Raja Ampat di Papua Barat adalah salah satu daerah yang dilimpahi banyak sinar matahari. Hampir setiap harinya, cahaya terang matahari menemani aktivitas seluruh penduduk.
Sudah empat hari saya berada di Raja Ampat dalam rangkaian Festival Raja Ampat 2013. Selama itu, saya belum pernah berjumpa dengan hujan sama sekali. Bahkan, udara di sana cenderung panas. Matahari terasa begitu terik seolah membakar kulit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi ternyata, udara yang seperti ini tidak menyurutkan keinginan turis untuk menjelajah Raja Ampat, termasuk saya. Sejak Minggu (20/10/2013) pagi, saya telah siap untuk melaut melintasi pulau-pulau di kabupaten ini.
Satu per satu pulau saya kunjungi, mulai dari Pianemo, Kabuih hingga Yebes. Semua menawarkan keindahan tak terbantahkan.
Gugusan pulau karang mendominasi seluruh pandangan. Belum lagi air laut yang sangat bersih dan jernih. Dijamin membuat mata terbelalak dan mulut yang tak henti memuji.
Agar perjalanan lebih memuaskan, snorkeling jadi salah satu agenda wajib di sana. Hampir setengah hari saya dan rombongan habiskan dengan menikmati laut Raja Ampat.
Begitu sore tiba, kini saatnya kembali ke Waisai. Cuaca yang panas dengan matahari terik masih jadi pendamping setia perjalanan.
Sambil terus menatap ke laut lepas, saya masih asyik membayangkan keindahan alam yang baru saja disaksikan. Namun semua terhenti ketika salah seorang teman mencolek dan menghentikan lamunan.
"Lihat tuh ke langit," ujar teman bernama Timur seraya menunjuk ke langit.
Mata saya langsung terbelalak melihat yang disuguhkan langit. Meski tidak hujan, ternyata ada pelangi kecil menghiasi atap abadi Raja Ampat.
Warna-warni pelangi tampak serasi berdampingan dengan langit biru dan awan putih. Benar-benar memukau mata.
Pemandangan di hadapan semakin sempurna dengan laut yang bersih. Lengkap sudah! Kini di depan saya tersaji laut biru yang bersih, beratapkan langit biru, awan putih dan pelangi sebagai aksesoris pemanis.
Tak ada yang bisa saya ucapkan ketika itu. Terpukau, itulah hal pertama yang dirasakan. Mulut pun tak berhenti berucap syukur karena bisa melihat keindahan alam ini. Jeprat! Jepret! Tanpa ragu sedikit pun, saya langsung mengabadikan fenomena alam ini.
Bisa melihat pelangi adalah salah satu nikmat lain yang saya dapatkan di Raja Ampat. Dengan pemandangan maha dahsyat seperti ini, maka benarlah firman Tuhan, "Maka nikmat Tuhan-mu manakah yang kamu dustakan?"
(sst/sst)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!