Makan Ulat Sagu dan Sambal Colo-colo Ala Jailolo, Wajib Coba!

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Festival Teluk Jailolo

Makan Ulat Sagu dan Sambal Colo-colo Ala Jailolo, Wajib Coba!

- detikTravel
Rabu, 22 Mei 2013 07:10 WIB
Ini dia ulat sagu bakar di Jailolo (Afif/detikTravel)
Jailolo - Jailolo di Halmahera Barat punya aneka wisata kuliner untuk traveler, salah satunya adalah ulat sagu. Ulat ini putih kenyal dan sebesar jempol manusia. Cara makannya pakai sambal colo-colo, mau coba?

Tak hanya Timika di Papua, Jailolo di Halmahera Barat juga punya kuliner ulat sagu. Bedanya, ulat sagu di Jailolo ditambahkan sambal colo-colo atau pisang bakar saat memakannya. Sekali makan, bisa-bisa ketagihan!

Siang itu, Sabtu (18/5/2013) detikTravel bersama beberapa media mampir ke wilayah Pantai Susupu di Jailolo. Tak jauh dari pantainya, ada suatu ladang besar dan beberapa masyarakat sekitar yang menyambut kedatangan para wartawan. Rupanya, mereka sudah menyiapkan sesuatu yang spesial.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seorang lelaki setempat, Zainal, sibuk membalikan tusukan sate di atas arang yang terlihat panas. Semua wartawan pun melongok dan bertanya-tanya, apa yang dia lakukan. Zainal ternyata sedang membakar ulat sagu.

"Ulat ini diambil dari pohon-pohon sagu di sekitar sini," kata Zainal.

Ulat sagu ini aslinya berwarna putih. Besarnya seukuran jempol manusia dewasa. Setelah dibakar, kulitnya menjadi gosong dan berwarna sedikit kehitaman. Baunya tercium menggoda.

Seorang pria lainnya juga ikut membantu Zainal. Dia membawa satu baskom besar untuk menaruh ulat sagu yang telah dibakar. Serta, satu piring sambal colo-colo telah disiapkan. Setelah dikira cukup, Zainal langsung mencomot satu ulat sagu bakar dan dicocol ke sambal colo-colo tersebut.

"Kalau di sini, makannya pakai sambal colo-colo agar lebih enak rasanya," ucap Zainal.

Beberapa wartawan pun mencoba ulat sagu bakar dengan sambal colo-colo tersebut, termasuk saya. Nyam, Rasanya sangat enak! Ulat sagu yang rasanya gurih dan renyah, serta sambal colo-colo yang pedas manis menyatu dalam lidah. Ulat sagu bakar ini punya rasa tersendiri dan lebih membuat ketagihan daripada dimakan langsung dalam keadaan mentah. Ya, kalau mentah rasanya sangat asam dan tawar.

Benar saja, tak cukup sekali makan ulat sagu bakar dengan sambal colo-colo ini. Untungnya, Zainal telah menyipkan banyak ulat sagu. Apalagi ulat sagu yang terlihat gosong, lebih renyah!

Tak sampai di situ, Zainal juga menyiapkan pisang groho yang tua dan membakarnya. Rupanya, pendamping selain sambal colo-colo adalah pisang bakar. Ulat sagu bakar dimakan dengan pisang bakar, bagaimana rasanya?

Nyam! Rasanya tak kalah nikmat dengan dicocol sambal colo-colo. Rasa pisang yang tawar dan berasa tebal, menyatu dalam renyahnya ulat sagu bakar. Rasanya yang unik, membuat mulut ini tak cukup mengunyahnya satu kali.

"Masyarakat sekitar sini suka makan ulat sagu, bisa pakai pisang bakar atau sambal colo-colo. Yang mana saja enak," ujar Zainal.

Benar kata Zainal, baik dimakan dengan sambal colo-colo atau pisang bakar, ulat sagu bakar ini rasanya sangat enak. Mungkin, Anda mengerutkan dahi saat melihat ulat sagu bakar ini dari dekat. Tapi ketika rasanya sudah sampai di lidah, dijamin ketagihan!

Indonesia punya beragam kuliner khas di tiap pulaunya. Jangan memandang sebelah mata, karena kuliner khas tiap daerah menjadi kesukaan masyarakat setempat. Tapi, tak ada salahnya Anda mencoba untuk tahu bagaimana rasanya. Jadi, kapan Anda mencicipi ulat sagu bakar ala Jailolo?


(aff/aff)

Hide Ads