Mendengar kata Kota Gede, biasanya khayalan kita langsung jatuh pada kerajinan perak. Tak sedikit traveler yang membawanya sebagai oleh-oleh.
Saya pun sempat berkunjung ke salah satu pusat kerajinannya beberapa waktu lalu. Ada banyak barang perak di sana. Tentu saja, harga yang ditawarkan cukup mahal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Banyak yang bilang ini adalah oleh-oleh khas Kota Gede. Meski bukan buatan pabrik atau terhitung produk industri rumahan, kelezatan cokelat ini sudah terkenal.
Mobil saya pun perlahan berjalan ke Jalan Dalem KG III . Sebuah rumah sederhana dengan halaman tak begitu luas kini terpampang di hadapan.
Saya pun mulai menapakkan kaki masuk ke dalam rumah mungil namun terlihat apik. Di dalam rupanya sudah ada banyak orang antre seraya menunjuk-nunjuk cokelat yang ada di etalase.
Tapi bukan itu hal pertama yang menarik perhatian saya, melainkan ruangan lain di sebelah ruang jual. Tempat itu adalah pabrik cokelat.
Ya, traveler yang datang tak hanya bisa membeli cokelat, tapi juga melihat bagaimana cokelat itu dibuat. Ada ruangan khusus berdinding kaca di sana.
Di dalamnya, ada banyak rak berisi cokelat cair maupun cokelat beku. Tak ketinggalan, para koki cokelat yang sedang asyik membuat cemilan manis ini.
Puas melihat proses pembuatan Cokelat Monggo, kini saatnya belanja. Di etalase penjualan, ada banyak jenis cokelat yang bisa wisatawan pilih. Beberapa jenis cokelat tersebut seperti cokelat bar, pralines dan cokelat untuk pesanan khusus.
Soal rasa, cokelat monggo punya banyak jenis rasa yang bisa Anda cicipi, seperti aneka buah, susu, atau yang menantang rasa cabai. Dari seluruh rasa cokelat, ternyata Dark Chocolate adalah yang paling difavoritkan.
Asyiknya, harga oleh-oleh ini cukup terjangkau, yakni mulai Rp 13.000-150 ribu. Tergantung jenis cokelat. Khusus yang ratusan ribu, biasanya adalah cokelat pesanan khusus.
Selesai belanja, jangan lantas pulang begitu saja. Bubuhkan testimoni dalam buku tamu yang tersedia di rumah cokelat ini. Jangan terkejut, karena Anda akan menemukan banyak testimoni dari turis dalam dan luar negeri, seperti Arab dan Korea.
(shf/shf)
Komentar Terbanyak
Bus Pun Tak Lagi Memutar Musik di Perjalanan
Ogah Bayar Royalti Musik, PO Bus Larang Kru Putar Lagu di Jalan
Hotel di Mataram Kaget Disurati LMKN, Ditagih Royalti Musik dari TV di Kamar