"Ayo ke Keraton Sambaliung, ada buaya besar banget di sana," ujar Titi, warga setempat yang menemani perjalanan saya selama berada di Berau, Kalimantan Timur, minggu lalu.
Dengan langkah sigap dan penuh semangat, saya pun berjalan mengikuti langkah kakinya. Masuk ke mobil dan mulai menyusuri jalan Berau menuju keraton.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perlahan, kaki mulai masuk ke pekarangan. Nuansa serba kuning terpancar jelas di sana. Sepasang meriam yang konon bisa berpindah sendiri juga tak luput dari incaran lensa kamera.
Berjalan ke sisi kiri pekarangan keraton, langkah saya terhenti. Nafas saya tarik agak panjang dengan mata terbelalak melihat sosok di hadapan.
Tubuhnya sangat besar, panjang, dan terlihat kuat. Mulutnya yang lebar dibuka seolah memamerkan gigi tajamnya. Ngeri! Itulah kesan pertama yang saya tangkap begitu melihat seekor buaya muara di pekarangan Keraton Sambaliung.
Beruntungnya, buaya ini bukanlah buaya hidup. Ia adalah buaya yang telah diawetkan dan disimpan dalam lemari kaca, tepat di halaman keraton. Kehadirannya seolah menjadi penjaga yang siap mendampingi keraton 24 jam.
"Ini buaya asli, bukan bohongan," celetuk Titi.
Saya pun mendekati lemari kaca tersebut. Dari dekat, buaya ini terlihat semakin menyeramkan. Gigi yang tajam, lidahnya yang besar membuat wajahnya semakiin garang.
Tubuhnya yang besar dan panjang terlihat masih utuh. Tak ada sisiknya yang rusak, efek dari pengawetan.
"Kayaknya panjanganya 4-5 meter lah," kata Titi.
Tak ada tahu yang pasti asal usul buaya tersebut. Yang jelas, di sekitar Berau memang masih terdapat buaya.
Penasaran ingin melihat langsung? Buaya ini berada tepat di pekarangan Keraton Sambaliung, Berau.
(ptr/fay)
Komentar Terbanyak
Bus Pun Tak Lagi Memutar Musik di Perjalanan
Ogah Bayar Royalti Musik, PO Bus Larang Kru Putar Lagu di Jalan
Hotel di Mataram Kaget Disurati LMKN, Ditagih Royalti Musik dari TV di Kamar