Sejumlah destinasi wisata baru di Bantul kini mulai menggeliat. Saat ini yang tengah hits dan banyak dikunjungi wisatawan yakni objek wisata Pinus Pengger. Tak hanya ramai siang hari, destinasi wisata ini juga banyak dikunjungi malam hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Koperasi Notowono Dlingo, Purwo Harsono, menjelaskan jika Pinus Pengger sebenarnya masih dalam tahap penyempurnaan. Tapi karena objek wisata di Desa Terong, Kecamatan Dlingo, Bantul ini menawarkan view menarik, banyak wisatawan berkunjung ke sana.
![]() |
Tatkala cuaca cerah, di sore hari wisatawan bisa menikmati sunset, sedari mengabadikan momen tersebut di spot foto yang disediakan pokdarwis. Di malam harinya, pemandangan Kota Yogyakarta dari atas perbukitan tampak menyejukkan mata wisatawan.
Salah satu spot foto cukup tenar di Pinus Pengger yakni spot foto tangan raksasa, yang terbuat dari kayu. Saking banyaknya wisatawan yang berminat foto di sana, pokdarwis setempat membuat nomor antrean pengunjung, agar tak saling berebut.
"Dengan sistem antrean yang dibuat pokdarwis ini, dimaksudkan agar mengurangi resiko spot foto terbuat dari kayu roboh. Karena kekuatan spot foto terbatas, tak bisa menahan beban pengunjung terlalu banyak," ungkapnya.
Replika telapak tangan, menurut Purwo dimaknai simbol permohonan dan doa. Sementara gerbang kota, berarti simbol harapan kesejahteraan. "Dimaknai sebagai harapan kesejahteraan warga, mengais rezeki dari kedatangan pengunjung," ungkapnya.
![]() |
Purwo melanjutkan, destinasi wisata Pinus Pengger masuk kawasan wisata Hutan Pinus Dlingo, dibuka sejak pagi sampai tengah malam pukul 00.00. "Kalau di pagi hari, suasana sejuk dan perbukitan hijau bisa dinikmati wisatawan," tambahnya.
Seorang wisatawan asal Jakarta, Jimmy Budiman, mengaku takjub dengan spot foto unik di Pinus Pengger. Terutama replika telapak tangan raksasa, dan gerbang kota rangkaian ranting.
"Apalagi gerbang ranting bisa dimasuki pengunjung berfoto," ungkapnya.
Seorang wisatawan lainnya, Hasti Eka, menambahkan jika banyak wisatawan yang rela membuat tenda camping di lokasi kejadian. Agar jika sewaktu-waktu hujan datang, mereka tetap bisa menyaksikan keindahan alam di Pinus Pengger. (wsw/fay)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan