Di Indonesia, penamaan Bukit Bintang biasanya diberikan untuk tempat tinggi, yang memiliki pemandangan cantik kerlap kerlip lampu di perkotaan. Tapi tidak sama halnya dengan Bukit Bintang yang ada di Kuala Lumpur, Malaysia.
Di sana, Bukit Bintang adalah nama sebuah jalan yang hampir selalu ramai dikunjungi pelancong dan penduduk Malaysia. Waktu paling ramai adalah malam hari, terutama akhir pekan, seperti saat detikTravel datang pada malam Minggu beberapa waktu lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di situ ada Bukit Bintang, ramai sekali kalau malam Minggu, banyak pedagang-pedang jualan di sana, mal-mal besar juga ada, seperti Pavilion toh," kata Tour Guide saya, Mohammad Rosyim.
Penasaran dengan Bukit Bintang, saya dan rekan lain pun berhenti di sana dan turun dari mobil. Kaki ini pun perlahan menapakkan jejak di kawasan yang katanya 'tempat gaul' anak Malaysia.
Rupanya pelabelan itu memang tidak berlebihan. Sejak pertama kali menginjakkan kaki di sini, hampir setiap tempat yang saya lihat begitu ramai penuh sesak oleh banyak orang. Bukit Bintang seolah memecah keheningan malam di Malaysia lewat kehidupan malamnya.
Berjalan di trotoar Bukit Bintang pun terasa begitu sulit. Selain dipenuhi para pejalan kaki, trotoar ini juga ramai dengan jejeran toko kaki lima dan pengamen jalanan.
Nah, untuk Anda yang ingin belanja cinderamata khas Malaysia, bisa membeli di kaki lima ini. Ada banyak suvenir menarik seperti pajangan Twin Tower, hingga kaos bertuliskan Malaysia dijual di sini.
Trotoar Bukit Bintang tidak hanya dipenuhi pedagang kaki lima saja. Ada juga dipenuhi toko-toko yang menjual barang bermerek, sebut saja Giordano.
Menengok ke depan, mal-mal besar berdiri dengan gagahkan di pinggiran jalannya, seperti Pavilion dan Fahrenheit. Ya, Bukit Bintang tidak hanya menyajikan toko-toko kaki lima yang banyak, tapi juga mal besar dengan aneka barang bermerek.
Sayangnya, ketika detikTravel berkunjung mal-mal besar ini sudah tutup. Tapi meski begitu, suasana malam Minggu gemerlap tetap jelas terasa di tengah Bukit Bintang.
Masih ada banyak kafe-kafe yang buka dengan hingar bingar musik, dan hampir seluruhnya ramai dipenuhi pengunjung. Uniknya, pengunjung yang datang dan duduk-duduk santai di tempat ini bukan hanya penduduk Malaysia, tapi juga pelancong lain dari berbagai negara.
(ptr/sst)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan
Sound Horeg Guncang Karnaval Urek Urek Malang