4 Piramida Milik Indonesia, Asli!

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Travel Highlight Purbakala

4 Piramida Milik Indonesia, Asli!

Wahyu Setyo Widodo - detikTravel
Kamis, 12 Mar 2015 09:49 WIB
4 Piramida Milik Indonesia, Asli!
(Rasuane Noor/d'Traveler)
Lampung Timur - Piramida sudah menjadi trademark negara Mesir. Namun jangan salah, Indonesia juga punya. Walaupun bentuknya tidak seotentik yang ada di Mesir, tapi ini asli punya Indonesia dan wajib kita jaga bersama!

Pernah dengar punden berundak? Itulah bentuk bangunan purbakala dan kuno di Indonesia yang berundak di perbukitan. Beberapa punden berundak hanya satu sisi naik ke atas bukit. Namun, ada punden berundak 4 sisi yang simetris, nah inilah piramida asli Indonesia.

Ada setidaknya 4 piramida asli Indonesia yang dibuat oleh nenek moyang kita. Mereka membuat piramida ini sebagai sarana pemujaan terhadap sang kuasa. Seperti dikumpulkan detikTravel dari berbagai sumber, Kamis (12/3/2015), Inilah 4 Piramida asli Indonesia yang wajib kita tahu:

1. Situs Purbakala Pugung Raharjo

(Rasuane Noor/d'Traveler)
Piramida pertama letaknya ada di Lampung Timur, tepatnya ada di Situs Purbakala Pugung Raharjo. Di situs inilah, bersemayam bangunan peninggalan zaman megalitikum berbentuk punden berundak 4 sisi yang simetris.

Bangunan ini bisa dibilang adalah piramidanya nenek moyang asli Indonesia. Nenek moyang kita menggunakan piramida ini sebagai sarana pemujaan akan Tuhan.

Selain piramida, di situs ini kita akan menemukan peningalan lain seperti arca, prasasti, dan altar batu, karena Pugung Raharjo ini juga merupakan kompleks situs bersejarah peninggalan zaman Hindu, Buddha dan Islam sekaligus.

Piramida berundak di Pugung Raharjo terbuat dari gundukan tanah yang kini ditanami rumput hijau yang rapi. Batu-batu pada punden berundak di Pugung Raharjo berfungsi sebagai tangga dan pembatas di sekitar piramida ini. Batu tersebut juga membagi piramida menjadi 3 bagian punden berundak, yakni bawah, tengah dan puncak.

2. Situs Lebak Sibedug

(bantenculturetourism.com)
Piramida asli Indonesia berikutnya lokasinya cukup tersembunyi, di balik rimbun pepohonan kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Lebih tepatnya ada di situs Lebak Sibedug, Kabupaten Lebak, Banten. Piramida ini bentuknya punden berundak dan berada di tengah hutan.

Untuk mencapai lokasi situs Lebak Sibedug, Anda bisa menempuh perjalanan jalur Serang - Pandeglang - Bayah, selama 4,5 jam. Lalu, dari Bayah, Anda bisa melanjutkan perjalanan ke Desa Citorek sejauh 34 Km. Dari Citorek, lanjut trekking sejauh 9 Km, sampailah Anda di situs Lebak Sibedug.
Β 
Memang, jarak yang dibutuhkan untuk mencapai situs ini sangat jauh, namun jangan jadikan itu sebagai penghalang untuk memenuhi rasa penasaran Anda. Bagaimanapun juga, situs ini patut kita lestarikan sebagai peninggalan nenek moyang bangsa Indonesia!

3. Candi Sukuh

(Dewi Kania/d'traveler)
Piramida selanjutnya ada di lereng Gunung lawu, dengan ketinggian 910 mdpl, inilah Candi Sukuh. Lokasi tepatnya ada di Dusun Sukuh, Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Siapkan fisik Anda, karena letak candi ini tersembunyi jauh dari jalan-jalan utama dan agak menanjak.

Candi ini ditemukan oleh arkeolog pada masa pemerintahan Gubernur Raffles tahun 1815. Usaha pelestarian komplek candi ini dilakukan oleh Dinas Purbakala sejak tahun 1917. Konon, candi ini didirikan pada abad ke 15 masehi semasa dengan pemerintahan Suhita, Ratu Majapahit yang memerintah pada tahun 1429-14

Candi Sukuh ini piramida asli bangsa Indonesia yang punya banyak mitos, salah satunya mitos tentang keperawanan. Konon katanya, apabila ada gadis perempuan yang melewati tangga menuju ke atas piramida, kemudian kainnya robek, berarti gadis tersebut sudah tidak perawan lagi. Berani coba?

Satu lagi misterinya adalah, Candi Sukuh bentuknya mirip dengan Piramida Aztec di Amerika Latin. Kok bisa ya? Padahal belum ada kontak dari Nusantara ke benua Amerika. Atau jangan-jangan....

4. Candi Borobudur

(Randy/detikTravel)
Situs terakhir yang punya piramida asli Indonesia, tentu saja Candi Borobudur. Candi Buddha terbesar di dunia ini merupakan warisan budaya dunia dari UNESCO.

Apakah Anda sadar bentuknya adalah piramida. Semakin ke atas, semakin sempit dan memuncak. Inilah piramida asli Indonesia!

Candi yang dibangun di Magelang pada abad ke-8 oleh Raja Samaratungga dari Dinasti Syailendra ini memiliki bentuk piramida simetris 6 tingkat dan teras melingkar 4 tingkat, tingginya total 34,5 meter. Dimulai dari teras bujur sangkar di bagian paling bawah, semakin naik semakin menyempit dengan perhitungan deret geometri yang sangat presisi sampai ke puncak dan mengundang decak kagum para arkeolog.

Bayangkan zaman dahulu belum ada kalkulator atau alat hitung apapun. Alat pertukangan pun tidak modern seperti sekarang. Sungguh nenek moyang kita jenius! Bisa membangun bangunan megastruktur seperti Candi Borobudur. Sudah sepantasnya, kita menjaganya agar tetap lestari hingga nanti.

Halaman 2 dari 5
Piramida pertama letaknya ada di Lampung Timur, tepatnya ada di Situs Purbakala Pugung Raharjo. Di situs inilah, bersemayam bangunan peninggalan zaman megalitikum berbentuk punden berundak 4 sisi yang simetris.

Bangunan ini bisa dibilang adalah piramidanya nenek moyang asli Indonesia. Nenek moyang kita menggunakan piramida ini sebagai sarana pemujaan akan Tuhan.

Selain piramida, di situs ini kita akan menemukan peningalan lain seperti arca, prasasti, dan altar batu, karena Pugung Raharjo ini juga merupakan kompleks situs bersejarah peninggalan zaman Hindu, Buddha dan Islam sekaligus.

Piramida berundak di Pugung Raharjo terbuat dari gundukan tanah yang kini ditanami rumput hijau yang rapi. Batu-batu pada punden berundak di Pugung Raharjo berfungsi sebagai tangga dan pembatas di sekitar piramida ini. Batu tersebut juga membagi piramida menjadi 3 bagian punden berundak, yakni bawah, tengah dan puncak.

Piramida asli Indonesia berikutnya lokasinya cukup tersembunyi, di balik rimbun pepohonan kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Lebih tepatnya ada di situs Lebak Sibedug, Kabupaten Lebak, Banten. Piramida ini bentuknya punden berundak dan berada di tengah hutan.

Untuk mencapai lokasi situs Lebak Sibedug, Anda bisa menempuh perjalanan jalur Serang - Pandeglang - Bayah, selama 4,5 jam. Lalu, dari Bayah, Anda bisa melanjutkan perjalanan ke Desa Citorek sejauh 34 Km. Dari Citorek, lanjut trekking sejauh 9 Km, sampailah Anda di situs Lebak Sibedug.
Β 
Memang, jarak yang dibutuhkan untuk mencapai situs ini sangat jauh, namun jangan jadikan itu sebagai penghalang untuk memenuhi rasa penasaran Anda. Bagaimanapun juga, situs ini patut kita lestarikan sebagai peninggalan nenek moyang bangsa Indonesia!

Piramida selanjutnya ada di lereng Gunung lawu, dengan ketinggian 910 mdpl, inilah Candi Sukuh. Lokasi tepatnya ada di Dusun Sukuh, Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Siapkan fisik Anda, karena letak candi ini tersembunyi jauh dari jalan-jalan utama dan agak menanjak.

Candi ini ditemukan oleh arkeolog pada masa pemerintahan Gubernur Raffles tahun 1815. Usaha pelestarian komplek candi ini dilakukan oleh Dinas Purbakala sejak tahun 1917. Konon, candi ini didirikan pada abad ke 15 masehi semasa dengan pemerintahan Suhita, Ratu Majapahit yang memerintah pada tahun 1429-14

Candi Sukuh ini piramida asli bangsa Indonesia yang punya banyak mitos, salah satunya mitos tentang keperawanan. Konon katanya, apabila ada gadis perempuan yang melewati tangga menuju ke atas piramida, kemudian kainnya robek, berarti gadis tersebut sudah tidak perawan lagi. Berani coba?

Satu lagi misterinya adalah, Candi Sukuh bentuknya mirip dengan Piramida Aztec di Amerika Latin. Kok bisa ya? Padahal belum ada kontak dari Nusantara ke benua Amerika. Atau jangan-jangan....

Situs terakhir yang punya piramida asli Indonesia, tentu saja Candi Borobudur. Candi Buddha terbesar di dunia ini merupakan warisan budaya dunia dari UNESCO.

Apakah Anda sadar bentuknya adalah piramida. Semakin ke atas, semakin sempit dan memuncak. Inilah piramida asli Indonesia!

Candi yang dibangun di Magelang pada abad ke-8 oleh Raja Samaratungga dari Dinasti Syailendra ini memiliki bentuk piramida simetris 6 tingkat dan teras melingkar 4 tingkat, tingginya total 34,5 meter. Dimulai dari teras bujur sangkar di bagian paling bawah, semakin naik semakin menyempit dengan perhitungan deret geometri yang sangat presisi sampai ke puncak dan mengundang decak kagum para arkeolog.

Bayangkan zaman dahulu belum ada kalkulator atau alat hitung apapun. Alat pertukangan pun tidak modern seperti sekarang. Sungguh nenek moyang kita jenius! Bisa membangun bangunan megastruktur seperti Candi Borobudur. Sudah sepantasnya, kita menjaganya agar tetap lestari hingga nanti.

(shf/shf)

Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Travel Highlight Purbakala
Travel Highlight Purbakala
19 Konten
Artikel Selanjutnya
Hide Ads