Kisah Tifa Keramat dari Kulit Manusia di Sentani

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Festival Danau Sentani 2013

Kisah Tifa Keramat dari Kulit Manusia di Sentani

- detikTravel
Selasa, 25 Jun 2013 08:50 WIB
Tifa keramat dari kulit manusia di Pulau Yobeh (Madin/detikTravel)
Jayapura - Tifa adalah alat musik pukul khas Papua seperti gendang. Nah, di Danau Sentani, Jayapura, ada tifa keramat berumur ratusan tahun. Tifa ini dibuat dari kulit manusia asli!

Tifa langka nan sakral itu terletak di Pulau Yobeh, Danau Sentani, Jayapura. detikTravel bersama rombongan Kemenparekraf berkesempatan untuk melihat langsung alat musik itu di sela-sela Festival Danau Sentani 2013, akhir minggu lalu.

Pulau Yobeh terletak di pesisir Danau Sentani. Butuh waktu 45 menit untuk mencapainya lewat jalur darat dari Pantai Khalkote, pusat Festival Danau Sentani 2013 berada. Menggunakan perahu, Pulau Yobeh pun bisa dicapai dengan waktu sekitar 1 jam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya, tak ada pendatang yang bisa melihat tifa itu karena kesakralannya. Namun sejak setahun terakhir, para penduduk Kampung Yobeh mulai sadar potensi wisata yang bisa dimanfaatkan dari benda bersejarah tersebut.

"Ini tifa sudah berumur ratusan tahun. Terbuat dari kulit dada manusia," kata Eliana Felle, pemilik tifa tersebut.

Menurut cerita Elina, tifa itu dibuat sepasang, ada laki-laki dan perempuan. Namun pada tahun 1950, salah satu tifa dijual oleh ke warga Belanda dan dijadikan pajangan di Museum Leiden. Satu tifa lagi dipertahankan di kediaman Eliana. Untuk kepentingan pengunjung, dibuatlah satu tifa replika agar tetap tetap terlihat sepasang.

"Bila ada seorang tokoh adat yang akan meninggal dunia, kedua tifa itu (di Yobeh dan Leiden) akan berbunyi sendiri secara bersamaan," ceritanya.

Tak ada yang berani menyentuh tifa mistis itu selain keluarga Felle. Praktis hanya Eliana dan suaminya, Moses yang bisa merawat dan memegangnya. Tak ada lagi keturunan lain selain mereka.

"Tifa ini dipercaya sebagai tifa tertua di Papua," terang Moses sambil memegang tifa tersebut.

Ada cerita lainnya yang menyebutkan keberadaan satu tifa lagi di Teluk Humbolt, Jayapura. Tifa tersebut juga dipercaya akan berbunyi sama dengan dua tifa lainnya.

Menurut Moses, tifa ini dibawa dari tempat leluhur mereka dari Papua Nugini. Kulit manusia dipilih karena kepercayaan kala itu mengharuskannya.

Selain tifa tua, para wisatawan juga bisa melihat tombak kuno yang hanya dipakai saat perang. Lalu ada juga batu komando perang yang bersejarah. Para warga desa berharap, peninggalan sejarah ini bisa jadi daya tarik bagi wisatawan.

"Kami berharap ada perhatian juga dari dinas untuk membantu fasilitas di kampung ini," kata Moses.

(mad/aff)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads