writing bertajuk Nepal Trip yang digagas oleh 3 backpacker internasional, Matatita, Agustinus Wibowo dan Raiyani mulai bergerak ke Phokara.

Jaraknya yang hanya berkisar 200 kilometer dari Kathmandu, ternyata membutuhkan waktu tempuh hingga 10 jam karena kondisi jalanan yang sedang dalam perbaikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beruntung bus yang kami tumpangi, yang memang hanya diperuntukkan bagi turis, cukup nyaman dengan sofa empuk yang tidak membuat sakit pinggang serta pemandangan menakjubkan di luar jendela yang membuat perjalanan panjang tidak membosankan.

Dalam perjalanan, Agustinus Wibowo, penulis trilogi buku perjalanan Garis Batas, Selimut Debu dan Titik Nol, yang juga menjadi salah satu tour leader, memberikan pelajaran tambahan tentang berbagai tips menulis cerita perjalanan. Tak sia-sia memang mengikuti travel writing bersamanya.

ADVERTISEMENT

Dini hari berikutnya, setelah beristirahat semalam di penginapan di Pokhara, rombongan bergerak ke Sarangkot. Tiba di Sarangkot, dalam kegelapan pagi dan hawa dingin yang menusuk tulang, satu persatu peserta mulai menaiki ratusan anak tangga menuju gardu pandang.

Inilah lokasi terbaik untuk menyaksikan pergerakan matahari bangkit dari peraduan. Gardu pandang yang remang ternyata telah riuh dengan celotehan manusia dalam berbagai bahasa ketika rombongan kami tiba.

Para pemburu matahari di Sarangkot pagi itu ternyata berasal dari berbagai negara. Ketika fajar tiba, sinar matahari membuat puncak Fish Tail, jajaran pegunungan Annapurna yang berselimut salju abadi, bersinar keemasan.

Jajaran pegunungan yang merupakan bagian dari puncak tertinggi di dunia, Himalaya, terlihat anggun dan cantik seperti putri raja. Meskipun membuat siapapun yang melihatnya terpana, namun tak banyak yang diizinkan untuk mendekatinya.

Bagi saya pribadi, dapat menyaksikan keindahan puncak Annapurna dalam selimut salju abadinya yang bersinar karena pantulan matahari pagi itu menerbitkan perasaan optimis. Bahwa tak ada kegelapan yang abadi, akan selalu ada matahari yang mengusirnya dalam kehangatan pagi.

Hide Ads