Kawah Wurung secara administratif berada di Desa Jampit, Kecamatan Sempol, Bondowoso. Namun kawasan yang memiliki luas sekitar 100 ha ini masuk dalam pengelolaan Perhutani KPH Bondowoso.
Nama Kawah Wurung diambil lantaran kondisi geografis kawasan yang menyerupai kawah yang tidak jadi (wurung, bahasa Jawa). Konon, kawasan ini dulunya merupakan bagian dari kaldera Gunung Ijen. Hal itu bisa dilihat dari adanya hamparan lembah menganga seperti kaldera.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun rute yang lewat kebunan Jampit jalanan masih berupa jalan makadam sepanjang 18 km. Sehingga, bagi kendaraan roda empat perjalanan melalui Jampit terkesan cukup melelahkan. Meskipun sepanjang perjalanan wisatawan bisa menikmati kebun kopi dan strawberry yang dikelola perkebunan.
Sementara jika lewat Margahayu jalannya relatif cukup mudah, kendati hanya berupa jalanan tanah berpasir. Di kiri kanan jalan sepanjang 3 km juga bisa menikmati kebun kopi. Setelah melewati perkampungan milik perkebunan, kendaraan roda empat maupun roda dua bisa langsung diparkir di kaki bukit. Bahkan, untuk kendaraan roda dua bisa langsung naik hingga atas bukit pandang.
Begitu tiba di atas bukit pandang, panorama memesona langsung memanjakan mata. Betapa tidak. Sejauh mata memandang yang tampak hanyalah hamparan lembah padang sabana dan perbukitan yang menghijau bak permadani.
Tak hanya itu. Di seberang lembah sabana itu berdiri kokoh perbukitan bernama Bukit Cincin. Dinamakan Bukit Cincin karena di puncak bukit itu terdapat sebuah kubangan layaknya kaldera gunung berdiameter sekitar 100 meter yang bulat bak cincin.
Sebagian wisatawan malah menamakan kawasan perbukitan itu sebagai Bukit Teletubbies, karena mirip dengan bukit buatan yang terdapat dalam tayangan televisi yang ngetop di era 90-an tersebut. Yakni, berupa bukit halus menghijau seperti diselimuti permadani.
Belakangan, Kawah Wurung mulai dilirik untuk pengembangan olah raga paralayang dan gantole. Sejumlah pegiat olah raga dirgantara dari luar Bondowoso mulai berdatangan untuk melakukan uji coba.
Uji coba dilakukan untuk mengukur potensi angin yang ada di kawasan itu yang menggerakkan paralayang dan gantole. Termasuk untuk area pendaratan setelah puasa menikmati Kawah Wurung dari udara.
(sst/sst)
Komentar Terbanyak
Bus Pun Tak Lagi Memutar Musik di Perjalanan
Ogah Bayar Royalti Musik, PO Bus Larang Kru Putar Lagu di Jalan
Takut Bayar Royalti, PO Haryanto Ikut Larang Kru Putar Lagu di Bus