Tak sulit untuk menemukan masjid di Lombok. Memang, mayoritas masyarakat di sana kebanyakan memuluk agama Islam. Tapi, ada hal berbeda yang bakal Anda temukan di Masjid Bayan Beleq yang terletak di Desa Bayan, Kabupaten Lombok Utara, Lombok. Di sana ada Islam Wetu telu.
detikTravel bersama rombongan Burufly berkesempatan datang ke Masjid Bayan Beleq pada Rabu (3/7/2013) lalu. Kami sudah dibuat penasaran dengan nama Islam Waktu Telu yang artinya Islam Waktu Tiga. Apa artinya, umat Islam di sana hanya beribadah tiga waktu?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masjid ini dibangun sekitar abad ke-15 oleh Sunan Prapen. Beliau yang menyebarkan Islam pertama kali di Lombok, yang kala itu Lombok masih dijajah oleh Kerajaan Karangasem dari Bali," ujar Raden.
Kami dengan seksasama menjelaskan informasi Raden Palasari. Sosoknya sekitar berumur 40 tahun. Dia lantas menggiring rombongan untuk langsung melihat Masjid Bayan Beleq. Rupanya, masjid tersebut masih memiliki bentuk asli yang terbangun dari kayu dan bambu.
Kami lantas bertanya tentang Islam Watu Telu kepada Raden. Awalnya, dia tersenyum kecil menanggapi berbagai pertanyaan dari kami. Menurut Raden, tidak ada bedanya Islam Wetu Telu dengan ajaran Islam yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW. Islam Wetu Telu pun memiliki ajaran salat dan membaca Al Quran. Lalu kenapa namanya Wetu Telu atau Waktu Tiga?
"Begini, Islam Wetu Telu itu artinya filosofi hidup masyarakat di sini. Di dalam kehidupan selalu terdapat tiga hal, seperti masa lalu, sekarang, dan masa depan," ungkap Raden.
Raden menambahkan, tiga hal di dalam kehidupan selalu mencakup kehidupan setiap suku Bayan. Selain soal waktu, tiga hal juga ada di dalam wilayah hingga kehidupan suatu mahluk hidup.
"Pokoknya di setiap kehidupan selalu ada tiga hal. Kalau pembagian wilayah, ada gunung, tengah, dan pantai. Kalau kehidupan, ada juga melahirkan, bertelur, lalu mati. Itulah yang diajarkan dalam Islam Wetu Telu," papar Raden.
Kami pun terperangah. Islam Wetu Telu tidaklah beda dengan Islam yang biasa diamalkan oleh umat Islam di seluruh dunia. Wetu Telu hanya soal ajaran, bagaimana masyarakat suku Bayan hidup berdasarkan tiga hal, tapi tetap berpegang teguh pada ajaran Al Quran dan Hadis Nabi.
"Tidak ada yang beda dari salat atau ngaji kami (Islam Wetu Telu). Semuanya sama," Tegas Raden.
Satu pelajaran dari Islam Wetu Telu adalah suku Bayan yang manjalankan hidup dengan teratur dan seimbang. Ajaran Islam Wetu Telu pun masih melekat pada darah daging suku Bayan hingga sekarang.
"Ingat bukan salatnya yang tiga waktu," celoteh Raden yang berjalan mengiringi kami kembali ke bus.
(shf/shf)
Komentar Terbanyak
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Skandal 'Miss Golf' Gemparkan Thailand, Biksu-biksu Diperas Pakai Video Seks
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari AS, Garuda Ngaku Butuh 120 Unit