Asita Jabar Minta Dedi Mulyadi Buka Dialog Soal Larangan Study Tour

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Asita Jabar Minta Dedi Mulyadi Buka Dialog Soal Larangan Study Tour

Wisma Putra - detikTravel
Selasa, 22 Jul 2025 20:48 WIB
Demo pekerja pariwisata Jawa Barat. Mereka mendesak Gubernur Dedi Mulyadi untuk mencabut larangan study tour di Jabar.
Demo pekerja pariwisata Jawa Barat. Mereka mendesak Gubernur Dedi Mulyadi untuk mencabut larangan study tour di Jabar.(Rifat Alhamidi/detikJabar)
Bandung -

Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Jawa Barat, Budijanto Ardiansjah, menilai pro dan kontra atas larangan study tour oleh Gubernur Jabar Dedi Mulyadi adalah hal yang wajar. Dia menilai situasi itu terjadi karena kurangnya komunikasi antara pemerintah dan pelaku usaha wisata.

Pernyataan itu disampaikan Budijanto usai aksi demonstrasi para pekerja wisata di Gedung Sate, Bandung, pada 21 Juli 2025. Massa menyuarakan kekecewaan atas kebijakan Dedi yang melarang kegiatan study tour bagi siswa sekolah di Jawa Barat.

"Asita secara institusi tidak ikut demonstrasi. Tapi saya pantau ada beberapa anggota kami yang turun mewakili kepentingan perusahaannya masing-masing. Kami mencoba memahami dari dua sisi. Menurut saya, ini muncul karena komunikasi yang kurang antara pemerintah dan pelaku usaha," kata Budijanto kepada detikjabar, Selasa (22/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menilai kebijakan tersebut memiliki dua sisi. Di satu sisi, keluhan orang tua terkait biaya study tour yang dinilai membebani-terutama di sekolah negeri-perlu didengar. Belum lagi sejumlah kasus kecelakaan yang terjadi akibat penanganan yang tidak profesional.

"Namun, keputusan untuk langsung melarang juga saya rasa kurang bijak. Sekali lagi, ini bisa jadi hanya persoalan komunikasi," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Budijanto menyebut banyak pelaku industri wisata yang terdampak, termasuk pengusaha otobus (PO), supir, biro perjalanan wisata, hingga pemandu wisata yang biasa terlibat dalam kegiatan study tour. Pendapatan mereka menurun drastis sejak kebijakan itu diberlakukan.

"Ini yang menyebabkan mereka turun ke jalan. Saya rasa harus ada dialog. Saya lihat TikTok-nya Pak Dedi, sikap beliau sudah jelas tetap melarang. Tapi akan lebih baik jika dibuka ruang dialog. Biar tidak terus saling keras dan tidak ketemu titik tengah," ujarnya.

Ia menekankan pentingnya komunikasi antara Pemprov Jabar dan pelaku wisata, khususnya PO bus, agar ada solusi yang adil bagi semua pihak.

"Harapannya ke depan ada komunikasi yang lebih baik antara gubernur dan para pihak yang terdampak, agar bisa ditemukan solusi bersama," katanya.

Budijanto menambahkan bahwa kegiatan study tour memang menjadi salah satu sumber pendapatan bagi sejumlah PO bus, biro perjalanan, dan tour leader yang fokus melayani sekolah-sekolah.

"Memang tidak semua PO fokus ke study tour, sebagian besar justru melayani wisatawan umum, domestik maupun asing. Tapi tetap ada sebagian kecil-sekitar 10 sampai 20 persen-yang sangat mengandalkan pasar sekolah. Mereka inilah yang paling terdampak," ujar dia.




(fem/fem)

Hide Ads