Bermalam di Atas Sungai Kalimantan dengan Perahu, Mau?

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Bermalam di Atas Sungai Kalimantan dengan Perahu, Mau?

- detikTravel
Selasa, 27 Agu 2013 14:52 WIB
Mau coba menginap di klotok? (Vita/detikTravel)
Pangkalan Bun - Perahu kayu biasa jadi akomodasi mengarungi sungai. Tidak cuma itu, ada juga fungsi lain yang bisa jadi alternatif liburan. Bermalam di sungai dengan perahu kayu, seasyik apa ya kira-kira?

Dulu perahu klotok digunakan untuk membawa kayu gelondongan yang ditebang secara ilegal di hutan. Tapi kini perahu klotok 'naik tingkat', bukan lagi sebagai media yang menjembatani kegiatan ilegal tapi sebagai kendaraan pengangkut wisatawan yang akan mengunjungi Taman Nasional Tanjung Puting.

Klotok adalah perahu tradisional bermotor yang banyak digunakan di sungai-sungai di Kalimantan. Ukurannya bermacam-macam, dan ukuran inilah yang membedakan harga sewa masing-masing perahu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Namanya klotok karena dulu perahu ini berisik, bunyinya tok, tok, tok, tok," jelas Yomie Kamale, pemandu wisata yang mendampingi rombongan dalam rangka destination management organisation (DMO) Bimtek Local Working Group (LGW) bidang SDM dan Kemasyarakatan, Senin (26/8/2013).

Dulu perahu klotok menggunakan mesin diesel sehingga getaran perahu cukup tinggi. Namun kini perahu klotok sudah menggunakan mesin truk yang membuat getarannya rendah, suara lebih halus, juga lebih bertenaga.

Di perahu kotok, para wisatawan tidak hanya sekadar menjadikannya sebagai sarana transportasi, namun juga bisa menjadikannya sebagai 'kapal pesiar'. Di dalam perahu ini, wisatawan bisa makan makanan khas Indonesia yang rasanya lezat. Jika ingin mandi atau ingin buang air, disediakan toilet di perahu ini.

Jika mau istirahat sambil tidur-tiduran, perahu juga dilengkapi dengan kasur. Pemandangan hijau di kanan kiri Sungai Sekonyer pastilah akan memanjakan mata. Butuh waktu sekitar 4 jam untuk mencapai dermaga di Kumai dari muara Sungai Sekonyer.

Jika Anda memulai perjalanan sekitar pukul 15-16 waktu setempat, maka akan ada banyak hal yang bisa Anda temui di sepanjang perjalanan. Selain hijaunya hutan, Anda juga bisa melihat bekantan yang bersiap tidur, demikian pula dengan monyet ekor panjang. Saat hari telah gelap, dan perahu mulai melewati jajaran pohon nipah, Anda bisa melihat ratusan bahkan ribuan kerlip kunang-kunang yang menawan. Keren!

"Ada turis yang menyewa klotok untuk bermalam juga. Kalau sudah malam, nanti terpal diturunkan, juga dilengkapi kelambu," sambung Yomie.

Jangan lupa, jika berniat menginap atau menggunakan perahu klotok seharian, siapkan losion anti nyamuk, kacamata, dan jaket. Sebab sekitar Sungai Sekonyer terasa dingin saat hari beranjak petang. Tak hanya itu, serangga-serangga terkadang berterbangan dan masuk ke perahu saat perahu menyalakan lampu sorotnya.

Lantas berapa biayanya? "Rp 1,5-2 juta untuk perahu satu hari. Ini perjalanan dari Kumai ke Tanjung Puting PP, tidak termasuk tukang masak dan pemandu wisata," jelas Yomie.

Biaya juru masak minimal Rp 75 ribu-100 Ribu per hari. Sedangkan biaya pemandu sekitar Rp 250-350 ribu per hari. Biaya sewa perahu bisa lebih murah jika disewa dua hari atau lebih.

Di sekitar Tanjung Puting ada sekitar 55 perahu kelotok wisata dengan berbagai ukuran. Nah, umumnya high season pariwisata di kawasan ini sekitar Juni-Oktober. Sejak awal tahun hingga pertengahan tahun ini, sudah ada sekitar 6.000 wisatawan yang berkunjung.

(shf/shf)

Hide Ads