Pengakuan Mantan Penganut Aliran Sesat di Garut

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pengakuan Mantan Penganut Aliran Sesat di Garut

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Minggu, 21 Agu 2022 12:54 WIB
Jakarta -

Ajaran radikal berkembang di Kota Dodol, Garut, Jawa Barat. Konon, masyarakat diiming-imingi masuk surga hanya dengan membayar Rp 25 ribu saja. Salah satu warga yang sempat terpapar paham ini adalah Agus Saca, seorang warga dari Desa Mekarwangi, Kecamatan Cibalong. Agus membeberkan apa saja yang ia dapati saat masih bergabung dalam kelompok tersebut.

11 tahun lalu, Agus hanya sekadar mengikuti pengajian rutin di daerahnya tiap Jumat malam. Tiba-tiba, di suatu pertemuan, pengajian tersebut didatangi oleh pihak-pihak yang memberi pemahaman mengenai bai'at. Bai'at bisa diartikan sebagai pengangkatan atau janji untuk taat.

Agus sendiri termasuk salah satu yang akhirnya juga di-bai'at. Namun, ia mengaku tak sepenuh hati melakukannya, karena ia hanya kesal karena terus menerus diajak oleh orang-orang di sekitarnya. Rasa penasarannya juga membuat Agus akhirnya mencoba bergabung dalam kelompok ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, Agus tidak terlalu lama berada dalam kelompok tersebut. Ia segera meninggalkannya begitu melihat banyak hal yang ia rasa janggal dan menyimpang. Misalnya, menurut penuturan Agus, tiap anggotanya harus bersyahadat ulang. Selain itu, ia juga diajarkan bahwa percuma berbagi atau berbuat baik kepada mereka yang belum bersyahadat ulang.

"Kalau di ajaran Ahlusunnah wal Jamaah, kita berbuat baik kepada siapapun tanpa melihat latar belakang. Kalau di (kelompok) situ, menolong itu dibilang mubazir, kalau kepada orang yang tidak pernah ber-syahadat," terang Agus dalam program Sudut Pandang, Minggu (21/8).

ADVERTISEMENT

Ia juga pernah mendengar narasi dari kelompok tersebut bahwa mereka yang telah di-bai'at dianggap lebih tinggi derajatnya daripada TNI (Tentara Nasional Indonesia). Agus mulai merasa bahwa narasi ini mengarah pada makar.

"Kalau sudah membandingkan dengan TNI, dengan orang-orang bai'at itu kata dia sudah lebih banyak orang bai'at, kenapa dibandingkan dengan TNI?
Kalau tidak tujuannya untuk makar," kata Agus.

Kepada siapa 25 ribu rupiah diberikan? Simak halaman selanjutnya.

Tak hanya itu, para anggota wajib berkurban sesuai kemampuan masing-masing. Mulai dari sapi, kambing, ayam, hingga telur. Namun dengan catatan, kurbannya diberikan dalam bentuk uang untuk kelompok tersebut.

Perihal iming-iming masuk surga dengan modal Rp 25 ribu, Agus sendiri tak banyak tahu. Ia hanya berpengalaman wajib memberikan Rp 25 ribu kepada kelompok tiap bulan sebagai infak. Kegiatan pengajian di kelompok tersebut juga selalu dilakukan dengan sembunyi-sembunyi. Agus mengenang saat ia mengikuti pengajian dan seluruh gorden ditutup rapat, lengkap dengan penjagaan di luar ruangan.

Kejanggalan demi kejanggalan mulai membuat Agus resah. Namun, tak banyak yang ia bisa lakukan saat itu, karena ia dituntut untuk taat kepada pimpinan kelompok.

"Nah itu kita pertanyakan. Apa maksud dan tujuan ini? Itu katanya nggak boleh nanya, kita yang penting taat sama pimpinan," jelas Agus.

Agus adalah salah satu dari 69 orang terpapar di Cibalong yang akhirnya melakukan deklarasi akan kembalinya ia ke paham Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal ini bisa terwujud tak lepas dari dukungan penyuluhan pemerintah setempat, Kementerian Agama, serta Densus 88.


Hide Ads