5 Tempat di Indonesia yang Mirip Tiongkok

Siapa yang tidak kenal mengenal Glodok di Jakarta Pusat. Selain terkenal sebagai sentra barang elektronik dengan harga miring, Glodok juga merupakan kawasan pecinannya Jakarta. Daerah Glodok memang sarat dengan unsur Tiongkok.

Kawasan pecinan yang terkenal di Glodok tentunya adalah kawasan Petak 9 yang terletak memanjang di belakang Harco Glodok. Di sana dapat dijumpai Vihara Kim Tek Ie di kompleks Dharma Bakti yang belum lama terbakar, kuliner khas Tiongkok seperti mie, hingga lampion merah.

Adapun suasana khas Tiongkok makin terasa dengan kehadiran saudara kita yang beretnis Tionghoa. Tidak sedikit kaum Tionghoa yang bermukim dan berdagang di kawasan ini. Dapat dijumpai juga berbagai pernak-pernik sembahyang yang biasa dipakai bersembahyang di vihara.

Tidak ada tempat semirip Tiongkok di Jakarta selain di Petak 9, Glodok. Datang dan buktikan sendiri suasananya.

Selain di kawasan Pecinan Glodok, suasana ala Tiongkok juga dapat ditemui di daerah Pasar Baru yang terletak tidak jauh dari Glodok. Sebagai salah satu kawasan tua di Jakarta, Pasar baru juga dipadati orang Tionghoa yang sebagian besar adalah pedagang.

Memasuki gerbang Pasar baru, masih terlihat bangunan tua peninggalan Belanda hingga rumah khas Tiongkok. Memanjang dari pintu gerbang Pasar Baru hingga kawasan Gang Kelinci, nuansa khas Tiongkoknya memang sangat terasa.

Apabila berjalan di gang-gang sempit Pasar baru, Anda juga dapat menemukan berbagai kuliner Tiongkok, seperti warung mie. Tapi tidak semuanya halal, ada baiknya Anda bertanya lebih dulu. Oh iya, Pasar Baru juga terkenal sebagai sentra elektronik dan kain dengan harga miring lho.

Tempat berikut yang kental dengan suasana Tiongkok ada di daerah Jakarta Timur, tepatnya di Anjungan Taman Budaya Tionghoa di Taman Mini Indonesia Indah atau disingkat TMII. Sebagai replika budaya Indonesia, TMII juga menyertakan budaya Tiongkok sebagai bagian dari budaya tanah air.

Dimulai dengan pembebasan lahan pada tahun 2004, hingga akhirnya dimulai pembangunan pada tahun 2006, Anjungan Taman Budaya Tionghoa menekankan budaya Indonesia yang multi etnis dan rukun beragama. Unsur Yin Yang juga melandasi pembuatannya, maka jangan heran kalau juga ada danau di sini.

Memasuki gerbang depannya saja, Anda dapat melihat sepasang pilar berlambang jantan dan betina. Terlihat juga patung Kilin, hewan mirip singa yang disebut sebagai peliharaan para Dewa. Menariknya lagi, terlihat juga 'kampung pecinan' khas Tiongkok di bagian belakang anjungan yang sengaja dibuat.

Selain itu, terdapat juga berbagai patung tokoh hingga mitos Tongkok. Beberapa seperti Konfusius sang guru besar, Sun Go Kong yang mencari kitab ke Barat, hingga Sampek Engtay yang menceritakan kisah cinta yang berakhir tragis.

Keunikan lainnya, juga dapat ditemui Museum Laksamana Cheng Ho dan Museum Hakka yang menyimpan berbagai kisah etnis Tionghoa di tanah air. Kita dapat belajar banyak soal budaya Tiongkok di Anjungan Taman Budaya Tionghoa.

Kota Wisata Cibubur di Bogor memang merupakan perumahan, tapi di dalamnya ada Kampung China yang sengaja dibuat oleh pihak pengembang sebagai replika dari Tiongkok seperti di TMII. Dari pintu masuknya yang berwarna merah dengan tulisan gerbang kemakmuran saja sudah terasa nuansa Tiongkoknya.

Selain berfungsi sebagai replika Tiongkok, Kampung China Cibubur juga merupakan tempat rekreasi keluarga, khususnya bagi penghuni perumahan Kota Wisata Cibubur. Namun, siapa pun dapat berkunjung ke sini tanpa perlu mengelaurkan biaya alias gratis.

Deretan ruko di dalamnya pun dibuat dengan unsur Tiongkok, seperti barongsai, lampion, dan tentunya warna merah yang khas Tiongkok. Anda dapat membeli baju Cheong Sam yang khas Tiongkok, sampai menikmati kuliner seperti mie dan lainnya.

Kalau ingin lebih meriah, datanglah ke Kampung China Cibubur pada saat Imlek. Biasanya terdapat berbagai event menarik, hingga Tarian Barongsai dan banyak lainnya.

Mungkin nama Kabupaten Meranti di Kepulauan Riau belum cukup terkenal, namun suasana khas Tiongkok ternyata dapat dijumpai di tempat ini. Faktanya, 30-40 persen penduduk di Selat Panjang, pusat kota Meranti, adalah dari etnis Tionghoa. Tidak heran kalau masih ditemui rumah khas Tiongkok, orang berbahasa Hokian, hingga perayaan budaya.

Seperti saat Imlek kemarin misalnya, Kabupaten Meranti punya tradisi unik perang air seperti Songkran di Thailand. Semua warga tumpah ruah ke jalanan dan saling basah-basahan. Ada yang menggunakan ember, pistol air, sampai gayung.

Uniknya lagi, peperangan dilakukan di atas becak motor layaknya ksatria berkuda. Tentu dibutuhkan ketangkasan dan akurasi yang bagus untuk dapat menembak air dari atas kendaraan. Meriah!

Selain itu, Anda juga dapat melihat Vihara Sejahtera Sakti atau Kelenteng Hoo Ann Kiong yang disebut sebagai yang tertua di Riau. Terdapat juga rumah jadul ala Tiongkok, hingga kedai kopi dan kuliner lezat. Kalau mampir ke Kepulauan Riau, cobalah ke Meranti yang kental nuansa Tiongkoknya.