Sesuai dengan namanya, Museum of Death memperlihatkan kenyataan adanya sebuah kematian kepada wisatawan. Awalnya, museum ini didirikan di San Diego pada tahun 1995. Namun sang pemilik, James Healy pada tahun 2000 memindahkan museum tersebut ke Hollywood.
Pemindahan denstinasi ini juga untuk memperbanyak koleksi dan memperluas museum. Koleksi-koleksi dalam museum ini pun terlihat semakin menyeramkan dengan beberapa diorama kematian dan pembunuhan keji, foto-foto asli dari tragedi penganiayaan hingga pembunuhan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agar bisa masuk dan menguji nyali di museum ini, pelancong hanya perlu membayar tiket seharga USD 15 atau sekitar Rp 144 ribu per orang. Museum ini pun terbuka untuk semua kalangan. Orang tua, anak muda, pria, wanita, sampai anak kecil boleh masuk ke dalam Museum of Death.
Seolah masuk dalam dunia hitam, tidak ada ornamen lucu atau kegiatan menyenangkan dalam museum ini. Anda akan merasakan mimpi buruk selama mengikuti tur dalam Museum of Death.
Tur yang dilakukan selama 45 menit sampai satu jam ini menjadi tantangan bagi para pelancongnya. Terlebih lagi, saat tur tiba pada spot yang memperlihatkan potongan kepala Henri Landru.
Hendri Landru merupakan pembunuh sadis yang sudah membunuh 11 orang teman wanitanya dengan cara mutilasi dan membakarnya dalam oven. hampir tidak ada sisa dari korban-korban kejahatannya ini. Hingga pada 25 Februari 1922, dirinya dihukum mati dengan dipenggal menggunakan guillotine.
Semua koleksi yang ada dalam museum ini juga dilengkapi dengan berbagai macam informasi. Ada yang menggunakan video, suara, foto, sampai tulisan. Tidak banyak wisatawan yang bisa bertahan dalam museum ini. Alunan musik kematian dan suasana dingin, seringkali membuat pelancong lemas dan ketakutan.
Bila ada wisatawan yang memiliki nyali lebih, bisa menyaksikan pemutaran video proses kematian seseorang. Berani coba?
(sst/sst)












































Komentar Terbanyak
IKN Disorot Media Asing, Disebut Berpotensi Jadi Kota Hantu
Thailand Minta Turis Israel Lebih Sopan dan Hormat
Wisatawan di IKN: Bersih dan Modern Seperti Singapura, tetapi Aneh dan Sepi