Saya mengunjungi Bukittinggi sekitar bulan Juni kemarin, saat meliput turnamen Tour de Singkarak 2012. Pada etape ke-4, rute balapannya adalah Padang Pariaman-Bukittinggi. Saat itulah saya meluangkan waktu untuk menjelajahi kota kelahiran Bung Hatta ini.
Saya memulai perjalanan sekitar pukul 08.00 WIB dari Hotel Pusako. Tujuan pertama saya adalah Museum Rumah Bung Hatta yang terletak di pinggir jalan sebelum menuju ke Jam Gadang. Sangat mudah menemukan museum ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan ditemani pemandu, saya sangat antusias melihat-lihat isi museum ini. Sambil melihat isi koleksi seperti buku-buku bacaan, foto-foto, hingga bendi milik Bung Hatta, pemandu saya menjelaskan semua hal mengenai Bung Hatta dari masa kecil hingga tuanya. Ada banyak pelajaran berharga mengenai sosok Bung Hatta yang tenang, cerdas, dan tentu saja rajin membaca buku.
Dari Museum Rumah Bung Hatta, saya melanjutkan perjalanan ke Ngarai Sianok. Dengan menyewa bendi seharga Rp 35.000, saya merasakan sensasi khas kendaraan Sumatera Barat ini. Tak makan waktu banyak, tibalah saya di Taman Panorama. Awalnya, saya tidak melihat adanya Ngarai Sianok.
Ternyata, di Taman Panorama ini terdapat dua objek wisata yang terkenal yaitu Lubang Jepang dan Ngarai Sianok. Tetapi, sebelum melihat keduanya Anda harus melewati yang rindang dan sejuk ini. Hmmmm, benar-benar segar suasananya! Dengan tiket sekitar Rp 10.000, saya memasuki lubang bersejarah dari zaman Jepang ini.
Dingin, lembab, dan gelap, itulah yang saya rasakan saat memasuki kanal-kanal di dalam Lubang Jepang ini. Di setiap sisinya terdapat beberapa ruangan, seperti ruang tahanan, ruang dapur, hingga ruang amunisi. Tempatnya cukup luas. Sebelum memasuki kanal-kanalnya, Anda diharuskan melewati ratusan anak tangga. Siapkan stamina!
Setelah menjelajahi Lubang Jepang, saya bergegas untuk melihat Ngarai Sianok. Ternyata, Taman Panorama ini menghadap langsung ke Ngarai Sianok. Wow! Lembah ini memiliki tebing-tebing yang hijau. Pemandangan yang sangat menakjubkan.
Sambil memotret dengan kamera, decak kagum ini tidak berhenti. Ngarai Sianok sangatlah cantik dan elok dipandang. Anda bisa melihat rumah-rumah dan jalanan di bawah Anda serta sungai-sungai kecil di salah satu sisi Ngarai Sianok. Di atasnya, langit biru dan awan-awan berbentuk kapas memayungi Ngarai Sianok. Bagi Anda para pecinta alam, inilah surga.
Malamnya, ditemani dinginnya udara Bukittinggi yang menusuk tulang, saya menikmati Jam Gadang. Dibalut dengan cahaya lampu kota, jam bersejarah ini terlihat sangat cantik. Siapa pun akan tergoda untuk berfoto dan menghabiskan waktu di sekitar Jam Gadang.
Suasana di Bukittinggi sangatlah menyenangkan. Udaranya yang dingin menyejukan dan suasanya yang tenang menyenangkan, membuat traveler jatuh cinta. Silakan berkunjung ke Bukittinggi dan buktikan sendiri.
(aff/ptr)
Komentar Terbanyak
Wisatawan Bekasi Dicegat Akamsi Cianjur, Pemkab Jamin Wisata Aman dan Nyaman
Tak Lagi Jadi Menkeu, Sri Mulyani Sibuk Liburan ke Yogya
Wisatawan Bekasi Dicegat Akamsi Cianjur, Polisi Mediasi