detikTravel berkesempatan mengunjungi ikon kota San Francisco, California, Amerika Serikat itu pekan lalu. Hembusan udara terasa cukup menggigilkan meski hari cerah dengan sorotan matahari. Maklum saja, musim panas segera berlalu dan California tengah menyongsong musim dingin kala berkunjung ke sana.
Tanpa buang waktu, saya pun segera berkeliling menjelajahi kawasan tersebut. Di salah satu sisi jembatan, terdapat taman yang memajang monumen dan sejarah pembangunan Golden Gate.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ide tersebut dicemooh, bahkan disebut-sebut mustahil membangun jembatan karena akan memakan biaya sangat besar. Hingga akhirnya seorang arsitek bernama Joseph Baermann Strauss yang kemudian mengajak dua arsitek lainnya Irving Morrow dan Charles Alton Ellis tertarik mewujudkan ide tersebut.
Tentangan muncul dari berbagai kalangan, antara lain pemilik perusahaan feri yang mempunyai kepentingan. Mereka secara agresif berupaya menghentikan pembangunan jembatan. Namun Strauss tidak patah arang. Dia berupaya mengorganisir dari sisi politik, keuangan, dan promosi untuk membangun jembatan.
Yang menarik, jembatan sebesar dan semewah ini dibangun pada masa dimana peralatan dan teknologinya masih sederhana. Resmi dibuka pada 28 Mei 1937, pembangunan Golden Gate dirampungkan kurang lebih empat tahun dengan biaya pembangunan sekitar USD 35 juta. Begitulah ceritanya.
Tak hanya taman, di sekitar Golden Gate juga terdapat pelabuhan kapal feri Fort Point dan Angel Island. Bukit East Bay hijau kekuningan menjadi latar utama pemandangan kawasan Golden Gate.
Menyapu pandangan ke sekeliling, saya tergoda melihat para pesepeda yang hilir mudik. Wah, asyiknya jika bersepeda menyeberangi jembatan. Sayang, niat tersebut urung karena ukuran sepeda yang disewakan di kawasan tersebut umumnya terlalu tinggi untuk ukuran orang Asia.
Ya sudah, saya pun memutuskan untuk berjalan kaki menyeberanginya. Sempat ragu, kuat tidak ya berjalan sampai ke seberang? Ah, tidak ada salahnya kan mencoba.
Ternyata, berjalan kaki pun menyenangkan. Sambil melalui jembatan, kita bisa berhenti sebentar untuk mengambil foto. Perlu diperhatikan, kita harus patuh dengan peraturan jalan di jembatan. Jika tidak, bisa-bisa bertabrakan dengan sepeda atau orang lain.
Jangan macam-macam di jembatan ini. Semua kegiatan orang yang berlalu lalang terekam kamera CCTV. Bahkan kecepatan kendaraan yang melalui Golden Gate pun dideteksi dengan radar.
Oh ya, di sepanjang jembatan juga terdapat telepon umum untuk menghubungi crisis counseling guna mencegah upaya bunuh diri. Telepon umum ini juga diperuntukkan melaporkan kerusakan jembatan sehingga bisa segera diperbaiki.
Yang seru adalah ketika berada tepat di tengah-tengah jembatan. Hati-hati, di bagian ini tiupan angin sangat kencang. Wussss! Saya rasanya hampir terbawa tiupan angin! Hmmm ada baiknya menggunakan jaket bertudung jika berkunjung ke sini.
Tak terasa, saya pun akhirnya mencapai ujung jembatan. Udara dingin terasa menusuk kulit, meski saya sudah berupaya menghangatkan tubuh dengan berjalan cukup jauh.
Perjalanan menyeberangi Golden Gate saya tempuh dengan waktu tepat 1 jam, wow! Alhasil, kaki ini terasa pegal luar biasa. Tapi kelelahan tersebut terbayar dengan pengalaman menarik yang didapatkan.
(fay/aff)
Komentar Terbanyak
Study Tour Dilarang, Bus Pariwisata Tak Ada yang Sewa, Karyawan Merana
Penumpang Pria yang Bawa Koper saat Evakuasi Pesawat Dirujak Netizen
Suhu Bromo Kian Menggigit di Puncak Kemarau