Jelajah Tahura Nipa-nipa, Menembus Hutan di Sulawesi Tenggara

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Jelajah Tahura Nipa-nipa, Menembus Hutan di Sulawesi Tenggara

Bambang Ismanto Harlin - detikTravel
Kamis, 07 Agu 2025 10:39 WIB
loading...
Bambang Ismanto Harlin
Finish Puncak Nipa nipa
Jelajah Tahura Nipa-nipa, Menembus Hutan di Sulawesi Tenggara
Kendari -

Taman Hutan Rakyat (Tahura) Nipa-nipa merupakan salah satu kawasan konservasi yang terletak sangat dekat dengan Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Dengan luas sekitar 7.000 hektare, Tahura ini mencakup wilayah administratif Kota Kendari dan Kabupaten Konawe. Potensi wisata alam di kawasan ini sangat besar, terlebih karena lokasinya yang strategis dan mudah dijangkau dari pusat kota.

Bagi masyarakat lokal, termasuk kami dari komunitas Sultraveler, yang terdiri dari Bhengky, Isra, Anis, Mala, dan Yulis, Tahura Nipa-nipa bukanlah kawasan yang asing. Kami sudah beberapa kali menyusuri rute ini, baik untuk berwisata maupun berolahraga trail run. Namun kali ini, kami datang dengan misi berbeda: mengikuti lomba lintas alam Jelajah Tahura Nipa-nipa.

Meskipun kami cukup kecewa dengan sistem penilaian lomba yang terasa tidak transparan sejak technical meeting hingga saat keberangkatan, saya tidak akan membahas itu lebih jauh. Yang ingin saya ceritakan adalah pengalaman perjalanan kami menyusuri rute jelajah yang menantang namun sangat berkesan ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perjalanan dimulai

Kami meninggalkan garis start sekitar pukul 08.00 WITA dan langsung dihadapkan dengan rute panjang yang menanjak, jantung langsung berdegup kencang nafas sedikit sesak, tapi kami terus melangkah dan akhirnya bisa irama jantung bisa menyesuaikan dengan langkah kami.

Sebenarnya rute ini sudah sering kami lalui karena baik untuk melakukan aktivitas wisata maupun olah raga Trail Run karena rute ini cukup favorit di kalangan para pencinta Trail run jadi sudah tidak asing lagi dan kami cepat menyesuaikan.

ADVERTISEMENT

Kurang lebih berjalan sekitar 1 km di perkampungan warga akhirnya kami memasuki kawasan perkebunan, di sini cukup terbuka sehingga sinar matahari langsung mengenai kami tanpa penghalang, untungnya ini tidak berlangsung lama karena setelah beberapa menit berjalan kami mulai memasuki kawasan hutan meskipun tidak begitu rimbun tapi cukup untuk melindungi kami dari terpaan sinar matahari langsung.

Sekitar 30 menit kemudian akhirnya kami memasuki kawasan hutan yang lebih rimbun, kami terus berjalan dengan semangat. Rute di sini lumayan landai sampai akhirnya kami harus menuruni lembah yang cukup dalam. Kekuatan kaki diuji karena kaki harus menopang tubuh lebih berat, tapi karena kerjasama kami cukup solid kami bisa menuruninya dengan selamat tanpa ada cedera seperti yang kami khawatirkan.

Menembus Sungai dan Tanjakan Terjal

Selepas lembah, kami menemukan sebuah aliran sungai kecil yang menjadi bagian dari jalur jelajah. Di sinilah keseimbangan dan kehati-hatian diuji. Batu-batu licin dan sepatu yang mulai basah membuat langkah kami terasa berat.

Konsentrasi dan komunikasi antar anggota tim jadi kunci utama agar tetap aman. Tak lama setelah menyusuri sungai, kami dihadapkan pada tanjakan curam dengan kemiringan lebih dari 45 derajat. Jalur ini menjadi titik paling menguras tenaga dalam keseluruhan rute.

Bahkan, kami menyaksikan salah satu peserta lomba harus ditandu keluar karena tidak sanggup melanjutkan. Alhamdulillah, tim kami masih kuat dan solid. Meski napas tersengal dan kaki terasa gemetar, kami terus maju.

Finish Bersama, Tanpa Meninggalkan Siapa Pun

Tepat setelah 2 jam 22 menit, tim Sultraveler akhirnya berhasil finish strong di Puncak Nipa-nipa. Kami finis di urutan kelima dari total 27 tim peserta. Meskipun menurut panitia kecepatan bukanlah aspek utama penilaian, kami tetap merasa puas. Tidak ada yang cedera, tidak ada yang tertinggal, dan kami menyelesaikan semua tantangan bersama.

Ada Start ada Finish, jika berani berdiri digaris start makan berusahalah untuk sampai garis finish. Sultraveler - Jelajah Tanpa Batas.

---

Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikTravel, Bambang Ismanto Harlin. Traveler yang punya cerita menarik saat traveling, bisa langsung berbagi di sini.

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads