Ada kisah tragis di balik 'kuburan kapal' ini. Moynaq, dulunya adalah sebuah kota yang terletak di pesisir Laut Aral.
Meski namanya 'sea' alias laut, Aral adalah sebuah danau luas. Laut Aral pernah menjadi salah satu dari 4 danau terluas di dunia, memegang peranan penting bagi pasokan air tawar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wisatawan yang datang ke Moynaq sekarang pasti mengerutkan dahi. Dari Atlas Obscura yang dikutip detikTravel, Jumat (24/5/2013), di tiap sudut kota terdapat gambar ikan. Patung-patung, mosaik, poster yang usang, bahkan di papan selamat datang Kota Moynaq. Dulu Moynaq adalah kota nelayan. Bidang perikanan menjadi mata pencaharian utama warga kota tersebut.
Tapi sejak Laut Aral surut, Moynaq mulai dikelilingi padang pasir. Hulu letaknya sangat jauh dari kota, sekitar 150 Km. Pernah pada satu waktu, warga Moynaq membuat aliran air dari laut menuju danau. Tapi kadar garam yang tinggi membuat ikan-ikan mati. Moynaq mulai ditinggalkan, perlahan-lahan selama 3 dekade.
Sekarang, Moynaq tak lebih dari kota mati. Tapi wisatawan yang penasaran bisa mendatanginya langsung, memotret hal-hal aneh seperti bangkai kapal di tengah gurun pasir. Kapan lagi Anda melihat unta-unta berkeliaran di sekitar bangkai kapal?
(sst/aff)
Komentar Terbanyak
Traveler Muslim Tak Sengaja Makan Babi di Penerbangan, Salah Awak Kabin
Kronologi Penumpang Lion Air Marah-marah dan Berteriak Ada Bom
PHRI Bali: Kafe-Resto Putar Suara Burung Tetap Harus Bayar Royalti