Kalau pun tidak sempat berangkat besok, tidak apa-apa. Itinerary liburan 3 hari 2 malam ke Cirebon ini bisa dilakukan kapan saja. Dengan asumsi Anda berangkat dengan kereta paling pagi, ada Cirebon Express pukul 06.00 WIB dari Gambir. Pulangnya, Anda naik kereta terakhir yaitu Argo Jati pukul 18.30 WIB tujuan Gambir.
Itinerary ini adalah 2 hari di Cirebon dengan selingan day trip ke Kuningan PP. Variasi destinasinya komplit dari religi, kuliner, museum, budaya dan belanja plus menikmati suasana khas warga lokal di Cirebon. Dihimpun detikTravel, Kamis (2/4/2015) inilah rute perjalanan komplit 3 hari 2 malam Cirebon plus Kuningan:
Β
1. Hari ke-1 Pagi: Pusat Grosir Batik Trusmi
(Fitraya/detikTravel)
|
Mari tancap gas ke luar kota menuju Jl Trusmi Kulon No 148, Cirebon. Anda bisa berburu aneka batik dengan beragam ukuran dan jenis, serta harga yang bervariasi mulai dari Rp 10.000 hingga jutaan rupiah. Motif khas batik Cirebon adalah Megamendung alias motif awan.
Pusat Grosir Batik Trusmi sudah buka dari pukul 08.00 WIB. Kalau mau pengganjal perut, di samping Pusat Grosir Batik Trusmi ada foodcourt dengan makanan tradisional atau di kaki lima di sepanjang Jl Trusmi Kulon. Jangan kenyang-kenyang karena habis ini kita berwisata kuliner.
2. Hari ke-1 Siang: Empal Gentong
(Fitraya/detikTravel)
|
Amarta dan Apud bersaing adu lezat bagi para traveler. Mereka menawarkan Empal Gentong, gulai sapi khas Cirebon yang dimasak dalam gentong tembikar. Aroma dan rasanya begitu khas dalam semangkuk empal seharga Rp 15 ribu.
Variasi lainnya adalah Empal Asem dengan kuah bening dan citarasa asam dari belimbing wuluh. Ada juga sate untuk menjadi teman makan Empal Gentong. Perut kenyang, kita lanjut jalan-jalan.
3. Hari ke-1 Sore: Makam Sunan Gunung Jati
(Fitraya/detikTravel)
|
Makam Astana Gunung Jati adalah komplek pemakaman Sunan Gunung Jati dan keluarga Kesultanan Cirebon. Makam ini ramai peziarah muslim dan juga Tionghoa. Kenapa Tionghoa? Nah, ini dia uniknya. Sunan Gunung Jati memiliki istri seorang putri Tionghoa yang juga dimakamkan di sana.
Umat Tionghoa memiliki ruang doa yang bersebelahan dengan umat muslim. Melihat keharmonisan umat Tionghoa dan Muslim di Astana Gunung Jati, pasti membuat Anda terkagum-kagum.
Dari makam, jangan dulu pulang. Di belakang komplek pemakaman ada Masjid Astana Gunung Jati, tempat dulu Sunan Gunung Jati juga berdakwah. Lokasi masjid ini ada di kontur perbukitan, ini menyebabkan masjid ini memiliki lantai unik yang berundak-undak. Tempat imam berada di undakan paling tinggi.
Masjid Astana Gunung Jati memiliki sumur keramat dan ramai dikunjungi peziarah pada Jumat Kliwon. Di masjid ini pun diabadikan kalimat wasiat Sunan Gunung Jati untuk masyarakat Cirebon, "Ingsun Titip Masjid Lan Fakir Miskin". Pesan ini agar umat Islam tidak lupa dengan tanggung jawab agama dan tanggung jawab sosial.
4. Hari ke-1 Malam: Masjid At Taqwa & Jl Kartini
(Novi Kusumayanti/d'Traveler)
|
Masjid At Taqwa berada di Jl Kartini. Usai malam tiba, kanan dan kiri jalan menjelma menjadi kawasan kuliner malam dan pusat lesehan.
Anak-anak muda Cirebon banyak yang nongkrong di sini menikmati aneka makanan tradisional dan modern. Ayo ikut gabung dan menikmati makanan seperti warga lokal di Cirebon. Usai sudah petualangan di hari pertama.
5. Hari ke-2 Pagi: Tahu Kopeci Kuningan
(Fitraya/detikTravel)
|
Jangan salah, bagi banyak penggemarnya, Tahu Lamping adalah tahu yang lebih enak dari Tahu Sumedang. Nggak percaya? Datang dan buktikan sendiri di toko Tahu Kopeci, tepatnya 1 km setelah Masjid Agung Kuningan ke arah Ciamis.
Tahu Kopeci adalah favorit di antara penjual Tahu Lamping Kuningan yang lain. Harganya murah, hanya Rp 500 per tahu. Biasanya pengujung membeli Rp 20.000 untuk 40 tahu yang memang pas memenuhi keranjang anyaman. Anda bisa memborong untuk bekal ngemil ke destinasi kedua.
6. Hari ke-2 Pagi: Kolam Cibulan
(Syafaat/detikTravel)
|
Nah, di kolam renang ini terdapat satu spesies ikan mas yang disebut ikan dewa. Ikan dewa ini adalah spesies ikan mas kuno yang tetap lestari sampai hari ini. Konon ikan dewa ini juga memiliki kekuatan mistis. Jumlahnya tidak pernah lebih atau kurang dari dahulu.
Wisatawan bisa berenang, bermain dengan ikan dewa, mencoba fish spa atau melihat 7 mata air keramat di belakang kolam renangnya.
7. Hari ke-2 Siang: Museum Linggarjati
(Fitraya/detikTravel)
|
Bangunan serta perabotan di gedung ini masih asli, seperti yang digunakan dalam Perundingan Linggarjati. Sejumlah foto dokumentasi terpajang di dinding, termasuk foto perdana menteri saat itu, Sutan Sjahrir dan delegasi Belanda salah satunya Dr Van Mook yang sukses membelah-belah Indonesia dengan garis perbatasannya.
Di museum ini juga ada foto-foto Soekarno di selama perundingan Linggarjati. Ada juga poster-poster Soekarno dengan pesan yang membakar semangat persatuan, cocok untuk diingat hari ini ketika kondisi politik nasional carut marut.
8. Hari ke-2 Sore: Oleh-oleh Teh Diah
(Syafaat/d'Traveler)
|
Dalam perjalanan pulang dari Linggarjati ke Cirebon, kita singgah di Toko Oleh-oleh Teh Diah, di pinggir jalan raya Kuningan-Cirebon di daerah Cilimus. Jangan lupa beli jeruk nipis peras (Jeniper), opak dan rangginang. Bungkus!
Usai sudah tamasya di hari kedua. Jangan tidur larut malam, karena besok subuh petualangan hari ketiga sudah dimulai.
9. Hari ke-3 Subuh: Nasi Jamblang Mang Dul
(Fitraya/detikTravel)
|
Nasi Jamblang Mang Dul adalah pionir dan sejak dulu selalu buka subuh hari dan tutup menjelang tengah hari. Ayo silakan dipilih, ada sate kentang, telur, daging, tahu, tempe dan jangan lupa blakutak alias cumi yang dimasak dengan tintanya. Gurih!
Harganya bervariasi dari Rp 5.000-15.000 bergantung lauk yang Anda pesan. Usai makan, kita pun siap-siap berkeliling kota kembali atau packing dan check out sambil menunggu toko-toko buka di Pasar Pagi untuk berbelanja kembali.
10. Hari ke-3 Pagi: Pasar Pagi
(Fitraya/detikTravel)
|
Jika bukan di Pasar Pagi, kawasan di sekitarnya juga bertebaran aneka toko oleh-oleh. Jl Siliwangi di depan Pasar Pagi, Jl Sukalila Utara dan Jl Sukalila Selatan, penuh dengan aneka toko oleh-oleh. Bisa kalap belanja nih!
11. Hari ke-3 Siang: Keraton Kasepuhan & Masjid Agung
(Fitraya/detikTravel)
|
Keraton Kasepuhan punya kereta kencana bernama Singa Barong dengan ukiran yang keren, ada tengkorak buaya putih dan ada juga lukisan Prabu Siliwangi yang konon matanya bisa melirik. Sst, ada ukiran kamasutra juga lho.
Selain keraton, jangan lewatkan Masjid Agung Sang Cipta Rasa di depan Keraton Kasepuhan. Inilah masjid yang dibangun para Wali Songo di abad ke-15. Konon masjid ini dibangun hanya dalam waktu semalam lho? Pintu masuk ruang utama masjid yang sangat kecil memiliki filosofi merendahkan diri di hadapan Allah. Sungguh menarik!
12. Hari ke-3 Sore: Tamansari Sunyaragi
(Fitraya/detikTravel)
|
Tamansari adalah tempat rekreasi keluarga keraton di masa dahulu, lengkap dengan aneka gua buatan. Kita bisa menjelajah aneka sudutnya dan banyak mengambil gambar yang menarik.
Usai sudah liburan seru selama 3 hari dan 2 malam di Cirebon plus Kuningan. Barang bawaan dijamin membengkak dengan aneka kardus oleh-oleh. Tapi, hati Anda dijamin puas dengan liburan yang menyenangkan. Anda pun bisa menyambut kereta pulang pukul 18.30 WIB dengan senyuman lebar kembali ke Jakarta.
Halaman 3 dari 13
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum