Ada perbedaan antara turis Timur Tengah dan Eropa yang liburan ke Indonesia. Mulai dari hotel sampai tip, turis Timur tengah lebih loyal.
Pascapandemi perjalanan turis internasional ke Indonesia mulai meningkat. Negara Eropa dan Arab adalah dua turis yang paling banyak datang.
"Inbound udah lumayan bagus, seperti Belanda, Jerman dan Rumania. Kalau middle east ada UEA, Dubai dan Pakistan," ucap Junaedi, HRD, GI dan IT PT Marine Tur Indonesia pada detikTravel.
Selama 9 tahun di dunia travel, Junaedi bercerita bahwa ada perbedaan antara turis Eropa dan Timteng. Turis Eropa rata-rata melakukan tour overland, estimasi liburannya sampai 14 hari.
Baca juga: Harta Karun Dubai Ternyata Ada di Daerah Ini |
"Mereka biasanya cuma 1 hari di Jakarta, habis itu langsung ke Jogja, Malang dan Banyuwangi," jelasnya.
Tak seperti turis Eropa, orang Arab biasanya menjadikan Jakarta sebagai pilihan terakhir. Mereka lebih memilih terbang langsung ke Bali, dari pada overland.
"Bedanya lagi perencanaan perjalanan, kalau Eropa setahun sebelumnya sudah booking, sementara orang Arab pesan last minute," ungkapnya.
Turis Eropa sangat ketat soal jadwal perjalanan. Selagi sesuai dengan itinerary, maka mereka tidak akan komplain. Turis Eropa juga lebih suka melokal, tak masalah dengan hotel standar bintang 3.
Bagi orang Eropa, destinasi adalah tujuan mereka. Soal tidur, yang penting nyaman dan bersih. Tapi lain cerita dengan orang Arab.
"Kalau orang Arab harus nginap di hotel bintang 5," ungkapnya.
Untuk pemandu wisata, turis Eropa dan Arab sama-sama suka yang paham dengan bahasa mereka. Misal turis Jerman, lebih senang dengan pemandu berbahasa Jerman dibandingkan dengan yang berbahasa Inggris. Meskipun mereka mengerti bahasa Inggris.
"Arab juga sama, tapi kalau turis Arab tippingnya lebih besar," tutupnya.
Simak Video "Menyusuri Pantai Boom dengan Bersepeda di Banyuwangi"
(bnl/bnl)