Merasakan Syahdunya Ngabuburit di Timur Tengah

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Travel Highlight Ngabuburit

Merasakan Syahdunya Ngabuburit di Timur Tengah

- detikTravel
Kamis, 18 Jul 2013 18:40 WIB
Salah satu pintu masuk Masjidil Haram (Putri/detikTravel)
Istanbul - Dengan alasan ingin merasakan puasa yang syahdu, banyak orang memilih menghabiskan bulan Ramadan dengan traveling ke Timur Tengah. Arab Saudi, Dubai, Iran dan Turki pun jadi pilihan. Lalu seperti apa ya ngabuburit di sana?

Sebelum traveling ke sana untuk menikmati Ramadan, ada baiknya kita bertanya dulu kepada orang pernah berpuasa di sana. Dikumpulkan detikTravel, Kamis (18/7/2013) ini dia ngabuburit di 4 negara Timur Tengah:

1. Bahrain

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Negara Timur Tengah pertama yang bisa Anda kunjungi jika ingin merasakan ngabuburit syahdu adalah Bahrain. Tapi sebaiknya Anda harus mempersiapkan diri jika ingin puasa di sana.

Masalahnya, waktu puasa di Bahrain lebih lama ketimbang di Indonesia. Kalau tidak berbekal fisik kuat, salah-salah Anda bisa sakit. Suhu udara di Bahrain 31-34 derajat Celcius.

"Tahun ini rasanya agak lebih pendek. Hari ini subuhnya pukul 03.24 waktu setempat dan magrib 18.30 waktu setempat," jelas Jubaedah Fitriani, WNI yang bekerja di Bahrain kepada detikTravel.

Dibanding tahun lalu, ujar Jubaedah, puasa tahun ini lebih pendek. Tahun lalu, orang yang berada di Bahrain harus puasa mulai pukul 03.00-19.00 waktu setempat.

2. Arab Saudi

Rasanya tak lengkap jika membahas ngabuburit di Timur Tengah jika tidak membahas Arab Saudi. Negara ini punya ciri khas buka puasa seru, khususnya di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.

Ketika bulan Ramadan tiba, kedua tempat ini akan sangat penuh. Banyak orang berlomba-lomba ingin merasakan puasa di sana. Biasanya, menjelang magrib kedua masjid sudah penuh umat Muslim.

"Di dalam masjid, ada plastik panjang berbentuk seperti shaf salat. Di situ ada kurma, roti dan gelas untuk minum. Semua disediakan relawan," ujar Herman, muslim yang pernah merasakan syahdunya berbuka di Masjidil Haram.

Menu buka puasa ini, lanjut Herman, bukan disediakan oleh pengurus masjid, melainkan sesama jamaah masjid. Mereka berlomba-lomba memberikan menu berbuka puasa.

"Jadi mereka datang pukul 15.00 waktu setempat. Mereka bawa termos, roti, gelas plastik. Kemudian baru makanan itu diatur oleh relawan," jelas Herman.

Tak lama setelah 5 menit berbuka, barulah plastik panjang untuk makan digulung. Jamaah kini siap menjalankan ibadah salat magrib.

"Sebelum buka, biasanya sudah ada yang mengaji sambil menunggu berbuka," tutup Herman.

3. Iran

Di Iran, tidak ada acara khusus menjelang buka puasa bersama. Kebanyakan dari penduduk Iran lebih memilih menunggu di rumah hingga magrib tiba.

Maklum, Ramadan tahun ini Iran sedang mengalami musim panas. Jadi tidak seperti Indonesia, durasi puasa di Iran lebih panjang. Penduduk Iran memulai puasa pukul 05.00-19.30 waktu setempat.

"Penduduk Iran sudah lelah ketika itu, jadi mereka lebih memilih di rumah saja," jelas Press & Media Relations Kedubes Iran untuk Indonesia, Ali Pahlevani Rad, kepada detikTravel, Selasa (16/5/2013).

Meski begitu, ada tradisi yang selalu dilakukan penduduk Iran. Mereka biasa bertukar makanan ke tetangga di sekitar rumah.

"Yang menarik pada bulan Ramadan, para tetangga membagikan makanan untuk buka puasa ke tetangga. Jadi ketika berbuka, pasti ada makanan dari tetangga di meja makan," lanjut Ali.

Di Iran, keramaian justru baru dimulai setelah buka puasa. Penduduk Iran baru keluar rumah sekitar pukul 08.00 WIB.

"Biasanya setelah buka puasa ada acara di masjid-masjid. Kalau jam 22.00 waktu setempat, biasanya para pemuda bermain bola di jalanan sampai sahur. Permainan ini sangat terkenal sampai dibuat kompetisi," tutur Ali.

4. Turki

Rasanya hampir sama seperti negara lain di Timur Tengah, waktu puasa di Turki lebih panjang ketimbang di Indonesia. Di sana, Anda harus berpuasa mulai pukul 03.30-21.00 waktu setempat.

"Itu karena sedang musim panas, makanya puasanya segitu. Matahari baru terbenam pukul 21.00 waktu setempat," tutur mahasiswa S2 Indonesia di Turki, Endro Sampurna.

Yang menarik, kebiasaan ngabuburit juga ada di Turki. Banyak di antara orang Turki yang menghabiskan waktu menunggu berbuka dengan jalan-jalan.

"Ada juga kebiasaan ngabuburit, jalan-jalan menjelang buka puasa. Karena lagi musim panas, baru enak mulai ngabuburitnya pukul 18.00 waktu setempat," tutur Endro.

Di Istanbul, lanjut Endro, ada banyak pilihan tempat untuk jalan-jalan. Anda bisa memilih mulai dari taman kota, Tepi Selat Bosphorus, hingga sekitar masjid peninggalan Dinasti Ottoman.

Khusus di Tepi Selat Bosphorus, Anda bisa bersantai di jalur khusus pejalan kaki. Di sana ada taman dan bangku yang sengaja disediakan pemerintah.

"Masjid peninggalan Ottoman yang terkenal itu Sultanahmet Camii (Blue Mosque-red), Sulemaniye Camii, Eyup Camii, Yeni Camii, dll yang semuanya tersedia taman," tambah Endro.

Sama seperti masjid di Indonesia, ternyata masjid di Turki juga menyediakan makanan untuk berbuka puasa. Biasanya, tempat buka puasa masjid dibuat dalam sebuah tenda besar.

"Di dalamnya ada meja, makanan, dan bangku-bangku yang menampung sekitar 200 orang," tutup Endro.

(sst/sst)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads