Kalau kamu lagi cari pengalaman wisata yang berbeda, Desa Adat Cireundeu di Cimahi wajib masuk daftar perjalananmu.
Desa ini nggak cuma menawarkan keunikan budaya dan kuliner, tapi juga perjalanan spiritual menyusuri hutan adat atau leuweung.
Tapi jangan sembarangan, ada aturan unik yang harus kamu ikuti untuk menjaga harmoni dengan alam. Di Cireundeu, hutan adalah simbol kehidupan dan ibu bagi manusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada tiga jenis hutan adat di sini: Leuweung Larangan, yang benar-benar tidak boleh disentuh atau diambil apapun; Leuweung Tutupan, yang hanya boleh dimasuki dengan izin; dan Leuweung Baladahan, hutan yang diperbolehkan untuk dimanfaatkan dengan tetap menjaga aturan adat.
Sebelum memasuki hutan, ada dua aturan penting yang harus dipatuhi. Pertama, dilarang memakai baju berwarna merah. Warna merah dianggap melambangkan hawa nafsu seperti amarah dan keserakahan, yang bisa membuat kita bertindak semena-mena terhadap alam.
Kedua, kamu harus melepas alas kaki. Ini dilakukan untuk menghilangkan jarak antara manusia dan alam, sekaligus mengajarkan rasa hormat terhadap indung (ibu) semesta yang telah memberikan kehidupan.
Perjalanan menyusuri hutan ini bukan cuma sekadar trekking biasa. Dengan kaki telanjang, kamu akan merasakan langsung tekstur tanah, batu, dan kerikil. Ini adalah cara untuk berbagi energi dengan alam dan menyadari betapa berharganya setiap elemen di sekitar kita.
Menariknya, sebelum memasuki dan keluar dari hutan, masyarakat adat di sini akan memainkan karinding, alat musik tradisional Sunda.
Karinding digunakan sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan penghuni hutan. Suara lembutnya memberikan suasana sakral, seolah menjadi penghubung antara manusia dan alam.
Selama perjalanan, kamu juga akan diajak memahami filosofi empat elemen penting yang dijaga di Desa Cireundeu: tanah, air, api, dan angin. Namun, elemen merah dijadikan simbol khusus yang mengingatkan kita untuk menahan hawa nafsu seperti marah, serakah, atau keinginan merusak.
Wisata ini bukan cuma sekadar jalan-jalan, tapi pengalaman mendalam yang bikin kamu lebih menghargai alam. Kamu bakal belajar kenapa kita nggak boleh sembarangan memotong ranting atau menangkap burung di hutan, karena alam adalah tempat manusia bergantung untuk hidup.
Trip menelusuri hutan adat ini juga jadi pengingat pentingnya menjaga harmoni dengan semesta. Buat kamu yang mau liburan dengan makna lebih, Desa Adat Cireundeu jelas jadi destinasi yang nggak boleh dilewatkan.
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan